Sempat mencicipi dunia profesional sebagai Marketing Consultant Associate di Qontak, Arum Lestari memutuskan untuk pulang ke Yogyakarta demi meneruskan gurita bisnis keluarga di bidang pakan dan produksi ternak.
Tanggung jawab ini memaksanya untuk melatih leadership skill sembari melakukan ekspansi bisnis. Upaya beserta tantangannya akan dikupas di artikel ini.
Pernah Merintis, Sekarang Jadi Pewaris
Menjadi generasi ketiga yang mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan, tentu memiliki keuntungan dan kesulitan tersendiri. Bagi Arum, salah satu yang paling signifikan adalah tentang ekspektasi.
“Tantangan yang dihadapi adalah ekspektasi tim yang sudah join perusahaan dari awal. Mereka akan membandingkan kinerja saya dengan generasi pertama dan kedua tentunya. Tapi, itu harus diterima dan dianggap sebagai masukan.”
Ditambah lagi, sebagai ‘pendatang baru’ di perusahaan dan langsung memegang jabatan teratas, ia juga harus mampu beradaptasi sekaligus berinovasi. Ia secara tidak langsung dituntut untuk membangun komunikasi yang asertif kepada seluruh rekan kerja, “Kendalanya juga ada di komunikasi, saya dan tim memiliki gap usia yang cukup jauh karena kebanyakan tim berusia 40 tahun ke atas, sedangkan usia saya baru setengahnya.”
Untuk mengatasinya, alumni S1 Business mencoba membangun bond yang kuat dan kerap mengadakan sesi tukar pikiran dan diskusi. Baginya, perbedaan usia ini dapat diubah jadi keuntungan, “Disisi lain, saya bersyukur karena dibekali dengan tim yang terlatih, sistem yang sudah berjalan, hingga pasar yang sudah teredukasi, sehingga PR saya adalah mengembangkan produk baru atau memasuki pasar yang belum tersentuh sebelumnya”, cerita Arum.
Menariknya, ia juga pernah merasakan bagaimana struggle-nya merintis bisnis sendiri, semasa kuliah di Universitas Prasetiya Mulya, “Saya pernah merintis usaha sebagai tugas akhir dan itu butuh effort yang besar, jadi saya amazed kalau ketemu teman seumuran yang sudah berhasil merintis usahanya.”
Ekspansi Lewat Diversifikasi dan Integrasi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu tugas dari Arum adalah mewujudkan mimpi besar untuk mengintegrasikan usaha keluarga, mulai dari produksi bibit, pakan, ternak, dan sekarang mulai menjajaki produk olahan hasil produksi. Saat ini, ia sedang disibukkan membangun IkiTelurQu, yang menawarkan telur puyuh siap santap (ready-to-eat).
IkiTelurQu baru diluncurkan pada Oktober 2023 setelah menghabiskan sekitar tiga bulan untuk membentuk tim yang kompeten dan menggunakan sembilan bulan setelahnya untuk mematangkan konsep, “Perintilannya banyak dan ketika sudah tidak masuk hitungan, kami segera pivot ke ide atau konsep baru,” ungkapnya. Perjalanan yang cukup lama tersebut membuahkan suhu dan metode yang tepat untuk memastikan kualitas produk. Saat ini, telur puyuh mereka sudah dapat diakses di seluruh Indonesia.
“Produk kami menargetkan ibu-ibu yang ingin memberikan asupan bergizi untuk keluarga, tanpa harus ribet kupas atau rebus telur puyuh. Selain itu, IkiTelurQu juga bisa jadi snack saat bepergian”
Target baru berarti tantangan baru. Kalau sebelumnya mantan anggota AIESEC ini merasa diuntungkan dengan pasar yang sudah terliterasi, lini produk baru yang ia tawarkan masih sangat awam untuk calon konsumen. “Mengenalkan produk ke orang-orang yang belum melek gizi jadi struggle buat kami karena kebanyakan masih memilih snack ber-MSG tanpa melihat kandungan protein atau gizi didalamnya,” cerita Arum.
Untuk menjawab persoalan itu, ia berfokus untuk memperbanyak agen distributor di beberapa kota seperti Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, dan Semarang, serta menjajaki platform daring seperti Instagram, TikTok, dan e-commerce untuk memperkenalkan produk. “Saat ini, IkiTelurQu sudah memiliki lebih dari 200 agen dan gencar membuka program reseller untuk teman-teman yang tertarik,” ucap Arum.
Usaha tersebut tentu tidak mengkhianati hasil, ia diundang untuk mengisi booth Kementerian Pertanian pada acara Trade Expo, serangkaian acara yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan guna mendongkrak laju perekonomian Indonesia. “Iya, kami terpilih sebagai pengisi booth dan bagi saya, ini langkah penting untuk ekspansi ke pasar global melalui ekspor,” pungkas Arum. Keberadaannya pada kegiatan tersebut ternyata menarik pembeli dari Timor Leste dan Arab Saudi.
Add comment