Semarak kebahagiaan memenuhi Plenary Hall Jakarta Convention Center. Pada 6 Desember 2022, Universitas Prasetiya Mulya resmi melepas 1.404 lulusan dari jenjang Sarjana dan Magister secara luring untuk pertama kalinya di era pascapandemi. Namun tidak hanya itu–tahun ini, Prasmul juga mencetak sejarah dengan angka lulusan terbanyak, juga lulusan perdana dari program studi S1 International Business Law, S1 Product Design Engineering, dan MM in Applied Business Analytics.
“Wisuda ini merupakan wisuda yang istimewa bagi kami, karena wisuda tahun ini merupakan wisuda dengan lulusan terbanyak yang pernah kami lakukan selama ini,” buka Dekan School of Business and Economics, Fathony Rahman, DBA. Tak ayal, lulusan tahun ini pun memborong sejumlah prestasi yang membanggakan bagi diri sendiri, program studi, keluarga, alma mater, dan bahkan negara.
Masih sama dengan tahun sebelumnya, selain predikat Cum Laude, Prasmul memberikan penghargaan untuk beberapa kategori, seperti Best Academic in Program, Best of the Best Achievement, Best Learning Contribution, Best of LEAMICA, Best Contributor in Community Development, Best Women in STEM Graduate, dan STEM Graduate Award yang diberikan oleh perusahaan Dexa, Pharos, MSIG, Nutrifood, dan AFTECH.
Predikat-predikat tersebut juga ditemani oleh pencapaian-pencapaian seperti empat lulusan School of STEM yang berkolaborasi dan merintis Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang teknologi edukasi, PT Bryte Pelita Indonesia.
“Merekalah contoh nyata dari terealisasikannya visi dan misi Universitas Prasetiya Mulya yang selalu kita dengang-dengungkan: bahwa lulusan Prasmul bukan hanya mencari pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lain,” ucap Dekan School of Applied STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Prof. Yudi Samyudia, PhD seraya meminta keempat alumni tersebut berdiri.
“Bukti ini juga menunjukkan bahwa sekolah STEM Prasmul telah mulai menunjukkan hasil yang patut dibanggakan. Harapannya para lulusan STEM Prasmul akan menjadi pionir dan penggerak kemajuan masa depan Indonesia dengan ilmu dan kemahiran yang didapatkan di bidang STEM,” sambungnya.
Redefining the Business Industry Starts With Us
Berangkat dari tema perayaan ulang tahun Universitas Prasetiya Mulya yang ke-40, Embarking on Fundamental Resetting, jajaran rektorat universitas dan tenaga pendidik mengajak seluruh civitas, baik mahasiswa maupun alumni untuk merefleksikan praktik bisnis yang berkelanjutan untuk kini dan generasi ke depan. Tema ini juga tidak berjalan jauh dari Sustainable Development Goals yang dipelopori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Poin-poin utama dari sustainable development goals mencakup kesejahteraan manusia, ekonomi berkelanjutan, pendidikan dan kesetaraan, inovasi, dekarbonisasi dan energi alternatif serta perlindungan lingkungan. Dalam rangka ini, maka konsep entrepreneurship perlu ditinjau ulang untuk memastikan ketercakupan poin tersebut dalam praktik bisnis sehari-hari,” papar Fathony. “Sekolah bisnis harus mencetak para entrepreneur yang mengintegrasikan praktik pembangunan yang berkelanjutan dalam keseharian,” tegasnya.
Sebelum acara seremonial ini, Universitas Prasetiya Mulya mulai mengajak para wisudawan untuk memulai dan menyerapi langkah pertama mereka dalam kontribusi sebagai entrepreneur atau profesional yang berkelanjutan melalui acara penanaman bakau pada bulan November lalu.
Sebanyak 1.454 mangrove ditanam di area Jakarta dan Kepulauan Seribu, dimana tiap bibitnya merepresentasikan para wisudawan yang siap bertumbuh di lahan dan memberikan manfaat mereka.
Tidak terlupa, Prof. Yudi mengungkapkan salah satu item di daftar panjang proyek-proyek STEM Prasmul yang berkontribusi dalam memperbaiki sistem industri agar menjadi lebih ramah lingkungan.
“Kita sedang menyelenggarakan proyek penelitian bersifat internasional di area food waste management dengan bekerjasama dengan sejumlah universitas di Eropa”. Ia juga menegaskan pentingkan peranan sains dan teknologi dalam memajukan ekonomi dan bisnis bangsa untuk menembus ranah global.
Oleh karena itu, lulusan Prasmul telah diajarkan tentang pentingnya penguasaan science & technology dalam pembangunan dan pengembangan bisnis serta bidang keilmuannya. Hal ini tercermin dengan diterapkannya collaborative learning by enterprising yang diimplementasikan dalam bentuk proyek-proyek.
