Kesuksesan seorang individu maupun perusahaan di zaman modern ini bersandar pada semangat kolaborasi. Bekerja sama dengan berbagai pihak dari beragam industri dapat memberikan pencerahan yang dibutuhkan demi mempersiapkan masyarakat menghadapi revolusi Industri 4.0. Tidak terkecuali adalah universitas-universitas yang justru merupakan sumber utama dalam mengarahkan serta menurunkan ilmu pada generasi muda.
Maka dari itu, Universitas Prasetiya Mulya membuka pintu selebar-selebarnya untuk Singapore University of Technology and Design (SUTD) dalam kunjungannya pada hari Senin (8/4) kemarin. Dalam kegiatan sharing session di kampus Universitas Prasetiya Mulya BSD, perwakilan kedua institusi mengupas tentang bagaimana peluang kerja sama dapat diinisiasi agar dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Tanggung Jawab Universitas Terhadap Generasi Muda
Menurut Prof. Kin-Leong Pey, Associate Provost for Undegraduate Studies and SUTD Academy, Industri 4.0 belum marak dibicarakan masyarakat ketika SUTD pertama berdiri. Walaupun demikian, universitas perlu terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi serta cara pandang dan pikir generasi muda agar mereka dapat menyerap ilmu dengan mudah.
“Hal yang perlu kita lakukan adalah menciptakan pembelajaran yang long-lasting untuk mahasiswa,” ia menerangkan. “Ajarkan mereka untuk think beyond.”
Seperti Prasetiya Mulya, SUTD ingin mengambil ancang-ancang terhadap impak kedatangan Industri 4.0. Lapangan pekerjaan yang diwarnai dengan robot dan mesin merupakan salah satunya, begitu juga kebutuhan skill baru dalam informasi, analisis data, Artificial Intelligence, serta 3D printing. Universitas harus bertanggung jawab dalam meluncurkan warga-warga berkompeten di bidang tersebut.
“Design is the footprint. The centerpiece is the people.”
– Prof. Kin-Leong Pey
Demi dunia modern berbasis teknologi, SUTD mengarahkan mahasiswanya untuk menciptakan produk, servis, dan sistem menggunakan design thinking serta kesadaran sosial yang tinggi. SUTD pun sudah 9 tahun berpartner dengan salah satu perguruan tinggi teknik kenamaan di dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dalam penyusunan kurikulum mereka.
Dr. Zaki S. Saldi selaku Kepala Program Studi Product Design Engineering dari fakultas School of Applied STEM Prasetiya Mulya turut menyampaikan beberapa keunggulan Prasetiya Mulya yaitu pembelajaran yang project-based di mana mahasiswa langsung dipandu untuk mendesain dan menghasilkan prototipe produk nyata.
Earhance dan CU Glasses merupakan beberapa contoh prototipe mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya yang berhasil mendapatkan award di salah satu kompetisi desain untuk mahasiswa.
Selain itu, Prasetiya Mulya pun telah menggandeng berbagai perusahaan yang bergerak di di bidang desain dan rekayasa produk untuk terus mengembangkan pendidikan di bidang tersebut melalui program magang, company visit, kuliah umum, hingga penelitian kolaboratif yang melibatkan dosen, mahasiswa, serta industri.
Tidak Berhenti di Sharing Session
Melalui kunjungan ini, kedua belah pihak mendapatkan insight bermanfaat dalam memaksimalkan serta menyempurnakan kurikulum yang terbaik untuk mahasiswa. Berikutnya, Prasetiya Mulya dan SUTD akan menindaklanjuti pertemuan tersebut dengan melakukan kolaborasi, misalnya melalui exposure program dan pertukaran pikiran mengenai kewirausahaan.
“Sesama institusi pendidikan, kita harus berkooperasi,”kata Prof. Dr. Djisman Simandjuntak, Rektor Universitas Prasetiya Mulya. “Berasosiasi bersama sekolah desain di wilayah ini merupakan hal yang krusial.”
Menurut Prof. Djisman, pertemuan ini juga perlu menghasilkan perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum agar tiap program dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan unik bagi mahasiswa didikannya. (*SDD)
Add comment