Masyarakat masih memiliki ketergantungan yang besar pada sumber energi fosil. Padahal, sumber energi tersebut memerlukan waktu yang tak sebentar untuk diproduksi ulang. Bahkan, hitungannya bisa mencapai jutaan tahun lamanya. Penggunaan dalam jumlah masif dan tak terkendali dapat membuat sumber energi ini habis tak bersisa.
Kekhawatiran tersebut rupanya memacu kepedulian berbagai kelompok anak muda untuk mengampanyekan penggunaan energi terbarukan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Misalnya seperti upaya yang dilakukan Herry Arum dan Rifqi Nuril Huda melalui pendekatan yang berbeda.
Dalam webinar bertajuk “Pentingnya Peran Milenial untuk Energi Terbarukan di Indonesia” pada Jumat (23/10) melalui kanal Zoom, Herry dan Rifqi berbagi pengalaman mereka berperan aktif mewujudkan Indonesia yang lebih peka dengan ketersediaan energi di masa depan.
Jurusan Kuliah yang Mendukung
Sebagai anak muda yang menaruh perhatian pada lingkungan, menurut Herry (Mahasiswa S1 Renewable Energy Engineering Universitas Prasetiya Mulya), edukasi kepada masyarakat adalah upaya konkret yang dapat ia lakukan. Sebab, selama ini energi terbarukan sudah diidentikkan dengan sesuatu yang ruwet, mahal, dan mewah.
“Kenapa masyarakat belum mau menggunakan energi terbarukan? Karena mereka belum tahu. Jadi kita sebagai generasi muda, kita yang tahu, kita sharing lah ke setidaknya tetangga-tetangga sekitar kita,” sebut Herry.
Sebagai contoh, banyak masyarakat yang menganggap panel surya adalah barang elite. Padahal, jika dihitung-hitung, panel surya dapat memangkas biaya penggunaan listrik bulanan secara signifikan. Dengan kata lain, jika harga panel surya dibandingkan dengan manfaat yang dihasilkan, Herry menyebut akan “balik modal”.
“Kalau kita pakai panel surya, keuntungan yang didapat itu bukan cuma listrik. Juga pastinya penghematan energi. Yang biasanya bayar sekian ratus ribu, sekarang cuma bayar puluhan ribu gara-gara pakai panel surya,” lanjutnya.
Lebih jauh, Herry menyebut anak muda dapat berkontribusi mengembangkan sektor energi terbarukan melalui riset dan inovasi. Salah satu bidang yang masih dapat digali lebih lanjut adalah pembangkit listrik tenaga ombak laut. Apalagi mengingat fakta bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang sangat luas, peluang di sektor ini akan membentang luas pula.
Ketertarikan Herry dengan dunia riset dan inovasi semakin dibentuk di Universitas Prasetiya Mulya. Ia menceritakan bahwa proses belajar di kelas tak sekadar membahas teori dan rumus-rumus energi. Tiap tahunnya, Herry dan teman-teman selalu didorong untuk mengeksplorasi model atau prototipe baru untuk mengatasi berbagai persoalan masyarakat di sektor energi.
Misalnya saja di tahun pertamanya berkuliah, Herry dan tim sudah dilibatkan membuat prototipe dynamic tidal power yang mengubah pasang surut air laut menjadi energi listrik. Hasil karya mereka lalu diikutsertakan dalam pameran inovasi tahunan di kampusnya. Ia mengaku bahwa desain pembelajaran seperti ini semakin mengasah kreativitas dan kemampuan problem solving yang ia miliki.
Selain itu, mahasiswa juga difasilitasi untuk ikut aneka kompetisi, company visit, dan internship di sejumlah perusahaan energi ternama, seperti Adaro Power, Hitachi Power, dan Heksa Hidro. Semua bekal tersebut membuatnya semakin percaya diri dapat mempromosikan penggunaan energi terbarukan kepada masyarakat.
Mulai dari Sosialisasi hingga Kajian Kebijakan Publik
Dalam penyampaian materinya, Rifqi mengutip pidato Presiden Soekarno, yakni “Dunia akan bertekuk lutut kepada siapa yang punya minyak”. Menurut Rifqi, hal tersebut memang tak terbantahkan pada puluhan tahun silam. Akan tetapi, di masa kini, semua sudah berubah drastis. Menurutnya, di zaman sekarang, negara yang mampu memanfaatkan potensi energi terbarukan justru yang akan dipandang dunia.
Rifqi sendiri tergabung di Dewan Energi Mahasiswa (DEM). Sejauh ini, ia dan timnya selalu rutin melakukan kunjungan ke kampus-kampus atau desa-desa untuk mensosialisasikan kedaulatan energi bagi masyarakat. DEM juga aktif melakukan kajian-kajian dan advokasi mengenai kebijakan pemerintah di sektor energi terbarukan.
Rifqi yakin bahwa sektor ini dapat menjadi peluang usaha tersendiri bagi ranah swasta atau pun menjadi potensi bagi pemerintah daerah untuk menyejahterakan masyarakat setempat.
“Untuk pengembangan secara mandiri, energi baru dan terbarukan ini adalah new enterprise bagi masyarakat. Ataupun mungkin bisa dikelola oleh pemerintah daerah sebagai bentuk kedaulatan daerah, sehingga pendapatan daerah dapat memenuhi masyarakat daerah tersebut,” jelas Rifqi.
Dengan peluang yang legit dan menguntungkan ini, rasanya anak muda sudah harus mulai melirik sektor renewable energy sebagai peluang karier di masa depan. Diiringi dengan wawasan bisnis, anak muda dapat memetakan peluang dan kebutuhan pasar di bidang energi serta menawarkan inovasi berupa produk atau layanan yang solutif.
Add comment