“Kalau mengutip dari coach kami, it feels like a cinderella story to us, karena ini pertama kalinya Prasetiya Mulya dan kami sebagai tim ke Washington DC, nggak sabar sih pengalamannya bakal seperti apa. Doakan kami ya!”
Tentu perasaan bangga dan senang meliputi hati para anggota tim setelah memastikan satu tiket ke laga puncak Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition. Jessup sendiri merupakan kompetisi pengadilan semu yang bergerak di bidang hukum publik internasional. Tahun ini, topik yang diusung adalah statelessness, the right to a nationality, consular access, dan the scope of the United Nations Security Council’s authority. “Semua topik yang dibahas masih hangat diperbincangkan, jadi kita cukup kesulitan dalam membuat argumen yang konsisten dan yang bisa berdiri sendiri,” tanggapan Aurelia Celestyn, salah satu anggota tim, tentang isu yang diangkat.
Untuk dapat sampai di titik ini, proses yang mereka lalui tidaklah mudah. Setiap dari mereka harus melalui seleksi internal oleh tim Prasetiya Mulya Mooting Association yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu CV screening dengan motivation letter, pengumpulan memorandum, dan interview.
Setelah tim terbentuk, kelima anggotanya akan bersama-sama berjuang di putaran nasional dari kompetisi ini. Putaran nasional diselenggarakan pada 3 Februari 2024 di Universitas Prasetiya Mulya. Di level ini, mereka harus bersaing dengan kelompok dari 22 universitas.
Penampilan kelima srikandi (Aurelia Celestyn, Bintang Srimawlang, Catherine Elizabeth Leonardo, Tavanya Shaliha Putri, dan Valencia Ardella) asal Universitas Prasetiya Mulya tersebut mampu memukau para juri dan mengantarkan mereka pada urutan ketiga, setelah Universitas Gadjah Mada dan Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Tentunya, keberhasilan ini tak terlepas dari restu Tuhan, dukungan keluarga, dan ilmu dari para coach.
Dengan keberhasilan ini, ketiga kelompok tersebut akan menjadi representatif Indonesia di international round.
Ketika ditanya tentang persiapan menghadapi persaingan di Negeri Paman Sam nanti, mereka akan berkaca dari masukan dan penilaian dari juri dan pelatih, yang kemudian dikonstruksikan menjadi motivasi tambahan. “Berbicara tentang persiapan untuk international round, yang pasti kita harus menajamkan, melihat kembali, dan memperbaiki beberapa hal yang kurang di national round kemarin karena tentu tantangan yang dihadapi jauh berbeda,” ucap Fachry Hasani Habib, S.H., LL. M, Faculty Member S1 International Business Law.
Mari kita bersama mendoakan kelancaran proses persiapan hingga kembali ke Indonesia nanti! Semoga tim dari Universitas Prasetiya Mulya dapat membawa hasil yang terbaik.
Add comment