Walaupun terdengar asing di telinga, sorgum sesungguhnya merupakan salah satu sumber biomassa terbesar di dunia. Diproduksi sebanyak 60 juta ton/tahun, batang sorgum mengandung gula yang dapat dijadikan bahan baku fermentasi untuk sumber energi terbarukan, bioethanol.
Keistimewaan sorgum tidak berhenti di situ saja. MedcoEnergi, perusahaan publik Indonesia yang bergerak di bidang energi, melihat potensi sorgum di luar biomassa. Melihat kandungan nutrisi, protein, zat besi, dan mineral potassium yang terdapat di dalamnya, sorgum ternyata juga dapat berkontribusi besar pada pangan dunia. Untuk meneliti hal ini lebih jauh lagi, Program S1 Food Business Technology (FBT) Prasetiya Mulya ikut turun tangan sebagai mitra dari MedcoEnergi.
Dari Snack Ringan Hingga Lauk Mewah
Bekerja sama sejak bulan Juni kemarin, S1 FBT dan MedcoEnergi akhirnya meluncurkan rangkaian inovasi sorgum yang telah dikembangkan bersama dalam ajang ICASTEM 2019 pada hari Kamis (31/10) lalu. Sosialisasi mengenai sorgum sekaligus menutup acara yang bertema “Innovation in STEM for Smart and Healthy Life” tersebut.
Berlangsung di The Energy Building, gedung yang juga merumahi PT Medco Energi Internasional, keragaman sorgum sebagai sumber pangan dipertunjukkan kepada peserta ICASTEM 2019. Dipimpin oleh Chef Stefu Santoso, Executive Chef Amuz Gourmet, MedcoEnergi mengkontribusikan inovasinya dengan menyajikan hidangan fine dining berbasis sorgum. Sedangkan menunjukkan variasi makanan sehari-hari, tim peneliti dari S1 FBT mengolah sorgum menjadi sereal, bubur instan, mi instan, snack ringan, bahkan memadukannya dalam Clave, produk kukis spirulina rilisan S1 FBT.
“Dengan inovasi teknologi, kami sudah menghasilkan sekitar 10 produk sorgum,” ungkap Pak Yalun Arifin, Kepala Program Studi S1 Food Business Technology Prasetiya Mulya. “Progres yang kami lakukan sudah cukup jauh. Misalnya membuat mi dengan kadar sorgum yang cukup signifikan padahal ia tidak mengandung gluten. Kemudian memutihkannya secara aman dan alami agar wujudnya serupa dengan tepung lainnya.”
Mahasiswa Terjun ke Dunia Penelitian
Secara global, 35% pemanfaatan sorgum adalah untuk sektor pangan. Namun, dengan skala kultivasi sorgum yang masih kecil, konsumsi sorgum di Indonesia pun juga rendah. Bahkan, sebagian besar masyarakat belum familier dengan tanaman serbaguna tersebut.
“Saat ini, kami masih meneliti untuk variasi produk dan kedalaman teknologi yang dapat diaplikasikan,” kata Pak Yalun. “Kedepannya, kami ingin riset produk yang bisa dipasarkan kepada masyarakat populer. Kami akan lihat kajiannya supaya mendapatkan model bisnis yang cocok untuk sorgum.”
Pak Yalun pun menambahkan bahwa sejumlah mahasiswa S1 FBT turut terlibat dalam penelitian sorgum bersama MedcoEnergi ini. Selain bantu pengembangan produk turunan menjadi makanan kemasan dengan potensi bisnis, mereka juga berpartisipasi dalam proses pengolahan nira sorgum menjadi bahan pangan.
“Tidak semua mahasiswa S1 FBT terlibat dalam proyek ini karena masih ada banyak proyek berpotensi lainnya yang dapat diikuti,” jelasnya. “Mereka secara langsung belajar cara mengembangkan produk baru dari nol. Terlebih lagi, produk ini nyata dan berkaitan langsung dengan stakeholder industri.”
Meneruskan penelitian hingga tahun 2022 mendatang, S1 FBT Prasetiya Mulya serta MedcoEnergi berharap dapat menjadikan sorgum sebagai salah satu pilihan makanan utama masyarakat Indonesia.
Pot Teraso Putih
sorgum emang terbaik sih, bagus ada penelitiannya