Istilah case competition pasti sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Pasalnya, kompetisi ini semakin marak diadakan dengan tema yang beragam. Beberapa waktu yang lalu, dua mahasiswa MM Prasetiya Mulya, yaitu Reinaldo Hadisurya Djoenarko dan Tiffany Julia, bersama tim menjadi wakil Indonesia dan pulang dengan gelar Top 6 Finalist di ajang APECS Private Equity Case Competition 2022. Penasaran bagaimana proses dibalik layarnya?
Berawal dari Penasaran
Jika ditanya tentang ambisi, Tiffany Julia mengaku tidak berekspektasi apapun saat mendaftarkan diri di kompetisi ini. “Baru pertama kali ikut lomba ini, awalnya penasaran dan mau coba-coba sambil cari pengalaman, jadi nggak punya ekspektasi apa-apa,” ungkapnya.
Pendapat serupa juga diakui oleh rekannya, Reinaldo Hadisurya Djoenarko, “Awalnya karena diajak Tiffany, terus tertarik buat cobain ikut lomba dan penasaran juga lomba berbau finance tingkat S2 itu gimana.”
Berbekal rasa keingintahuan tersebut, Tiffany dan Aldo membulatkan tekad untuk menjadi bagian dari kompetisi global yang diadakan oleh Singapore Management University ini. Keduanya berharap bisa memperoleh ilmu praktis dan menambah pengalaman di industri private equity setelah rangkaian lomba berakhir. Tapi kenyataannya, rasa penasaran ini terus mereka bawa saat proses pengerjaan studi kasus seperti cerita Aldo, “Karena aku nggak terlalu punya background di bidang finance, jadi aku makin penasaran dan banyak belajar dari teman-teman, supaya tahu kira-kira background operasional dan bisnis yang bisa aku support seperti apa di case ini.”
Punya Tim yang Solid
Bersama dua mahasiswa lain dari Institut Teknologi Bandung, Tiffany dan Aldo membentuk formasi tim yang baik. Saat menceritakan prosesnya sejak awal, Tiffany menjelaskan bagaimana ia dan temannya membangun kepercayaan satu sama lain untuk menemukan kandidat tim yang tepat. “Kita saling ngajak satu orang teman dengan latar belakang finance yang kuat untuk gabung. Tujuannya adalah untuk saling melengkapi,” tutur Tiffany.
Meskipun baru saling kenal, mereka mampu menjalin komunikasi dan bekerja sama dengan maksimal. Hal itu dapat dilihat dari setiap langkah yang dilalui, “Saat case dibagikan, kita semua berkumpul untuk memahami case-nya, baru setelah itu bagi tugas sesuai keinginan dan pengalaman,” Tiffany bercerita. Ia juga menambahkan, “Kita juga tanya ke beberapa teman yang sudah bekerja di industri itu atau tanya ke dosen.”
Once You Commit, Stick With It
“Kita emang udah komitmen untuk ketemu dua hari sekali buat bahas progres dan diskusi hal lainnya.”
Tiffany Julia
Komitmen memang menjadi kunci kesuksesan dari tim mereka. Dengan ini, setiap anggota mampu menunjukkan daya juang dan melakukan yang terbaik untuk tim. Bahkan, mereka menyempatkan waktu untuk bertemu dan berdiskusi setiap dua hari sekali untuk memastikan progres mereka tetap keep on track. Bisa dibilang, intensitas mereka bertemu cukup tinggi di tengah kesibukan masing-masing anggota. “Kebetulan aku dan Aldo sama-sama punya bisnis sampingan, teman-teman dari ITB juga punya kesibukan masing-masing, dan kami semua masih kuliah. Tapi, tetap sempatkan untuk bertemu dan berdiskusi,” ungkap Tiffany. Alhasil, kerja keras dan dedikasi mereka terhadap kompetisi ini, begitu pun perkembangan diri berbuah manis.
“Kuncinya sih, cari teman yang punya komitmen yang sama karena cukup intens ketemunya,” Tiffany memberikan pesan untuk teman-teman yang ingin mengikuti case competition.
Add comment