Kemampuan berkolaborasi telah menjadi salah satu keterampilan yang paling dicari dalam dunia kerja. Survei oleh Association of American Colleges and Universities mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen perusahaan mencari keterampilan kolaborasi pada karyawan baru. Sayangnya, kurang dari 40 persen lulusan baru yang dianggap siap berkolaborasi dalam tim.
Struktur tim dalam perusahaan saat ini jauh berbeda dengan tim di era sepuluh tahun silam. Tim modern jauh lebih beragam, tersebar, digital, dan dinamis (dengan seringnya perubahan anggota tim). Tantangan kolaborasi dalam tim juga semakin kompleks, karena tim menjadi semakin global, virtual, dan digerakkan oleh proyek.
Keuntungan mengembangkan keterampilan kolaborasi
Tak diragukan lagi, kemampuan kolaborasi mahasiswa sangat penting dalam membangun jaringan sosial dan karir. Ini pula yang menggerakkan kampus-kampus di seluruh dunia untuk mendorong para mahasiswanya agar mengembangkan kemampuan berkolaborasi selama belajar di bangku kuliah.
Para praktisi pendidikan meyakini bahwa lingkungan di mana siswa harus bergantung satu sama lain untuk mencapai kesuksesan akan mendorong mereka untuk memperkuat soft skill penting, seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis.
Saat mahasiswa bekerja sama dalam tim, keterampilan berkolaborasi juga akan membangun kepercayaan dan persahabatan. Persaingan yang bersahabat dalam kelas dan di lingkungan bisnis dapat memacu motivasi di antara teman sebaya.
Universitas Prasetiya Mulya, misalnya, menekankan collaborative learning by enterprising, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan skills melalui kolaborasi dengan mahasiswa lain dari berbagai jurusan dan angkatan mengembangkan kewirausahaan. Kolaborasi ini bahkan bisa melibatkan alumni, industri hingga pemerintah serta menggabungkan pengetahuan bisnis dengan teknik, sains, dan teknologi.
Bisnis dari Kolaborasi dalam Prasmul
Para mahasiswa Prasmul telah melahirkan banyak program dan inisiatif dari beragam kolaborasi yang terbentuk. Berikut di antaranya:
TutorAja
Tutor Aja merupakan kolaborasi lintas jurusan dari mahasiswa S1 Business, S1 Finance and Banking, S1 Accounting yang merupakan Tutor-On-Demand Platform khusus untuk kalangan universitas. Para penggagas ide TutorAja menawarkan solusi dari masalah yang umumnya dirasakan oleh mahasiswa baru saat memasuki lingkungan kampus yang baru, yaitu kesulitan beradaptasi. Tak jarang, mahasiswa yang dibekap masalah ini mengambil jalan pintas dengan mencontek, menyerah hingga terpaksa menelan pil pahit didepak pihak universitas. Platform TutorAja menciptakan ekosistem kolaboratif antar mahasiswa dari angkatan yang berbeda sehingga mahasiswa senior dapat membantu para junior agar mampu beradaptasi dan mencapai target.
Pengembangan AI bidang medis
Menjawab tantangan perkembangan artificial intelligence, kolaborasi mahasiswa dan dosen dari Program Studi Computer Systems Engineering sedang mengembangkan sistem AI yang dapat dimanfaatkan untuk membantu tenaga medis dalam mendeteksi radang paru-paru. Proyek penelitian ini didanai oleh APNIC Foundation, lembaga internasional yang salah satu bidangnya adalah menaungi keamanan internet di Asia.
Tim Prasmul juga bekerjasama dengan mitra penelitian INSA Centre Val de Loire di Prancis. Agung dan timnya juga mengembangkan sistem machine learning yang dapat menjamin agar data yang digunakan menjaga privasi dan anonimitas informasi pribadi pasien. Tak hanya di bidang medis, Agung bersama peneliti dan mahasiswa juga mengembangkan sistem agar lembaga keuangan seperti bank dapat saling berbagi data dengan keamanan informasinya tetap terproteksi dan terjamin, memanfaatkan AI.
Tutorku
Ide mahasiswa Prasmul tak ada habisnya. Kolaborasi mahasiswa S1 Branding dan S1 Business berhasil menelurkan inisiatif Tutorku, platform bimbingan belajar efektif dan mudah dengan tutor terpilih yang memiliki minimum nilai IPK 3.6. Kelas Tutorku biasanya dibuka satu bulan sebelum ujian. Tutor dan murid pun bebas menentukan lokasi belajar, misalnya perpustakaan, ruang belajar, kos maupun kafe di dekat lingkungan kampus Prasetiya Mulya. Selanjutnya, platform ini pun berpotensi diterapkan di berbagai kampus di Indonesia.
Catika Group
Kejelian Gracia Tumakaka (S1 Branding) dan Sally Cationa (S1 Business Mathematics) membuahkan Catika Group. Kolaborasi lintas jurusan ini menyajikan fast-consumed news untuk menginspirasi, mengedukasi, serta memotivasi calon pengusaha di Indonesia. Mereka yang berada dalam fase ini memang membutuhkan dukungan besar untuk menjaga api semangat berbisnis tetap menyala. Kini Catika juga menjadi sarana agar para wirausahawan dapat terhubung dengan komunitas bernama Small Business Community yang sudah menaungi lebih dari 70 bisnis startup.
Dengan ide kolaborasi yang terus tumbuh, Prasmul juga terus melahirkan wirausaha muda yang tak pernah kehabisan energi dalam mengembangkan bisnis. Mereka juga berpeluang menciptakan kolaborasi bisnis alumni yang akan memperkuat sinergi dan membangun kekuatan bersama.