Dari dulu sampai sekarang, pasti ada sosok wanita yang dipandang sebagai Wonder Woman. Mulai dari Michelle Obama, Oprah Winfrey, sampai Mother Teresa, setiap orang pasti punya nama-nama wanita yang menjadi panutan dalam hidupnya. Nah, ada satu sosok lagi yang perlu ditambahkan ke dalam list kamu nih, yaitu Angela Vernanda Sadikin!
Bangun Bisnis di Tengah Pandemi
Siapa yang masih ingat masa pandemi di 2020 kemarin? Kebanyakan dari kita mungkin sedang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau WFH (Work from Home), tetapi tidak dengan Angela. Alumni S1 Branding ini sedang membangun bisnis perawatan rambut bernama Bonvie ketika merawat diri di rumah menjadi sebuah tren. “Bonvie lahir saat momentum itu, pada awalnya Bonvie fokus untuk merawat kerontokan karena menurut data 88% wanita mengalami kerontokan,” ungkap Angela, Founder dari Bonvie.
“Awalnya Bonvie ini lahir dari permasalahan rambut aku. Saat aku coba perawatan rambut di pasaran, hasilnya nggak efektif, saat aku mau coba cari ingredients yang premium, harganya pricey, jadilah Bonvie ini sebagai natural effective hair care yang harganya affordable.”
Angela Vernanda Sadikin
Walaupun Bonvie dan merek perawatan rambut lainnya menggunakan bahan-bahan yang terpercaya dan efektif, ada satu hal yang menjadikan Bonvie lebih spesial. Resep rahasianya adalah passion. Angela membangun Bonvie tidak hanya untuk mengatasi permasalahan rambutnya sendiri, tapi juga untuk membantu ribuan wanita untuk bisa memiliki rambut yang sehat. “Salah satu founder Bonvie sekarang sedang mengambil diploma di bidang organic hair care di Inggris dan sekarang jadi formula advisor di Bonvie, jadi kita punya expert di bidang rambut, bukan hanya sekedar untuk jualan, tapi itu menunjukkan betapa passionate kita untuk mendalami rambut dan permasalahannya,” tutup Angela.
Life-long Learner
Selama tiga tahun berjalan, Bonvie tidak hanya membawa perubahan besar terhadap hidup Angela, tetapi juga pada pemahaman bisnisnya. Berbagai teori branding yang ia dapatkan di bangku kuliah, satu per satu mulai diterapkan di proses pengembangan Bonvie. “Di Prasmul, jurusan Branding selalu dekat dengan research, observasi, Focus Group Discussion. Aku dan rekan aku yang juga satu jurusan, jadi punya mindset kalau semua harus based on data atau research dan ini kepake banget di bisnis aku sekarang,” jelas alumni dengan hobi berolahraga dan menari.
Angela juga mengungkapkan proses pembelajaran yang ia alami sebagai founder. “Tantangan besar buat aku sebagai founder adalah belajar hal-hal baru seperti rekrutmen tim, aku belajar bagaimana caranya agar bisa mendapatkan tim dengan visi misi yang sama dengan Bonvie,” ungkap Angela, alumni Jubilee School.
Nggak hanya itu, yang namanya Prasmulyan pasti mendengar teori atau konsep AIDA (Awareness, Interest, Desire, Action) dalam branding, kan? Nah ternyata, teori ini ada benarnya, lho! Angela banyak belajar mengenai cara menarik perhatian calon konsumen ke produk Bonvie, salah satunya pemasaran dengan menggunakan KOL atau Key Opinion Leader. “Endorsement nggak selalu harus return, kita harus ikuti prosesnya dalam teori AIDA dimana tahap pertama itu awareness. Ada orang yang riset kalau manusia harus melihat merek satu hingga tujuh kali agar punya willingness to buy,” ungkap Angela.
P.s: She is also a Full Time Mom!
Kaget nggak, kalau tahu Angela juga merupakan seorang ibu? Selama kurang lebih satu tahun lebih menjalankan perannya sebagai orang tua, Angela terus saja menemukan cara ia sendiri untuk bisa menemukan keseimbangan antara kedua peran tersebut. “Aku tetap passionate di peran aku sebagai mom dan di bisnis,” tegas Angela.
“Kuncinya adalah di take your time aja. Sekarang udah kebentuk pola atau rutinitasnya. Pagi-pagi anak akan sama suster, jadi aku bisa update kerjaan sampai jam sepuluh, baru spend time sama anak. Karena kadang aku WFH dan WFO, jadi kalau WFH aku pasti sama anak aku dan kerja saat anak aku tidur siang.”
Angela Vernanda Sadikin
Ternyata bisa ya punya peran ganda, jadi seorang Ibu dan businesswoman! Kalau kamu juga mau seperti Angela ketika sudah lulus, ada titipan nih yang mungkin bisa kamu terapkan mulai dari sekarang biar bisa curi start! “Kalau begitu lulus langsung mau punya bisnis, it’s possible. Tapi akan lebih baik kalau kita magang atau kerja full time karena founder akan ditantang untuk belajar semua hal yang sebenarnya bisa kita dapatkan dari pengalaman tersebut,” tutup Angela.
Add comment