Senantiasa haus akan ilmu membawa Indriyanti mencicipi berbagai profesi di bidang operasional. Perjalanannya tersebut berawal dari keputusan menjajal jurusan hotel management, meskipun tak memiliki ketertarikan yang besar. Lalu, bagaimana ia berproses pada setiap langkahnya?
Belajar di Setiap Anak Tangga
Semasa kuliah di bidang perhotelan, ia dipercaya untuk melakukan on the job training selama setahun di Grand Aston Bali Beach Resort. Pengalaman tersebut menjadi gerbang Indri menuju petualangan berikutnya. “Waktu on the job training di hotel, lumayan merasa tertarik buat terus berkarier di perhotelan, tapi rasanya masih terlalu umum, jadi maunya mengerucut ke restoran,” Indri bercerita.
Restoran menjadi pilihan yang tepat untuk penjual nasi tumpeng ini. Selain bisa menyalurkan hobi memasaknya, ia pun dapat memperkaya ilmu berkat ‘PR’ teranyar, “Tanggung jawab baru (Branch Manager) berarti tantangan baru buat belajar people management dan stock management.”
Setelah merasa ilmunya cukup, Indri pun melompat lebih jauh dengan menjabat sebagai Cinema Operation Manager di CGV Indonesia. Kala itu, perbedaan cukup signifikan juga dialami olehnya, “Di CGV itu lebih complicated karena departemennya banyak, targetnya tinggi, harus mikir gimana cara mengelola food and beverage, dan masih ada bagian sales dan ticketing juga yang harus dikelola,” Indri perjelas.
Karena performanya yang memuaskan, ia mendapat tawaran untuk mengemban tugas sebagai Station Section Head di PT MRT Jakarta. Berbeda dengan berbagai titel terdahulunya, disini ada nyawa manusia yang harus ia perhitungkan. Lagi dan lagi, ia harus banyak belajar hal berbau teknik, keamanan dan keselamatan.
Technical Skills Penunjang Karier
Pada sesi wawancara dengan Ceritaprasmul, Indri juga bernarasi tentang kemampuan teknikal yang meningkatkan value dirinya. Poin pertama yang dipaparkan adalah kemampuan mengatur stok atau stock management. Ketika berbicara tentang operasional, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari faktor tersebut, “Bahkan, MRT yang menawarkan jasa saja tetap punya stok, seperti kartu tiket, kalau tidak di-manage bisa menghambat flow keseluruhan operasional.”
Berbicara tentang perlengkapan dan peralatan, kelancaran dari suatu sistem operasional menjadi salah satu poin yang dititikberatkan oleh lulusan dari MM Business Management ini. Ia menguraikan beberapa tugas, seperti memelihara dan memastikan seluruh aset dan perangkat yang telah dimiliki dapat berfungsi dengan normal, demi kelancaran tim operasional.
Setelah benda tak hidup, manusia yang terlibat di dalamnya pun tidak boleh dikesampingkan. “Terakhir, people management, gimana tim kita bisa optimal dalam melayani dan membantu penumpang, berapa jumlah orang yang harus ditugaskan per shift, dan lain-lain,” terang Indri. Ditambah lagi, butuh pendekatan secara personal untuk dapat melakukan manajemen sumber daya manusia dengan tepat.
Di ujung perbincangan, wanita yang gemar menggambar ini juga mengingatkan tentang pentingnya sebuah improvement, terutama di era yang tak menentu. Situasi pandemi diambilnya sebagai contoh, “Harus selalu memperhatikan bagaimana cara menghadapi tantangan global, dari pandemi kita bisa melihat banyak transformasi, artinya banyak hal yang bisa di-improve.”
Add comment