Prof. Yudi Samyudia
From Prasmulyans, to Fellow Prasmulyans
“Kita semua telah bekerja, berjuang, berkorban dan bermimpi untuk mencapai titik ini dengan gaya dan cara masing-masing. Setelah kita melangkah keluar dari auditorium ini, kita akan mulai merasakan betapa beratnya dan pahitnya hidup, apalagi jika kita memikul semuanya,” ujar Yeselia Salim, perwakilan program studi S1 International Business Law yang meraih Best Academic Achievement in Program dan Best Learning Contribution in School of Business and Economics. Sambil berefleksi pada penghujung masa pendidikan sarjananya, sang Ketua Law Student Executive Council (LEXIL) periode 2020-2021 tersebut menyebut peranan Prasmul dalam hidupnya.
Seperti sandbox, Prasmul telah menjadi saksi kita bereksperimen. Dan saya melihat Prasmul sebagai medium dimana kita bisa melakukan kesalahan sepuasnya dalam batasan yang positif.
Sebentar lagi kita akan meninggalkan sandbox ini dan setiap pilihan yang kita buat akan mempengaruhi tahap berikutnya, tahap selanjutnya, dan seterusnya.
Yeselia Salim, Wisudawati S1 International Business Law 2018
Sentimen yang sama tentang kehidupan selepas mengenyam pendidikan tinggi juga diutarakan oleh Anisatur Rokhmah, perwakilan dari program MM in Applied Business Analytics. Anis lulus dengan IPK sempurna dan juga meraih Best Academic Achievement in Program serta Best of the Best Academic Achievement. Baginya hidup memang tidak selalu mudah, tetapi itu berarti seseorang telah bertumbuh dan menjadi kuat.
“Untuk mengatasi sebuah permasalahan dan luka di dalam hidup ini, diperlukan luka dan masalah yang lebih besar lagi, yang lebih sakit lagi sehingga permasalahan sebelumnya tanpa kecil dan tidak berarti. Ternyata, dari candaan tersebut ada hikmahnya juga. Bukan masalah yang tampak lebih kecil dari sebelumnya, namun ternyata diri ini yang berkembang sedemikian rupa,” ujar wanita yang pernah menjalani gelar ganda di Institut Sepuluh Nopember Surabaya dan National Taiwan University itu.
Ia bernostalgia pada masa-masa perjuangan angkatan pertama MM ABA. Dengan latar belakang yang berbeda-beda dan pengetahuan seadanya soal analisis bisnis, tentunya banyak kesulitan yang MM ABA 01 hadapi. Berbagai macam cara pun dilakukan untuk menyesuaikan diri, dan tidak memungkiri banyak sekali kesulitan yang dihadapi oleh para Magister Manajemen tersebut. Anis melihat kembali masa-masa itu dan mengapresiasinya bersama dengan Prasmulyan program MM yang lain.
“Bagaikan pohon bambu di lima tahun pertamanya menyiapkan akar dan tidak tampak berkembang dari luar, setelahnya ia tinggi menjulang secara cepat. Teman-teman, setelah kelulusan ini, di masa mendatang ketika kita mendapat luka atau masalah dan kesulitan, selalu ingat bahwa mereka semua akan menjadi akar-akar bambu untuk Anda yang lebih hebat dan lebih tinggi. Kemajuan itu mungkin sekarang tidak tampak. Namun di masa depan kita akan melihatnya dengan sejelas-jelasnya.”
Sementara Vincentius Christopher Calvin dari S1 Business Mathematics berefleksi pada masa-masa perkuliahan online.
“Diwarnai dengan koneksi yang tidak stabil, mengikuti kuliah dengan setengah mengantuk, hingga mengikuti ujian yang sifatnya open book, tapi sulitnya bukan main. Namun tentunya ini semua telah memberikan kita skill untuk beradaptasi terhadap situasi dan bisa membiasakan diri dengan keadaan, seberat apapun itu.” ucap Calvin. Sang alumni School of STEM tersebut merupakan penerima Best Business Mathematics Graduate dari Pharos dan juga teladan dalam nilai LEAMICA Prasmul.
“Namun sungguh, (berkuliah di Prasmul adalah) empat tahun yang sangat luar biasa, empat tahun penuh pembelajaran, empat tahun kita memberanikan diri keluar dari zona nyaman agar kita mampu belajar, berproses, dan menjadi insan yang kian paripurna.”
Vincentius Christopher Calvin, Wisudawan S1 Business Mathematics 2018
Pada akhir acara, Rektor Universitas Prasetiya Mulya Profesor Djisman S. Simandjuntak mengantar seluruh wisudawan ke pintu permulaan baru dengan sepatah nasihat.
“Jadilah keluarga alma mater Prasmul yang baik.” Profesor Djisman menyampaikan pesan dan harapannya. “Junjung nilai-nilai dasar Universitas Prasetiya Mulya. Junjung nilai-nilai ilmu pengetahuan. Jadilah warga yang baik dalam profesi Anda yang menjunjung kaidah-kaidah profesi. Jadilah warga negara Republik Indonesia yang baik, yang patuh hukum dan menjunjung nilai-nilai dasar Pancasila.”
Selamat untuk wisudawan-wisudawati Prasmul 2022 – Kami mendoakan kesuksesan untuk Anda semua di masa depan!
Add comment