Salah satu kelemahan utama UMKM di Indonesia adalah belum memikirkan pemasaran sebagai fungsi bisnis yang sama pentingnya dengan produksi. UMKM juga belum menyadari bahwa pemasaran membutuhkan biaya. Hal ini disampaikan oleh Suhanto, Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Kementerian Perdagangan saat membuka Seminar Nasional Marketing 2014 “Kebangkitan Merek dan Produk Lokal” yang digelar program S1-Marketing Prasetiya Mulya School of Business and Economics pada hari Selasa (20/05) di Financial Hall, Graha CIMB Niaga.
Menurut Suhanto, menjelang ASEAN Economic Community, usaha di Indonesia masih belum memikirkan daya saing di ASEAN. Suhanto mengemukakan 4 kendala utama dalam memberdayakan UMKM, yakni : akses pasar, akses pemodalan, sumber daya manusia dan teknologi. Salah satu yang bisa diupayakan oleh UMKM untuk meningkatkan daya saingnya, lanjut Suhatno adalah mengembangkan merek. Merek diakuinya kini menjadi aset terpenting dari suatu entitas usaha. Merek tidaklah hanya terbatas pada logo dan nama perusahaan, melainkan suatu strategi yang perlu diterapkan pada seluruh aspek bisnis.
“Dengan merek yang kuat, konsumen mudah untuk mencari membeli dan menkonsumsi produk dari entitas usaha,” ujar Suhatno. Senada dengan Suhanto, Prof. Djoko Wintoro, Ketua Prasetiya Mulya School of Business and Economics mengatakan bahwa merek sangat penting sebagai alat persaingan dan tools untuk diferensiasi. Perusahaan besar maupun yang bentuknya UMKM harus memikirkan merek secara serius. Menurut Djoko saat ini produk dari perusahaan-perusahaan asal Asia belum banyak yang masuk dalam 100 Top Brands untuk global. “Indonesia belum ada, Cina belum ada, baru perusahaan Korea dan Jepang yang eksis,” ujarnya. Untuk membantu strategi pengembangan merek UMKM, lanjut Djoko, Prasetiya Mulya menyelenggarakan Seminar Nasional Marketing dengan tema “Kebangkitan Merek dan Produk Lokal”.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara panel Francis Wanandi, Vice Chairman PT. Anugrah Corporation (Combiphar) dengan bahasan “Sustainable Competitive Advantage and Distribution System”; Samuel E. Pranata, Marketing Director PT. Martina Berto, Tbk (Mustika Ratu) dengan bahasan “Superior Product and Local Wisdom”; Edward Mamahit, Chief of Global Marketing & Business Development, PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk (Achilles) tentang Customer Fanatism. Selain pembicara eksternal, seminar ini juga menyuguhkan gagasan dari Faculty Member Prasetiya Mulya, antara lain : Prof. Agus W. Soehadi; Dr. Rudy Handoko; Suherman Widjaja, M.Bus. Acc. Fin; Alexander Joseph Ibnu, MSA; Yudho Hartono, MM.
Djoko berharap, Kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan sebuah bisnis untuk memasarkan produknya ke dalam pasar lokal, regional, maupun internasional.
Add comment