Tanpa support system, seseorang tidak akan bisa maju menjadi diri mereka yang terbaik. Ini kisah Jennifer Sadikin, salah satu peraih Best Learning Contribution di School of Business & Economics dalam menemukan dukungan-dukungan dalam berbagai ragam, sembari mencari tempatnya dalam industri.
The Pride of Being Prasmulyan
“Being the 2nd graduating class of business economics is a proud achievement of mine,” buka Jennifer saat pertama mengobrol dengan CeritaPrasmul. Ketika ditanya apa yang membuatnya bangga, Prasmulyan angkatan 2018 tersebut menjawab, “Saya bangga bisa jadi bagian dari universitas yang berfokus mempersiapkan mahasiswa/i dengan segala macam skills krusial di dunia bisnis”.
Jawaban tersebut pun mengalir semakin dalam ketika Jennifer menceritakan kilas balik momen-momen penting perkuliahannya, mulai dari mata kuliah, magang, tugas akhir, hingga mendapatkan full-time job. Semuanya tentu tidak berjalan mulus begitu saja, karena tantangan akan selalu menghadang dan membuatmu berkembang.
“Matkul (mata kuliah) paling interesting buat aku adalah Applied Business Analytics. Kami harus menganalisis sebuah problem dari perusahaan nyata dan mencarikan solusi. Matkul ini challenging, tapi ini juga yang mengenalkanku ke banyak problem yang ada di industri dan mendorong aku untuk berpikir kritis.”
“Belajar Apa Sih, di BusEcon Prasmul?”
Namun, jika ditanya, sebetulnya apa itu S1 Business Economics? Jennifer mengingkatkan kalau program yang dipilihnya adalah program yang mencakup pengetahuan umum yang luas dan optimal, khususnya bagi orang-orang yang cara berpikirnya dimulai dari big-picture.
“Selain bisnis dasar dan teori ekonomi, di sini kami juga belajar accounting, marketing, dan campuran dari bisnis-ekonomi. Aku pun jadi punya cara pandang yang meluas dan big-picture saat berusaha memahami sebuah permasalahan.”
Tidak hanya berhenti di mata kuliah itu saja, karena di proyek akhir BusEcon, Jennifer mengaku mendapatkan banyak insight dari perspektif lokal maupun global, secara perkuliahan jurusan Business Economics dibawakan dalam bahasa pengantar bahasa Inggris.
“Final projects kami berdasarkan real-life events. Ini membantu aku banget untuk menerapkan teori-teori yang dipelajari di kelas dan bagaimana kenyataan di lapangannya. Jadinya, aku lebih memperhatikan bagaimana faktor-faktor ekonomi mikro dan makro membentuk masyarakat kita,” bagi wanita yang kini menjalani karier di New Balance tersebut.
Selain menjadi punya mindset big-picture, track record karier Jennifer juga mencerminkan sifat generalis jurusan Business Economics. Mulai dari research, marketing, hingga business development, Jennifer pernah menjalani semuanya di saat ia magang di berbagai perusahaan.
Supportive Environment Grows Extraordinary People
Jika harus menyebut satu hal yang jelas akan diingat Jennifer, hal tersebut adalah pengalamannya sebagai Material Specialist di New Balance. Di perusahaan ini, Jennifer mempunyai kewajiban untuk mengawasi persediaan bahan produksi sepatu dan menyusun strategi, serta menjalin hubungan baik dengan supplier.
“Berkat Prasmul, aku jadi percaya diri saat mengajukan lamaran kerja di sini.” Kenyataannya, ia berhasil mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan penuh-waktu pertamanya. “Semua berkat pembentukan soft and hard skills sewaktu kuliah. Aku jadi lebih percaya diri dalam public speaking dan presentasi dibanding sebelum kuliah.” papar Jennifer.
Ia juga menyebutkan bagaimana Prasmul juga mendorong para mahasiswanya untuk aktif berorganisasi, baik di dalam ataupun di luar lingkungan kampus beserta dengan fasilitas yang mereka sediakan.
But the most important skills I received from Prasmul are definitely team working and conflict resolution skills
Add comment