Dengan dimulainya tahun ajaran baru di masa pandemi, para maba (re: mahasiswa baru) Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2020 tidak dapat menginjak kampus BSD untuk hari pertama mereka sebagai mahasiswa. Padahal, orientasi maba yang disebut Prasmul Gear Up (PGU) merupakan momen penting untuk memperkenalkan kultur Prasetiya Mulya, sekaligus menciptakan angkatan yang solid dan kompak.
Untungnya, berkat kreativitas dan inovasi para kakak senior yang menjabat sebagai panitia, Prasmulyan 2020 mendapatkan pengalaman orientasi yang unik, aktif, dan memorable. So, how did they do it?
Digital Immersive Orientation
“Saya harap Prasmul Gear Up ini akan membangkitkan semangat Anda untuk belajar, tumbuh, dan bekerja sama.”
– Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak, Rektor Universitas Prasetiya Mulya
Mulai berencana sejak bulan Maret, para panitia PGU 2020 melakukan brainstorming untuk menciptakan orientasi online yang berbeda dari ajang virtual pada umumnya. Melainkan hanya bertemu dan berbincang via platform video conference, mereka ingin maba mendapatkan porsi experience yang sama persis dengan PGU offline. Dari sini, munculah konsep digital immersive orientation.
“Kami menggunakan tema ‘altitude’, dengan tagline ‘towards excellence’,” ungkap Pascalis Kevin, President of Space Operation alias Ketua Pelaksana PGU 2020. “Seperti roket yang sedang meluncur, roket tersebut harus melewati lapisan-lapisan atmosfer bumi. Ini menjadi representasi lapisan hidup yang akan dilewati mahasiswa sebelum mencapai titik tertinggi, sekaligus dorongan untuk keluar dari comfort zone.”
PGU 2020 berlangsung selama lima hari, tepatnya 19, 21, 24, 25, dan 27 Agustus. Sebagai “homebase” maba, PGU 2020 menyediakan website khusus yang dirancang secara modern, dengan visual yang eye-catching dan berkelas. Mengikuti tema, orientasi pun dilaksanakan dengan nuansa luar angkasa, di mana maba “diluncurkan” ke angkasa untuk melaksanakan berbagai macam “misi”.
Membangun Fondasi Prasmulyan
Dari tahun ke tahun, PGU menjadi tempat mahasiswa baru mempersiapkan diri untuk perkuliahan di Prasmul yang cenderung hands-on, dinamis, dan didominasi oleh teamwork. Meski berjalan secara virtual, PGU 2020 tetap sukses menjadi fondasi pembangunan semangat Prasmulyan. Misalnya melalui kegiatan scavenger hunt, para maba dituntut untuk berkolaborasi satu angkatan demi memecahkan sebuah teka-teki.
Seluruh kegiatan PGU dilakukan secara online.
“Scavenger hunt melibatkan seluruh 115 kelompok maba untuk memecahkan sebuah kode bertema outer space,” Pascal menjelaskan. “Setiap kelompok memiliki part-nya masing-masing. Kalau ada satu yang tidak bisa memecahkan problemnya, maka satu angkatan tidak bisa menyelesaikan teka-tekinya.”
“Dengan mengikuti kegiatan pgu ini saya bisa lebih bekerja di dalam tim dan mengenal lebih banyak orang dari berbagai daerah. Kakak-kakak nya juga sudah sangat baik mempersiapkan acara ini untuk kami.“
– Monica Angelica, Prasmulyan 2020
PGU 2020 juga tidak melupakan Prasmul sebagai universitas yang berorientasi pada sains, teknologi, dan kewirausahaan. Melalui kegiatan Business Metamorph, Prasmulyan 2020 ditugaskan untuk membuat proposal berisi ide bisnis nyata yang telah dikonversi menjadi digital. Tugas ini khususnya mengenalkan Prasmulyan pada kondisi industri yang tidak dapat diprediksi, serta pentingnya kemampuan adaptasi dan mengambil kesempatan.
“Tantangan terberat kami adalah menciptakan rangkaian acara yang menarik untuk maba, kami takut mereka bosen,” kata Pascal. “Tapi ternyata kami menerima banyak feedback positif dari maba, panitia, dan pihak eksternal. Bahkan, beberapa lodestar (pemandu dan mentor setiap kelompok maba) melaporkan bahwa para maba telah menjalin koneksi hebat bersama teman-teman kelompok mereka.”
Tidak Terbatas Layar
Selain scavenger hunt dan business metamorph, para maba juga melaksanakan business race dan mendapatkan tugas untuk membuat podcast yang membicarakan isu-isu terkini. Membantu pemupukan pribadi maba, PGU 2020 juga mengundang sejumlah external speakers yang membicarakan topik-topik pendukung tema altitude. Beberapa diantaranya adalah “Non-Discrimination Seminar” oleh Andy F. Noya (Jurnalis), “Elevate to Innovate” oleh Iki Sari Dewi (Director of Operation Grab Indonesia), “Technology Adoption & Communication” oleh Keenan Pearce (Founder dan Managing Director STOIK Trisula Nusantara), dan masih banyak lagi.
PGU 2020 mengundang sejumlah external speakers, masing-masing membawakan topik yang menarik dan bermanfaat.
“The event is so fun! Acaranya tidak mengecewakan sama sekali. Stigma buruk tentang orientasi online terpatahkan dan aku bangga banget dapat ikut sampai hari terakhir dengan baik.”
– Sabrina, Prasmulyan 2020
Sukses mengenalkan maba kepada ekosistem pembelajaran dan kepribadian Prasmul yang unik, PGU kali ini berhasil merobohkan batasan-batasan layar dan merancang pengalaman orientasi yang real dan “mengangkasa”. Sebagai bukti, Prasmulyan 2020 telah bertransformasi menjadi angkatan yang akrab dan kompak, walaupun berkenalan secara online. Welcome to our campus, Prasmulyan!
Add comment