Bisnis yang bagus adalah yang DIBUKA, bukan yang ditanyakan terus.
Bob Sadino
Kata-kata mutiara dari salah satu pebisnis Indonesia ini, yakni mendiang Bob Sadino, tampaknya dipegang teguh oleh Ranggaswara Prasetya, alumnus S1 Business 2008 dalam membangun usahanya sendiri. Selain itu, hambatan dan tantangan juga kerap ia jumpai. Bukannya menyerah, mantan anggota klub tenis di Prasmul ini justru memaknai segala proses tersebut sebagai sebuah pembelajaran.
Mulai Melangkah dalam Dunia Bisnis
Langkah awal bisnis Rangga dimulai dengan program inkubasi bersama perusahaan venture capital Antler. Setelah melalui dua bulan inkubasi, startup miliknya terpilih untuk memperoleh pendanaan sebanyak 60 ribu USD. Dari sana, ia merintis startup Motoran.id, sebuah marketplace untuk motor-motor bekas.
“Motoran.id waktu itu dibentuk karena proses jual-beli motor bekas nggak efisien banget, sudah begitu, ada risiko penipuan yang dihadapi pembeli ketika memilih motor bekas,” jelasnya.
Sayangnya, proses perjalanan Motoran.id tidak berlangsung lama. Sepuluh bulan setelahnya, Rangga memutuskan untuk kembali berkarier di jalur profesional, kali ini sebagai Senior Product Manager untuk Bukalapak.
Berbagai pengalaman, baik sebagai seorang yang pernah terjun dalam bisnis startup maupun profesional di perusahaan ternama, membuatnya terinspirasi untuk memulai podcast berjudul “Tentang Tujuan”. Podcast yang bisa kita dengarkan di Spotify ini punya misi untuk mendukung pendengarnya menggapai hidup yang penuh nilai, serta mewujudkan kebebasan finansial.
Jalan atau Tidak, yang Penting Praktik!
Rangga menyadari, jalan untuk mencapai titik seperti saat ini tidak mulus. Beberapa usaha yang ia dirikan sebelumnya pun sempat gagal. Namun, tidak menyerah pada keadaan, justru ia meningkatkan kompetensi dan meng-update pengetahuannya dengan mengikuti berbagai kursus secara independen.
Sekarang, pencinta otomotif ini tengah mengembangkan startup baru bernama Desty.app yang dapat menjadi solusi untuk membantu perusahaan dan unit bisnis lainnya melakukan branding dengan lebih praktis dan profesional. Dalam membangun bisnisnya itu, Rangga menceritakan bagaimana pentingnya customer validation untuk sebuah usaha, seperti dalam proses menemukan funding.
Dalam membuat startup itu kan kita mengasumsikan ada suatu masalah, nah, benar tidaknya asumsi itu ditentukan dari validasi pelanggan tadi. Kalau ada yang meleset, kita harus terus menyesuaikannya, supaya tepat tujuan.
Kepada mahasiswa yang punya mimpi membangun bisnis rintisan, Rangga menjelaskan pentingnya untuk mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah.
“Mulailah praktik bisnis secepat mungkin, karena teori dan praktek mungkin berbeda,” imbuhnya.
Belajar Profesional sejak Kuliah
Semasa kuliah, mahasiswa yang dipercaya sebagai asisten dosen untuk mata kuliah Microeconomics ini pun aktif dalam kegiatan dan organisasi kampus, salah satunya pernah menjadi chairman untuk Divisi Personal Development Student Board Universitas Prasetiya Mulya. Salah satu tugas yang dieksekusi olehnya adalah menyelenggarakan berbagai kompetisi, seminar, maupun workshop untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi mahasiswa.
Pengalaman tersebut menjadi bekal bagi Ranggaswara untuk berkiprah di dunia industri. Begitu lulus, ia langsung terjun berkarier dalam bidang bisnis teknologi. Jabatan Senior Production Manager di Gojek Indonesia pernah diembannya. Akan tetapi, setelah merasakan pembelajaran yang cukup, Ranggaswara memutuskan untuk membangun perusahaan rintisan sendiri.
“Bagi saya, ilmu di Prasmul yang paling applicable ada pada pelajaran technology–based-business. Jadi, di sana kita belajar membangun bisnis teknologi, terus diajak untuk berpikir kreatif buat menyelesaikan masalah yang ada,” ungkapnya.
“Jadi ini relevan banget di karier saya yang banyak bekerja di startup, karena startup fokusnya menyelesaikan masalah yang ada dengan menggunakan teknologi,” lanjut Rangga.
Add comment