Empat tahun, apa yang kamu dapatkan? Lihat lebih dekat, karena kamu juga memiliki personal progress dan development. Untuk Elisa Amelia, salah satu personal achievement-nya ialah menjadi wisudawan yang berpredikat Best Academic in Program, dan achievement tersebut disusun oleh berbagai macam progress dan development yang lain. Apa sajakah itu? Baca lebih lanjut cerita Elisa.
Belajar Melalui Mengajar – Cerita TutorKu dan Aktivitas di Kampus
“Percaya atau tidak, aku tuh dulu pas SMA maunya belajar doang, nggak mau ikut kepanitiaan,” Elisa Amelia, Prasmulyan angkatan 2018 membuka dengan sebuah disclaimer. “Tapi pas kuliah, aku berubah jadi mau coba berbagai macam pengalaman, dengan syarat nilai aku juga tetep harus bagus,” ujar salah satu best graduate S1 Business tersebut.
Dan hal itu betul-betul diamini dan digiati oleh Elisa, yang berhasil mencapai IPK 3,97 sambil panen prestasi dari segala macam kegiatan semasa kuliah. Di tahun pertamanya, ia mengikuti kepanitiaan sembari belajar memanajemen waktu. Tidak jarang di sela-sela kegiatan kepanitiaan, ia menyelipkan sedikit demi sedikit tanggung jawab disana, seperti mengerjakan tugas atau menjawab kuis.
Itu baru permulaan, sebab di babak berikut kehidupan kampusnya, mahasiswi tersebut mulai mengikuti banyak lomba dan kegiatan eksternal seperti Bali Asian International Model United Nations (BAIMUN).
Terlepas dari menang atau kalah, Elisa menekankan sebuah prinsip yang ia pegang teguh saat menjalani kegiatan-kegiatan yang diikutinya:
Every experience is an opportunity to learn and grow.
Kalau kalah, Elisa tidak langsung menyerah dan bangkit untuk mencoba kembali.
“Contohnya, di awal masuk semester empat aku juga sempat ikut lomba pidato dan kalah. Aku bangkit lagi di awal semester lima setelah berbekal materi baru dari Prasmul, aku memberanikan diri untuk ikut lomba Business Plan Competition. Dan surprisingly, menang.”
Dari ikut perlombaan-perlombaan ini, prestasi Elisa pun menumpuk dan disematkan di laman LinkedIn-nya. Tanpa disangka, ini malah mengundang banyak kesempatan baru. “Aku sempat beberapa kali diundang untuk jadi speaker di berbagai universitas di Indonesia dan mostly, topiknya tentang business plan, business model canvas.”
Ilmu yang didapatkan oleh lulusan SMA jurusan IPA tersebut dari kelas, lapangan, dan lomba pun tidak berhenti di dirinya saja. Di awal perkuliahan, Prasmulyan yang bercita-cita ingin melanjutkan studi S2 ini sempat mengalami kesulitan beradaptasi dengan ranah sosial, khususnya di mata kuliah ekonomi akuntansi. Tanpa disangka, kejadian tersebut malah menjadi awal untuk Elisa berkarya sebagai tutor di TutorKu.
“Aku suka banget berbagi ilmu lewat mengajar, melihat mereka dari yang nggak bisa sampai bisa. Aku ikutan senang kalau ada progres dan bisa lulus,” papar gadis yang hobi travelling saat dipercayai sebagai tutor business mathematics dan statistik di TutorKu saat itu. Prasmul juga tidak melewatkan talenta semacam ini, dan Elisa pun digandeng sebagai tutor di kelas jurusan Business dan bahkan menjadi asisten riset para dosen Prasmul. “Berkat ini, aku juga dapat berbicara dengan petinggi di universitas-universitas lain, tentu menambah pengetahuan”.
Memaksimalkan Fasilitas Is A Must!
Nah, bagaimana cara panen prestasi seperti Elisa? Ceritaprasmul menggali lebih dalam taktik Elisa.
Sekalipun seseorang andal dan berkemampuan tinggi, tidak bisa dielak kalau peralatan menjadi penunjang hasil yang baik. Begitu juga dengan fasilitas pembelajaran di kampus.
“Fasilitas pendukung di Prasmul Ini sangat mendukung kegiatan belajar mengajar banget menurut aku. Dimulai dari ruang kelas dan student lounge yang nyaman, terus juga ada auditorium, dan perpus yang lengkap koleksi buku, jurnal, dan sumber lainnya,” Elisa menyebutkan tiga tempat ketika Ceritaprasmul bertanya tentang fasilitas yang paling membantunya saat berkuliah. “Nah, seringkali aku juga pakai untuk belajar tugas, tutoring, atau kerja kelompok di perpus.”
Fasilitas juga bentuknya tidak hanya berupa benda mati seperti ruangan, alat bantu, dan sumber bacaan, lho. Ada juga fasilitas berjalan–tak lain dan tak bukan: para dosen, yang menjadi katalis ilmu di lingkungan kampus. Semua orang pasti setuju dosen-dosen kaya pengalaman dan ilmu serta memerhatikan kebutuhan mahasiswanya pasti akan menjadi sarana terbaik buat mahasiswa berkembang.
“Dosennya sendiri sangat berkualitas dan juga insightful. Ditambah lagi mereka juga sangat mengapresiasi semua hal yang dilakukan oleh para mahasiswa”. Namun, dosen juga bukan menjadi satu-satunya jalur untuk mendapatkan pengetahuan. “Lalu, dengan adanya guest lecture sangat bermanfaat untuk mendapatkan point of view dari para expert di bidangnya.”
Add comment