Bisnis yang berbasis teknologi semakin banyak bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Fenomena ini menandakan bahwa dunia bisnis dan teknologi kini tumbuh beriringan. Universitas Prasetiya Mulya menyadari betul situasi ini dan menilai bahwa kolaborasi antara kedua bidang tersebut perlu dioptimalkan.
Sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen menghasilkan wirausahawan dan profesional muda yang adaptif dengan tuntutan tersebut, Universitas Prasetiya Mulya meluncurkan STEM Preneur Center sebagai pusat kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan pihak industri untuk mengembangkan inovasi produk yang melibatkan aneka bidang keilmuan. Lokasi STEM Preneur Center terintegrasi di dalam Collaborative STEM Laboratories, yang terletak di lingkungan kampus Edutown BSD City.
Acara peluncuran tersebut diresmikan langsung oleh Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak secara virtual pada Sabtu (19/9) melalui video conference dan disiarkan melalui kanal YouTube.
“Saya mengharapkan, dalam waktu yang tidak lama, lulusan Prasetiya Mulya dapat menjadi science-driven entrepreneur di negeri kita. Untuk itu, kita akan membangun semua infrastruktur yang diperlukan, termasuk institutional infrastructure. STEM Preneur Center adalah salah satu dari institutional infrastructure itu,” sebut Prof. Djisman dalam sambutannya.
Berbasis Kolaborasi
Kehadiran STEM Preneur Center menjadi bukti keseriusan kampus ini mewujudkan spirit Collaborative Learning by Enterprising. Pasalnya, walaupun dikelola oleh School of Applied Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), infrastruktur ini tetap menjalin kolaborasi dengan School of Business and Economics (SBE) supaya dapat bersinergi mentransformasi sains dan teknologi menjadi komoditas bisnis melalui proses penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan.
Hingga saat ini, School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya memiliki enam program studi, yakni S1 Business Mathematics, S1 Computer Systems Engineering, S1 Food Business Technology, S1 Product Design Engineering, S1 Renewable Energy Engineering, dan S1 Digital Business Technology (Software Engineering). STEM Preneur Center membuat mahasiswa dari keenam program studi tersebut semakin mudah berkolaborasi satu sama lain, bahkan melibatkan mahasiswa SBE, dosen, dan pihak industri dalam proses pengembangan inovasi bisnis.
“The purpose of our learning at Prasetiya Mulya adalah bagaimana lulusan menjadi pengguna pengetahuan yang inovatif untuk kemajuan bisnis, dan kemajuan bisnis untuk kemajuan Indonesia yang plural berdasarkan Pancasila,” ujar Prof. Djisman.
Menurut Dean School of Applied STEM Prof. Yudi Samyudia, STEM Preneur Center tidak hanya menjadi titik temu antara mahasiswa yang ingin mengembangkan keilmuan dengan mahasiswa yang ingin menjadi technopreneur, tetapi juga menghubungkan mereka dengan potential funding partners.
Di samping itu, infrastruktur ini juga berperan sebagai inkubator bisnis berbasis STEM. Menurut Prof. Yudi, pihaknya sudah menyiapkan skema pendampingan yang akan memfasilitasi mahasiswa mulai dari proses screening hingga launching bisnis.
“Sejauh ini, kami di School of Applied STEM sudah memiliki industry partners, yang terlibat dalam proses inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa STEM maupun kolaborasi dengan mahasiswa SBE,” ujar Prof. Yudi. Selain itu, pihaknya juga telah menjalin mitra dengan sejumlah institusi pendidikan tinggi internasional.
Dukungan Penuh bagi Mahasiswa
Dalam acara peluncuran STEM Preneur Center tersebut, beberapa tim mahasiswa yang sudah mengoperasikan dan mengembangkan bisnis berbasis sains dan teknologi diberi kesempatan untuk mempresentasikan inovasinya. Mereka adalah tim Leastric, Tutoraja, ModernFarm, Ramoe, dan Clave Food. Usaha rintisan mahasiswa tersebut terdiri atas bisnis lintas sektor, mulai dari energi, pendidikan, peternakan, hingga food and beverage.
Beberapa mahasiswa mempresentasikan inovasi bisnis berbasis sains dan teknologi.
Yang menjadi sorotan, seluruh bisnis tersebut digagas untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Misalnya seperti ModernFarm, sebuah aplikasi marketplace digital yang tidak hanya memudahkan transaksi jual-beli hewan ternak, tetapi juga mengedukasi mitra peternak tradisional tentang farming management dan memfasilitasi investor untuk memonitor kondisi ternak. Inovasi ini beranjak dari nihilnya standar pengelolaan ternak tradisional, keterbatasan akses penjualan karena lokasi ternak yang terpencil, minimnya wawasan peternak tradisional, hingga kurangnya akses pemantauan oleh pemodal.
Bisnis mahasiswa bergerak di berbagai bidang, mulai dari pertanian, pendidikan, F&B, hingga energi.
Perwakilan pihak perusahaan yang turut hadir dalam acara virtual tersebut merespons antusias inovasi yang diluncurkan mahasiswa. Salah satunya adalah Alibaba Cloud, yang diwakili oleh Nicolaas Tamalate selaku Business Development Manager. Sebagai mitra yang sudah sejak lama bersama dengan School of STEM Universitas Prasetiya Mulya, Nicolaas mengatakan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan penuh bagi pengembangan inovasi mahasiswa ke depannya.
“Untuk mahasiswa sendiri, kita bantu dari sisi development, mulai dari cloud server yang free hingga training dan sertifikasi,” sebut Nicolaas.
Bahkan, perusahaannya menawarkan kesempatan mengikuti Jumpstarter Program, yang memiliki sejumlah manfaat, termasuk pendanaan. “Dari sisi international exposure, network, mentoring, dan juga tentunya mendapatkan investasi untuk funding program,” sambungnya.
Selain Alibaba Cloud, mitra industri lainnya yang turut hadir dan menyampaikan materi pada kesempatan tersebut adalah PT Adaro Power, PT Bali Nang Indonesia, Oceania Robotics & Lionsbot Singapore, PT Indoaroma Kurnia Makmur, serta Direktorat IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furniture Kementerian Perindustrian RI.
Seluruh pihak terkait percaya bahwa STEM Preneur Center dapat menghasilkan lebih banyak wirausahawan muda berbasis sains dan teknologi bagi kemajuan negeri.
Add comment