Universitas Prasetiya Mulya Sambut Mahasiswa Groningen dalam Program Business Research Trip 2025

Universitas Prasetiya Mulya > News > Universitas Prasetiya Mulya Sambut Mahasiswa Groningen dalam Program Business Research Trip 2025

Senin, 21 April 2025, LPPM Universitas Prasetiya Mulya menerima kunjungan empat belas mahasiswa dari Universitas Groningen, Belanda, dalam kegiatan bertajuk Kick-Off & Prep Session Business Research Trip. Kegiatan ini berlangsung di Activity Hall, Kampus Cilandak, dan turut dihadiri oleh empat mahasiswa dari program MMR SBE dan lima mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara.

Acara ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antara dunia pendidikan dan bisnis lintas negara, serta mengenalkan budaya dan praktik bisnis di Indonesia kepada mahasiswa internasional.

Ibu Faizah Sari, Ph.D dari Program Studi Bisnis Matematika (STEM) bertindak sebagai moderator, didampingi oleh dua narasumber utama: Bapak Fathony Rahman, D.B.A selaku Wakil Rektor, serta Prof. Andreas Budihardjo, Ph.D, yang keduanya membawakan insight bertemakan Indonensia Business Culture.

Dalam sesinya, Bapak Fathony mengajak para peserta untuk sejenak melihat pada sejarah relasi antara Indonesia dan Belanda yang terjalin dengan baik. Beliau menilai bahwa untuk sesaat beberapa perusahaan asal Belanda seperti kehilangan popularitas dan dukungan dalam aktivitas bisnisnya. Ini terjadi akibat adanya dinamika yang berada di masyarakat umum secara global. Namun Bapak Fathony meyakini kesempatan untuk membangun mutual benefit akan tetap ada. Kesempatan tersebut dapat diraih dengan berbagai kerjasama antar kedua negara dalam beberapa bidang yang dinilai menjanjikan membawa keuntungan secara ekonomi dan sosial bagi Indonesia dan Belanda. Beberapa potensi kerjasama tersebut dapat diwujudkan dalam bidang maritim, agrikultur, dan industri kreatif.

Sementara itu,  insight yang disampaikan oleh Prof. Andreas adalah, para mahasiswa dari Groningen diperkenalkan perihal gambaran umum tentang budaya Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, keadilan sosial, serta konteks keberagaman di Indonesia. Secara umum, relasi bisnis di Indonesia terbangun berdasarkan rekomendasi dari perorangan atau mengutip Prof. Andreas, “melalui jalur via-via”. Beliau mengingatkan peserta bahwa dalam membangun bisnis di Indonesia, para pebisnis selayaknya mempertimbangkan faktor budaya juga. Diantaranya seperti perbedaan pemberlakuan tarif UMR yang berbeda di tiap wilayah, serta pentingnya memperhatikan status sosial rekan bisnis. 

Bapak Fathony menyambung dengan memberikan saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan dari mahasiswa Groningen yang berencana membuka bisnis di Indonesia diantaranya akan lebih mudah membina relasi dengan pelibatan institusi pendidikan yaitu dengan pelaksanaan riset. Kedepannya, hasil dan rekomendasi riset dapat dikembangkan menjadi cikal bakal bisnis.

Hal ini selaras dengan latar belakang dari diadakannya Business Research Trips ini yaitu kesempatan dalam pertukaran akademik dan memperluas ruang dialog antara dunia pendidikan, bisnis, serta kemasyarakatan. Harapannya, tercipta relasi yang saling menguntungkan dari kedua negara baik di bidang bisnis, budaya, dan akademis.