Bias gender di dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika masih ada. Namun, tidak ada alasan untuk perempuan tidak berada di lapangan kerja STEM. Setelah resmi mendapatkan gelar Sarjana Matematika pada Wisuda Prasetiya Mulya, 6 Desember 2022, Stephanie Elawitachya berbagi ke Ceritaprasmul.com tentang masa kuliahnya.
Why Voicing Your Existence Is Important
Tahukah kamu? Menurut AAUW, Hanya ada 28% perempuan di dalam lapangan kerja STEM. Meski keadaan sudah meningkat dan kesetaraan gender menjadi isu yang kerap diangkat, tidak sedikit stigma yang masih tertinggal di benak muda-mudi, khususnya perempuan.
Stephanie membuktikan perlunya keberadaan perempuan di dunia STEM ketika ia mendapatkan meraih AFTECH Award for Best Women in STEM Graduate. Langkah itu dimulai ketika seorang perempuan berani bersuara dan membuat gerakan, sekecil apapun.
“Awalnya aku nggak tertarik ikut panitia, sempat berpikir aneh kalau orang rajin panitia karena rasanya nggak ada benefitnya dan buang waktu,” Section Manager RevoU ini mengakui. Sampai pada akhirnya, seorang teman mengajak untuk mendaftar menjadi panitia STEM Inc. Barulah Stephanie sadar manfaat untuk tetap aktif di berbagai kegiatan.
“Kebetulan semester 1, aku struggle banget buat ngikutin kuliah dan jadi banyak dibantuin kakak kelas,” cerita sang Prasmulyan S1 Business Mathematics tersebut. “Di situ, aku jadi sadar kalau ikut panit bisa kenal banyak orang, sejak itu mau kenal banyak orang sampai ke fakultas lain, School of Business and Economics.”
Setelah menyuarakan keberadaannya, berikutnya giliran soft skills Stephanie yang diasah melalui pengalaman di berbagai kepanitiaan dan organisasi. “Ketika aku kerja, aku udah siap dan mengerti cara handle orang, ngobrol dengan banyak pihak, hingga leadership skill. Beruntung, Prasmul provide banyak banget opsi dan bidang buat mahasiswanya explore.”
Ditambah dengan prinsipnya, “Coba aja dulu”, Stephanie akhirnya memberanikan diri untuk mencoba hal baru. Menjadi Lodestar di Prasmul Gear Up atau orientasi mahasiswa baru, misalnya.
It’s Okay to Lose Your Way at Times – You Will Find It Back Eventually
Berbicara soal eksplorasi diri, Stephanie juga bercerita “krisis identitas” yang dialaminya di pertengahan kuliah S1 Business Mathematics Prasmul. Sang mahasiswi angkatan 2018 tersebut mulanya punya mimpi untuk berkarier sebagai aktuaris. Namun terkadang, hidup berjalan tidak sesuai ekspektasi.
Ketika semester 2, Stephanie diberikan kesempatan untuk kerja magang di perusahaan asuransi, namun ia merasa tidak cocok dengan aktuaria.
“Ngerasa loss, kecemplung di Business Mathematics tapi malah gak cocok,” cerita sang lulusan SMA IPEKA. Proses menemukan jati diri dan minat bakat memang berat dan tidak selalu berjalan mulus. Namun, satu hal yang harus dipercaya setiap orang, pasti ada jalan untuk menutup ketidakpastian tersebut.
Bagi Stephanie, jawaban tersebut sudah berada di depan mata, tetapi sempat tidak dilirik dulunya.
“Titik balik aku adalah ketemu materi Introduction to Data Science. Dan dari situ baru tahu kalau ada opsi selain aktuaria. Lewat mata kuliah itu, aku menemukan career path, aku mau jadi Data Analyst.” Dan seperti yang dikatakan orang-orang, cerita tinggal sejarah – berkat mata kuliah tersebut, gadis asal Tangerang itu memutuskan untuk lebih fokus ke Data Science dan menjalani kariernya di RevoU.
“Per Januari 2023, pingin coba pindah ke Data Analytics. Goals-nya dari Associate sampai jadi Lead,” tekadnya.
“Prasmul itu ibarat kompas yang mengarahkan kita ke arah yang benar ketika kehilangan arah.”
Stephanie Elawitachya
Ada satu lagi pengalaman yang membentuk Stephanie sebagai seorang wanita di dalam industri STEM: menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa School of Applied STEM Prasmul, SISO.
“Pengalaman sebagai Ketua SISO itu pengaruh banget ke karier.” “Environment di Prasmul bikin aku nggak takut untuk nyoba, opportunity-nya juga banyak. Mindset itu jadi kebawa sampai sekarang, di kerja nggak takut gagal karena udah punya percaya diri saat nyoba banyak hal di kuliah.”
Add comment