Ketatnya industri pertunjukan seni di Indonesia membuat SMARA melirik hingga akhirnya berkaca dari beberapa negara di dunia yang telah memperkenalkan seni pertunjukan baru yang inovatif, yaitu Immersive Dining. Atraksi ini merupakan kegiatan menikmati teater sambil menyantap makanan mulai dari appetizer, main course, sampai dessert.
Immersive Dining pertama di Indonesia, atau dikenal juga dengan Theatrical Appetit, telah sukses diselenggarakan pada hari Selasa (10/7) lalu di Dapur Babah Elite, Jakarta Pusat. Untuk produksi pertamanya, SMARA terinspirasi dari salah satu urban story yang ada di Indonesia, dengan mengusung judul cerita “The Agony of Princess Wu”.
Produser dari film “Bangkit!” dan “Terjebak Nostalgia“, Reza Hidayat, juga turut hadir dalam Theatrical Appetit: The Agony of Princess Wu. “Saya seneng banget diundang ke acara ini, jadi satu experience yang baru,” ujarnya. “Saya berdoa banget semoga hal-hal kayak begini bisa berlangsung terus dan banyak yang support. Terlebih lagi ini Indonesia, resource ceritanya tuh banyak banget, ada buat anak-anak, pahlawan, atau folk yang bisa dibuat experience.”
Menurut Venantius Vladimir Ivan, sutradara pertunjukkan Theatrical Appetit: The Agony of Princess Wu, ini merupakan sebuah terobosan dalam mencari bentuk baru dari seni pertunjukan. Selain itu, FM S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Hanesman Alkhair juga menimpali, “Dari kacamata akademisi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, pertunjukan ini menjadi sarana pembelajaran yang efektif. Ilmu yang diperoleh dari pengalaman langsung memberikan pembelajaran tersendiri. Dengan melibatkan berbagai pihak seperti brand dan media menjadi pembuktian bahwa teori yang didapatkan saat berkuliah harus dijaga relevansinya di dunia nyata supaya memberikan impact yang maksimal.”
Christopher Gunawan, selaku Project Manager, menambahkan, “Indonesia memiliki segudang cerita yang masih bisa disampaikan ke publik dengan berbagai pesan moral yang dapat diambil. Kami sadar, untuk dapat menceritakan kisah-kisah itu, kita harus memiliki sebuah wadah untuk berkarya. Maka dari itu kami menciptakan tempat yang unik dan menarik untuk bisa menuangkannya.”
Disini SMARA bukan hanya sekadar menampilkan pertunjukkan belaka, tetapi juga memiliki tujuan untuk membagikan nilai positif dan pesan moral kepada semua orang. Untuk pertunjukkan pertamanya ini, SMARA ingin menekankan pesan melalui salah satu ungkapan pemerannya, “Ingatlah bahwa yang terpenting dalam keluarga adalah kesetiaan dan waktu”.
Add comment