STIE Prasetiya Mulya mewisuda 295 sarjana untuk program S1 Prasetiya Mulya dan 213 master untuk program Magister Manajemen Prasetiya Mulya pada hari Selasa (09/12) di Jakarta Convention Center. Wisudawan tahun ini menambah jumlah data alumni Prasetiya Mulya menjadi 5223 alumni semenjak menggelar program gelar pada tahun 1982.
Dalam sambutannya, Prof. Djoko Wintoro selaku Ketua STIE Prasetiya Mulya
menganggap penting kegiatan wisuda sebagai peristiwa besar yang secara teratur dilaksanakan oleh STIE Prasetiya Mulya.
“Ini adalah peristiwa besar dalam memenuhi komitmen terhadap penjaminan mutu penyelenggaraan proses perkuliahan di program MM & Sarjana dan janji penjaminan penyediaan “talent” dan “wirausaha baru” yang sangat penting bagi kemajuan dunia bisnis sekarang dan masa depan,” ujar guru besar keuangan Prasetiya Mulya ini.
Djoko juga membeberkan prestasi-prestasi institusi dalam setahun terakhir berupa program internasionalisasi STIE Prasetiya Mulya, prestasi mahasiswa dalam kompetisi, rintisan kerjasama dengan perusahaan, pengembangan fakulti dan staf, penyelenggaraan pelatihan UKM beserta kegiatan lainnya di bidang bisnis dan alumni. Data peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa baru, mahasiswa aktif, jumlah peserta non-gelar, dan beasiswa bagi mahasiswa ekonomi lemah juga dibahas oleh Prof. Djoko.
Jusuf Wanandi, Ketua Board of Advisor Yayasan Prasetiya Mulya juga ikut memberikan bekal kepada wisudawan. Jusuf menantang kepada wisudawan untuk dapat menjadi bagian dari momentum besar di mana negara Indonesia akan melewati masa transisi yang sulit menuju status negara berpendapatan tinggi dan peradaban yang timbul karenanya. Jusuf juga mengingatkan bahwa wisudawan dapat belajar dari pesan revolusi mental yang dikemukakan Presiden Jokowi untuk dapat memberi progresi pada negara ini.
Bermaksud untuk memberikan lansekap bisnis baru bagi para wisudawan, Prasetiya Mulya mendatangkan pengusaha perikanan yang sukses menembus pasar ekspor, Ir. Mohammad Nadjikh sebagai pembicara wisuda. Sebagai CEO Kelola Mina Laut (KML) Food, Nadjikh banyak berbicara soal keunggulan potensi laut Indonesia dan pengalamannya berbisnis di dunia perikanan sejak tahun 1994.
Menurut Nadjikh, dengan luas perairan mencapai 5,8 juta kilometer persegi dan garis pantai sepanjang 91.181 kilometer, ada prospek cerah dalam pengembangan bisnis perikanan dan kelautan. Untuk mengelolanya, lanjut Nadjikh, dibutuhkan suatu grand strategy yang melibatkan pihak pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Nadjikh berusaha membangkitkan minat wisudawan untuk menjadi pengusaha perikanan, bukan pedagang perikanan yang asal tangkap dan jual. Lebih lanjut, Nadjikh menuturkan bahwa mental “pedagang” ini rata-rata dimiliki banyak nelayan di Indonesia. Akibatnya, nelayan tidak berkembang dan masyarakat pun menganggap bahwa profesi nelayan tidak menjanjikan.
Sebaliknya, menurut Nadjikh, kita harus berpikir secara industri. Artinya, orang yang berbisnis ikan harus memikirkan tidak hanya profit, tetapi juga bagaimana cara memberdayakan masyarakat.
“Saya ingin melihat anak muda sekarang bangga naik di atas kapal dan berlayar di lautan sebagai nelayan dan pengusaha perikanan, ” pesan Nadjikh.
Add comment