Semua orang punya selera estetika yang berbeda, dan hal tersebut mencerminkan diri mereka masing-masing. Marcella Suwandi menggunakan passion-nya dalam bidang desain grafis untuk menyuarakan pesan-pesan tersembunyi dalam kehidupan yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat.
Ketika menguraikan bidang kerja sekitar graphic design dan image yang terbayang di kepala pastilah tidak jauh dari jadwal padat, kurang tidur, dan banyak revisi. Tambahkan itu dengan kesibukan lain, seperti kuliah yang tak kalah memeras otak. Namun Marcella Suwandi, terlepas dari statusnya sebagai mahasiswa S1 Business Mathematics di Universitas Prasetiya Mulya, melawan stigma tersebut.
Aktif Berorganisasi: Kaya Peluang & Tantangan
Punyakah hobi lama yang kamu sukai sedari kecil? Apakah kamu masih melakukannya, atau malah menemukan kegiatan lain yang lebih cocok dengan dirimu? Ternyata, semenjak TK Marcella sudah menyukai hal-hal yang berkaitan erat dengan desain, tetapi ia sempat meninggalkannya sejenak untuk fokus sekolah.
“Aku selama ini otodidak. Jadi dari TK emang udah suka gambar, sering ikut lomba juga, sampai SMP. Tapi semenjak SMA udah nggak pernah lagi,” ungkapnya, ketika mulai menceritakan kisah berjibaku dengan desain. Tidak disangka, seperti istilah ‘jodoh tak akan kemana’, ketika masuk kuliah dan memutuskan untuk aktif dalam kegiatan kampus, Marcella mendapatkan tugas yang banyak bersinggungan dengan elemen desain.
“Dari situ aku belajar-belajar sendiri, coba-coba. Yang awalnya dari pake Canva, terus lanjut maksa belajar dan cobain (Adobe) Photoshop & Illustrator.”
Kenapa mau repot-repot belajar desain, selain karena menambah skill? Ternyata, gadis asal Jakarta itu punya alasan tersendiri yang membuatnya semakin bersemangat dalam membuat desain: “Yang bikin aku tertarik buat nekunin desain itu, karena aku senang bisa membantu orang, membuat sesuatu yang matter untuk audience aku melalui karya.”
Kenalan Lagi Dengan Passion Lama Saat Pandemi
“To me, design means a way for each of us to express ourselves and create something from anything that is much larger than we are.”
Sama seperti orang-orang pada umumnya, mahasiswi angkatan 2018 ini juga berkenalan dengan hobi-hobi baru pada permulaan pandemi. Lockdown yang sempat dialami pada awal tahun 2020 lalu ternyata membawa Marcella bekerja bersama childhood passion-nya. Setelah kembali mengembangkan tangan-tangan menggambarnya lebih luas di ranah digital, desainer yang juga hobi berolahraga ini mulai lebih aktif dalam bidang desain.
“Mulanya karena pas awal-awal COVID, WFH lumayan gabut, akhirnya tekunin desain,” cerita Marcella, yang kini menjadi Visual Artist di salah satu agency terbesar di Jakarta, STOIK Trisula. “Sekalian jadi tempat untuk refreshing, biar nggak suntuk dengan kuliah. Hehe.”
The Design of Life, A Lesson For Life
“Being a graphic designer bukan berarti kerjaannya nggak mikir dan cuma gambar-gambar aja; That is much more than that. Ada salah satu project yang paling berkesan buat aku saat kerja di Trisula: artisan guesthouse di Bandung. Dari project itu aku bener-bener belajar banyak tentang kultur Bandung dan Jawa secara keseluruhan,” tegas gadis yang juga menyukai fotografi menggunakan kamera film itu.
“Bagaimana mereka (orang lokal) treat orang lain, kepercayaan mereka, banyak banget hal baik yang bisa aku terapkan di daily life juga. Dari segi visualnya aku juga belajar, gimana caranya bikin visual Jawa yang tradisional itu menjadi kontemporer dan relevan di zaman sekarang.”
Memodernkan sesuatu yang nilai tradisionalnya sangat saklek juga tidak mudah, tetapi Marcella tidak pantang menyerah dan berpegang teguh pada prinsipnya.
Add comment