SMITH and Dandyism: The Philosophy
“Dandyism is the art of being the best; a dandy always have the best of manner, the brightest mind, the sharpest of looks, and are described as the perfect gentlemen” begitulah filosofi yang menjadi signature dari produk pomade lokal, SMITH, yang telah berdiri sejak tahun 2013 lalu. Pomade yang ditawarkan oleh SMITH terdiri dari 3 varian sesuai dengan intensitas hold dan shine yang diberikan, yakni Fine Shine, Premium Medium, dan Bold Hold.
Nama SMITH sendiri berasal dari sebuah graphic novel Inggris berjudul “Leave it to Smith” karangan P. G. Wodehouse, yang bercerita tentang petualangan seorang dandy, Psmith, dalam mengatasi berbagai konflik dan membantu memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Dari situlah SMITH berusaha memenuhi kebutuhan grooming pria muda.
The Key Person
Sosok di balik kesuksesan SMITH tak lain adalah Michael Nugroho (21), sebagai founder dan CEO. Ia bercerita bahwa ide awal bisnis ini lahir dari kegemarannya menggunakan pomade. Ia belajar bahwa di luar negeri banyak orang membuat sendiri pomade yang mereka pakai sehari-hari. Kemudian muncul keinginannya untuk berbisnis pomade, di samping untuk memenuhi tugas mata kuliah Business Creation.
Bersama dengan kelompok, ia melakukan research mengenai cara pembuatan pomade, hingga akhirnya terciptalah SMITH. Sebagai CEO, Michael percaya bahwa walaupun bisnis ini dibangun bersama teman, ia harus mampu memimpin timnya dengan tegas, dan harus ada pembagian job description yang jelas bagi semua orang dalam perusahaan. Perjalanan SMITH hingga saat ini bukannya tanpa masalah.
Dua masalah utama yang paling sering muncul adalah masalah pembagian waktu dan perbedaan pefidapat. Karena masih berstatus sebagai mahasiswa aktif S1 Prasetiya Mulya, waktu yang dimilikinya terbatas. Kegiatan perkuliahan berpusat di daerah BSD, sedangkan banyak aktivitas bisnis yang mengharuskannya bekerja di daerah Jakarta. Barriers yang muncul adalah kemacetan dan jadwal kelas yang bentrok dengan agenda kerja. Selain itu, sering muncul perbedaan pendapat antar anggota. Solusinya adalah dengan banyak melakukan diskusi, tukar pikiran, hingga akhirnya mencapai suatu persetujuan.
Dari pengalamannya memimpin SMITH, ia mendapat banyak pelajaran dan pengalaman, diantaranya dalam hal membagi waktu. Keterbatasan waktu yang ada harus dapat dialokasikan urttuk berbagai aktivitas.
The Ladder to Success
Dalam mata kuliah Business Creation dan Business Development, SMITH berhasil meraih penghargaan sebagai Best Team dalam kategori Creative sebanyak dua kali berturut-turut. Kesuksesan yang diraih SMITH tidak hanya sebatas itu. Saat ini, produk SMITH telah dipasarkan di 20 barbershop dan penjualan online yang mencakup seluruh daerah Jakarta, Depok, Cibubur, hingga luar Pulau Jawa, yakni Pulau Sumatera (Medan) dan Kalimantan. Penjualannya telah mencapai angka 1500 unit per bulan.
SMITH berencana untuk terus mengembangkan produk pomade andalannya dan merilis sebuah clothing line untuk pria di bawah brand SMITH, tepatnya pada pelaksanaan Pop Up Market 2015. Pesan dari Michael Nugroho agar dapat memimpin sebuah thn bisnis dengan baik – khususnya untuk tim mata kuliah Business Creation dan Business Development – adalah untuk menjalankan bisnis dengan serius.
Walaupun terlihat hanya sebagai “tugas”, bisnis yang telah dibuat harus dijalankan layaknya start up business sungguhan. Yang harus diingat adalah jangan mudah menyerah, jangan terpaku pada pendirian pribadi, dan banyak belajar. Pembelajaran bisa diperoleh melalui konsultasi dan membaca buku. Itulah beberapa kunci sukses SMITH hingga bisa memperoleh berbagai prestasi seperti saat ini. Lastly, be the dandy and ieave the rest to SMITH.
Cerita sukses bisnis ini diambil dari :
Majalah Horizon edisi Januari 2015
Writer: Gabriela Septriana
Photographer: Karina Florencia
Add comment