Ditanya tentang ekspektasi, Bimanindra Hartanto dan Ryzki Ramanda, hanya memiliki target untuk pergi ke Bangkok saat mengikuti SCG Bangkok Business Challenge. Takdir pun membawa mereka ke Negeri Gajah Putih, tapi dengan tambahan titel semi final. Mendengar kabar tersebut, mereka sempat mempertanyakan kembali apa yang mau dicapai dari kompetisi ini: apakah cukup dengan pergi ke Bangkok dan memperluas relasi global, atau mau berjuang untuk gelar juara. Hingga akhirnya, kedua mahasiswa MM New Ventures Innovation saat itu memutuskan untuk memberikan usaha secara totalitas di babak berikutnya. Ditambah lagi, mereka juga menjadi wakil Indonesia satu-satunya dalam ajang ini. Lalu, bagaimana persiapannya?
Latihan All Day, All Night
Berlatih secara tekun dan konsisten menjadi bukti nyata dedikasi kedua startup founders ini selama kompetisi. Setiap hari kerja, Senin sampai Jumat, mereka bertemu di salah satu ruangan di Prasetiya Mulya mulai dari jam satu siang, sampai sembilan malam. Ruangan tersebut memang disediakan khusus untuk berlatih dan berdiskusi.
Dalam setiap pertemuan, ada topik tertentu yang dibahas sampai tuntas. “Kita bahas apa yang perlu didiskusikan satu per satu, sekaligus rehearsal,” pungkas Bima. Pokok pembahasannya pun beragam, disesuaikan dengan kebutuhan pada hari itu. “Misalnya, hari ini, kita bahas tentang pitch karena mau mempersiapkan untuk 60 seconds pitch, 10 minutes pitch, dan dua kali 30 minutes pitch,” Ryzki memberi contoh. Jadi, di setiap harinya, mereka memang fokus membahas satu subjek saja.
Membahas from A to Z
Pola yang mereka gunakan dalam setiap tema pun serupa. Diawali dengan mempelajari format yang telah diberikan oleh BBC sebagai penyelenggara, dan kemudian mencari referensi dari para pemenang sebelumnya. Setelah mengumpulkan informasi yang cukup dan mencatat hal-hal krusial, kedua anak didik Pak Hendro, Faculty Member MM NVI, memulai drafting materi. “The plan is we breakdown the schedule, we look at the activities yang ada di jadwalnya, kita runthrough, baru kita buat materi sendiri sampai puas,” Bima, pemilik restoran Yoisho, menjelaskan. Di kesempatan ini, mereka membawakan startup rintisan Ryzki, Attention Indonesia, sehingga sudah mengenal betul seluk beluk bisnis tersebut.
Tapi, justru rasa puas ini juga menjadi tantangan tersendiri. “Nggak pernah merasa puas itu juga jadi tantangan, terutama untuk bagian-bagian yang sudah jadi expertise atau forte kita, kita usaha secara total,” Ryzki menjawab. Ia juga bercerita tentang kelemahannya di bidang keuangan sehingga menimbulkan banyak keraguan saat mempersiapkan semi final. “Jujur kan nggak semua hal bisa jadi keahlian kita ya, bukan forte kita, kalau dari aku especially finance itu bukan forteku, jadi banyak keraguan,” Ryzki menjelaskan.
Punya 1000 Rencana
Tak ingin melewatkan kesempatan emas ini, setiap situasi yang mungkin mereka hadapi pun juga diantisipasi secara matang. Tujuannya adalah untuk meminimalisir kekurangan dari faktor yang bisa dikontrol. “Case-nya ada banyak, bisa langsung ke final, bisa masuk ke playoff, dan ada bonus. Jadi, kita mempersiapkan semuanya dengan matang,” tutur Ryzki.
Semangat untuk menyusun strategi secara matang pun semakin berkobar melihat dukungan dari keluarga dan civitas Prasetiya Mulya. Tak lupa, Pak Kris selaku dosen pembimbing juga memberi pesan bermakna, “Apapun yang dilakukan mungkin ada kurangnya, tapi harus punya kepercayaan diri, apa yang kamu percaya, go for it, fokus aja ke kelebihannya.”
Mari kita doakan yang terbaik untuk Ryzki dan Bima di SCG Bangkok Business Challenge!
Add comment