Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 atau era industri keempat. Revolusi industri 4.0 adalah transformasi yang dilakukan secara komprehensif dari seluruh aspek terkait produksi di berbagai industri yang menggabungkan teknologi digital atau internet dengan konvensional. Berdasarkan pengertian tersebut maka bisa dikatakan bahwa di era industri ini erat kaitannya dengan industri digital. Sehingga akan banyak membutuhkan anak-anak muda termasuk mahasiswa yang memiliki kemampuan di bidang teknologi dan informasi.
Salah satu jurusan yang dibutuhkan pada revolusi industri 4.0 adalah jurusan S1 Rekayasa Perangkat Lunak yang sudah tersedia di banyak kampus. Jurusan yang satu ini mampu menghasilkan para lulusan yang mempunyai pengetahuan sekaligus keterampilan di bidang teknologi digital serta menumbuhkan jiwa technopreneur yang sesuai standar sehingga mampu bersaing di masa depan.
Pada jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, mahasiswa akan belajar banyak ilmu dan salah satunya adalah UI/UX. UI atau user interface merupakan desain antarmuka atau tampilan visual dari sebuah produk yang menjadi perantara antara sistem dengan user. UI lebih fokus kepada keindahan produk mulai dari tampilan hingga elemen-elemen grafis yang ada di dalamnya sehingga memudahkan interaksi pengguna. Sedangkan UX atau user experience merupakan desain pengalaman pengguna untuk mempermudah pengguna melakukan interaksi dengan produk dalam bentuk web maupun aplikasi.
Antara UI dengan UX selalu disandingkan satu sama lainnya karena memang memiliki keterkaitan. Walaupun memiliki keterkaitan, ternyata UI dan UX juga memiliki beberapa perbedaan. Berikut ini akan dibahas dengan lengkap mengenai perbedaan UI dan UX.
Pembahasan lengkap mengenai perbedaan antara UI dan UX
- Tujuan
Tujuan dari UI yaitu menghadirkan tampilan produk menjadi lebih menarik di mata pengguna. Sedangkan tujuan dari UX adalah memberikan pengalaman terbaik sekaligus memastikan kebutuhan pengguna bisa terpenuhi. Dari tujuannya maka bisa dipastikan bahwa UI dapat mempengaruhi kesan pertama user saat melihat produk pertama kalinya. Sementara UX bisa mempengaruhi pengalaman saat dan setelah user menggunakan produk.
- Lingkup kerja
Perbedaan selanjutnya yang bisa diketahui antara UI dengan UX yaitu lingkup kerja. Seorang desainer UI memiliki tanggung jawab untuk bisa merancang tampilan interface atau antarmuka yang menarik, estetik, dan tentunya mudah digunakan. Sedangkan untuk desainer UX bertanggung jawab setiap pengguna memperoleh pengalaman yang optimal dan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan pengguna.
- Proses Desain
Kemudian juga ada perbedaan UI dan UX dari proses desain. Untuk UX yang berfokus terhadap pengalaman pengguna maka prosesnya berdasarkan riset atau penelitian dari pengguna sehingga produk yang dibuat benar-benar disukai banyak orang. Sama halnya dengan UX, merancang UI juga membutuhkan riset yang berkaitan dengan desain sehingga lebih menarik dan cocok dengan konsep yang diinginkan.
- Komponen desain
Perbedaan antara UI dengan UX berikutnya terletak pada komponen desain. UI tentu berkaitan dengan tampilan yang menarik sehingga komponen yang dibutuhkan untuk merancang UI mulai dari warna, typography, gambar, buttons, video, dan juga visual interaksi yang lain. Sedangkan UX berkaitan dengan pengalaman pengguna sehingga komponen yang diperlukan seperti fitur, navigasi, dan juga struktur desain.
- Penggunaan tools
Ada beberapa perbedaan antara keduanya termasuk dalam hal penggunaan tools. Untuk UI yang mengutamakan keindahan tampilan biasanya menggunakan tools penunjang untuk mendukung pembuatan desain interface. Tools yang biasa dipakai oleh desainer UI yaitu Adobe Illustrator, Flinto, Frames X, dan yang lainnya. Sementara desainer UI membutuhkan tools prototyping desain seperti Sketch, Figma, Axure, In Vision, dan juga yang lainnya.
