Bagi Prasmulyans, business projects yang mendorong mereka untuk langsung terjun di lapangan mungkin sudah menjadi makanan keseharian. Namun pada hari Kamis (9/2) lalu, antusiasme untuk menyambut sebuah business project yang berbeda menyelimuti lapangan Lobby 2 Prasetiya Mulya Kampus BSD.
Setiap menginjak semester kelima, Prasmul memberangkatkan mahasiswa/i-nya menuju ke salah satu business project terbesar yang akan menjadi memori termanis Prasmulyan. Di Community Development, semua orang akan meninggalkan hiruk pikuk kota sejenak dan fokus pada bisnis kecil. Seperti getaway singkat, tapi dengan purpose yang hebat.
Community Development, atau akrab disingkat menjadi Comdev merupakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memiliki esensi menumbuhkan jiwa social entrepreneur. Comdev sendiri bertujuan mengembangkan kapasitas dan kesejahteraan kewirausahaan masyarakat desa. Tahun ini, ada 900 lebih Pejuang Comdev dari School of Business and Economics, yang terbagi kedalam 119 kelompok dan ditugaskan ke 8 kecamatan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Kalau di tahun-tahun sebelumnya Comdev dilakukan secara online, kali ini hybrid. Pendampingan intensif atau live-in dilakukan selama 20 hari mulai dari tanggal 9-28 Februari, sementara monitoring dan evaluasi secara daring dilaksanakan dari Maret hingga Juli 2023.
Builder vs Non-Builder. Apa Bedanya, Sih?
Barangkali, ketika pertama kali diceritakan soal Comdev oleh kakak tingkat atau Faculty Member, Prasmulyan akan sering mendengar istilah builder dan non-builder. Sebenarnya, itu apa sih?
Istilah-istilah tersebut merupakan role alias range tugas Prasmulyan selama menjalani Comdev.
Nah, coba bayangkan konsep “mikroekonomi”. Singkat kata, builder adalah yang mengusahakan perbaikan dan peningkatan mutu UMKM mitra Comdev. Sedangkan non-builder punya tanggung jawab yang lebih dekat ke “makroekonomi”. Mereka berperan dalam melakukan peningkatan mutu dari level desa, industri lokal, hingga bertanggung-jawab dalam pengadaan acara Saung Rahayat 2023.
Manapun role yang nantinya kamu dapatkan, tanggung jawabnya tetap sama di program sosial. Tugasnya pun bermacam-macam, mulai dari berpartisipasi pada Sistem Keamanan Keliling (Siskamling) di desa sekitar, hingga mengadakan acara donor darah bersama dengan Palang Merah Indonesia.
Ada juga kelompok yang melakukan webinar dengan para Faculty Member maupun expert sebagai pembicara di desa masing-masing dalam sosialisasi kewirausahaan. Tidak hanya itu, Pejuang Comdev juga melakukan membantu penduduk lokal untuk membimbing mereka dalam upgrade kehidupan yang mulai terintegrasi dunia digital.
House of the People … alias Saung Rahayat
Mengangkat kebanggaan identitas Jawa Barat, acara puncak yang memiliki arti “Rumah Rakyat” ini diadakan pada hari Minggu (26/2). Saung Rahayat 2023 dihadiri pengunjung yang terdiri dari mahasiswa, mitra, masyarakat, hingga pejabat daerah, berhasil meramaikan acara terakhir pada program live-in ini.
Diawali dengan arak-arakan para builder dari Taman Kota menuju Taman Pandapa, seluruh pejuang Comdev dan mitra Comdev disambut oleh Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dijsman S. Simandjuntak dan Bupati Kuningan, H. Acep Purnama.
Tentu saja acaranya tidak berakhir di sana. Di rumah rakyat, Pejuang Comdev menunjukkan hasil kerja keras mereka dan 110 mitra UMKM melalui showcase bisnis. Agar makin meriah, Saung Rahayat juga diwarnai musik, tari, dan games. Mulai dari pentas kesenian daerah seperti tarian, band, games, hingga menari dangdut bersama Rizzy Bintang Pantura yang juga jadi MC di acara tersebut. Pantang pulang sebelum senang-senang!
Kata Mereka, Comdev itu …
Bupati Kuningan, Acep Purnama, menyampaikan terima kasihnya kepada para Pejuang Comdev 2023 atas usaha yang diberikan selama live-in. “Berkat Comdev ini terasa sekali terbangunnya keakraban, kebersamaan, penerapan teori yang baik dengan mencari pengalaman di lapangan. Ini adalah perpaduan yang luar biasa,” tuturnya saat diwawancara oleh tim Prasmul.
Tidak sedikit juga yang menginginkan program Comdev untuk tetap lanjut di masa depan. “Semoga Comdev ini bisa terus lanjut, karena bisa mendongkrak UKM Kuningan untuk bisa lebih maju dan lebih baik lagi,” sebut bapak Dadi, selaku Lurah Kuningan.
Kesan mitra pun juga tak kalah penting. Sebagai stakeholder yang paling merasakan efeknya, tentu program Comdev bisa menjadi secercah harapan untuk meningkatkan mutu usaha mereka. “Terima kasih Prasmul. Gembira sekali, banyak ilmu yang saya dapat untuk perkembangan usaha bisnis kami. Betul memang, Comdev is fun!” sebut Umi Etik, pemilik usaha DM Tea.
Namun, yang benar-benar diuji dan merasakan pengalaman, adalah para pejuang comdev itu sendiri yang merupakan mahasiswa Prasmul. Glen, selaku PIC Fasil Comdev, memiliki pandangan sendiri mengenai program ini.
“Yang paling penting kolaborasi sih. Kan beda jurusan, disertai juga dengan kolaborasi dengan mitra, pemerintah, dan stakeholder lainnya. Nah, untuk mahasiswa sendiri, kolaborasi seperti ini bisa dijadikan peluang bagi mahasiswa kalau mau membuka bisnisnya,” ucap Glen.
Dan tentunya, di sini Comdev juga memberikan pengalaman personal dan profesional yang berkesan bagi para mahasiswa. Jarang-jarang bukan, business project yang tidak ke gedung pencakar langit atau kota besar?
“Seru banget dan ini pengalaman baru aku di sini. Apalagi dengan menghadapi challenging situation yaitu harus bertahan di lingkungan yang baru,” tutur Gideon.
Ada juga yang merasakan keakraban yang mendalam setelah 20 hari tinggal dan bekerja bersama. “Paling berkesan itu di kerjasamanya. Jadi lebih dekat dengan kelompok maupun mitra, lebih belajar dan mendapat pengalaman tersendiri yang unik,” ujar Rogerio.
Acara pendampingan intensif memang sudah selesai, tapi rangkaian comdev masih berlanjut hingga pertengahan tahun. Good luck para pejuang Comdev dan semua stakeholder. Jadikan Community Development 2023 penyemangat pilar sosial dalam berbisnismu kelak!
Add comment