“If one day you lose all your money or anything to offer, all you have is yourself and the knowledge you possess,”
Ni Pryanka Mulia .
Harta dan materi datang dan pergi, tetapi pengalaman dan kebijakan selalu tinggal. Menjadi produktif dan unggul mungkin jadi dua kata yang ingin dicapai semua orang, tetapi sesungguhnya, bagi mahasiswi S1 Business Economics 2020 ini, kedua hal tersebut bukanlah yang terutama.
Kesibukan bukan Hambatan
Bagi Pryanka, kesibukan mendorongnya untuk meraba batas zona nyaman. Perempuan visioner ini malah menganggap kesibukan sebagai sebuah tantangan, baik itu dalam hal manajemen waktu ataupun mengasah skill. Hal ini sudah terlihat jelas bahkan sebelum berkuliah. Wanita yang first language-nya adalah Bahasa Inggris ini sudah memberanikan diri untuk menyicip dunia kerja profesional melalui program magang.
Dulu sebelum mulai berkuliah, aku coba magang di satu perusahaan dan ya memang menjadi challenge tersendiri, tetapi buat aku itu nggak jadi beban, tetapi opportunity for growth.
Tidak mengenal lelah, alih-alih mengurangi tantangan, saat ini mahasiswi yang bercita-cita melanjutkan kariernya di McKinsey, BCG, atau Bain (Big 3 Consulting Firms) ini terus mengikuti kegiatan non-akademis, baik di dalam maupun luar kampus, seperti The International Consulting Club at Indonesia sebagai Director of Client Engagement, Binar Academy sebagai Corporate Strategy Intern, dan Non-Govermental Organization Gandeng Foundation.
“Karena Binar adalah startup dan everything happens so fast, the pace is something to note. Because startups like Binar have very high growth, our strategies need to align with the scalability of the company,” papar Pryanka. “Hence, aku bisa diminta bikin expansion strategy, termasuk belajar branding produk, riset market, dan bantu menentukan strategi dalam waktu 2 minggu. Setelah itu presentasi di depan CEO dan semua stakeholders.”
Baginya, kepadatan dalam laju pekerjaannya adalah ladang untuk menaikkan value secara personal dan menambah ilmu praktis selagi hidup berjalan. “The key takeaway is tackling a steep learning curve dan belajar mengkomunikasikan strategi dengan baik.”
Menjadi Mahasiswa, Corporate Strategist, dan Director of Client Engagement di Satu Waktu
Kegigihan Pryanka selalu menarik untuk dibahas, bagaimana tidak, ia mampu mencapau GPA yang konsisten tinggi, ditambah menggandeng dua pekerjaan di luar kampus.
“Di Binar tugasku merancang strategi untuk bisnis ke depan, termasuk research to identify which markets we should target, pricing and market entry strategies, dan implementation steps-nya bagaimana. Sedangkan, di ICCI karena consulting club, aku sourcing and pitching ke client, keeping a good relationship with clients, and lead or supervise consulting projects.”
Tidak dipungkiri, kalau mahasiswa dilanda kegiatan dan kesibukan lain seringkali kehilangan arah pandangan. Meskipun disibukkan dengan pekerjaan dan juga aktivitas organisasi kampus, Pryanka jarang terdistraksi dan tidak mengesampingkan kehidupan perkuliahan. Buktinya, grade point average atau GPA yang diperoleh Pryanka konsisten bernilai 4.
The main reason why I’m here is to study, not to work. So yeah when it goes to academics, I’ll put a lot of effort into that.
Awalnya, ini bukan target utama, namun hingga sekarang, prestasi itu bertahan. Lantas, bagaimana cara gadis ini survive menjalani perkuliahan dan kesehariannya? “Memang GPA yang tinggi itu very challenging, tetapi memang tantangan itu sendiri excites me, mendorong diriku untuk terus belajar dan konsisten dalam mempertahankan sesuatu,” ujar perempuan asal Jakarta tersebut.
Experience: Kerja atau Organisasi?
Sebagai mahasiswi yang sudah mencari pengalaman dengan terjun langsung dalam semua aspek, ketika ditanya untuk mencari pengalaman, lebih baik ikut organisasi atau kerja, Pryanka memberikan saran sekaligus pesan:
“It depends, apa targetnya and what are you capable of. Saran aku, kalo ingin coba working in a team or joining activities, boleh dicoba dari kepanitiaan organisasi di kampus terlebih dahulu, karena impact dan tuntutan internship lebih besar. Tapi, kalau memang mau develop your skills and professional experience, I will suggest you go for internships. It may be daunting, and you may think you are unqualified, but why don’t give it a try?” ujar mahasiswi yang sudah aktif jauh, bahkan sejak di tahun keduanya.
Jadi, yang paling penting adalah mengenali diri sendiri – entah itu dari minat, batasan, hingga kebutuhan akan apa yang perlu di-improve. Ketika sudah mendapatkan gambaran besar tersebut, saatnya maju dan mencetak pencapaian atau merealisasikan produk pikiranmu, seperti yang Pryanka lakukan. Mengutip kalimat inspiratif di akun Instagram Pryanka, “Jangan berhenti untuk menjadi perubahan yang ingin kamu lihat di masyarakat!”
Add comment