- Skill
Seorang desainer UI harus mempunyai skill atau kemampuan seperti desain grafis, creative thinking, convergent thinking, hingga branding. Sedangkan desainer UX wajib memiliki kemampuan seperti riset, problem solving, critical thinking, dan juga analytical thinking.
Berbagai perbedaan di atas tentunya bukan hanya harus dipahami dengan baik oleh mahasiswa software engineering tetapi juga mahasiswa yang kuliah jurusan sistem komputer karena mempelajari ilmu yang hampir sama dan berpengaruh terhadap peluang kerja di masa depan. Bagi yang penasaran, di bawah ini akan dijelaskan berbagai peluang kerja UI/UX designer.
Berbagai peluang pekerjaan bagi desainer UI/UX
- Manajemen UX
Peluang kerja pertama untuk para desainer UI/UX adalah menjadi manajemen UX. Tugas utama dari manajemen UX adalah memimpin sebuah tim dari project yang sedang berjalan. Tanggung jawab menjadi manajemen UX mulai dari mengatur SDM, membantu perkembangan karir tim, mengatur budget, mengatur timeline, hingga melakukan evaluasi terhadap project yang sedang dikerjakan.
- Senior UI/UX Designer
Kemudian ada juga peluang kerja menjadi senior UI/UX designer yang memiliki tugas utama merancang desain UI/UX secara langsung bersama tim yang lainnya. Perbedaan senior designer dengan bagian manajemen terletak pada tugas utama. Jika senior designer terlibat langsung dalam proses pengerjaan sedangkan manajemen lebih fokus dalam memimpin sebuah tim.
- Consultant
Selanjutnya ada peluang kerja menjadi UI/UX Consultant untuk dapat membantu bisnis dari berbagai bidang untuk merancang UI/UX yang lebih baik. Pekerjaan yang harus dikerjakan consultant mulai dari melakukan riset untuk mengetahui perilaku konsumen klien, memberikan pelatihan, merekomendasikan strategi terbaik, hingga mendesain prototype website atau aplikasi.
Kisaran gaji seorang UI/UX designer
Setelah mengetahui peluang kerja di atas, tentu banyak mahasiswa yang penasaran dengan kisaran gaji UI/UX designer. Berdasarkan data dari Laporan Tren dan Gaji Pekerja Digital di Indonesia Tahun 2021, gaji untuk UI/UX designer antara 8 juta sampai 12 juta rupiah. Sedangkan untuk senior UI/UX Designer mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari 12,8 juta hingga 21 juta rupiah.
Salah satu mahasiswa yang sukses karena mempelajari UI/UX adalah Valen Meicella Ishen yang merupakan mahasiswa S1 Digital Business Technology angkatan tahun 2020 Universitas Prasetiya Mulya. Valen menyatakan bahwa dunia ini semakin digital sehingga bidang teknologi memiliki high demand hampir di semua industri. Valen juga sukses menghadirkan aplikasi bernama KAZO yang kepanjangannya adalah Kawan Skizofrenia. Aplikasi KAZO bisa membantu para pengasuh yang hidup bersama Skizofrenia sehingga mampu melacak gejala dan juga menunjukkan status pasien.
Keberhasilan yang bisa dirasakan oleh Valen tentunya tidak lepas dari dukungan kampus bisnis terbaik seperti Universitas Prasetiya Mulya. Untuk mempersiapkan generasi muda membangun eksistensi di dunia online sekaligus memasuki era revolusi industri 4.0, Universitas Prasetiya Mulya mengadakan kerjasama dengan Indosat Ooredoo Business dengan menghadirkan Future Digital Economy Lab untuk bisa menghasilkan SDM yang kreatif, modern, inovatif, dan juga berkualitas. Adanya laboratorium ini juga menegaskan bahwa Universitas Prasetiya Mulya menjadi kampus terbaik untuk anak-anak muda yang tertarik di bidang teknologi dan informasi.