Cerita Prasmul
From Inspiration to Ideation to Creation: Perjalanan Bilal Yusuf di TEDxUniversitasPrasetiyaMulya

From Inspiration to Ideation to Creation: Perjalanan Bilal Yusuf di TEDxUniversitasPrasetiyaMulya

Pernahkah kalian menyukai dan terinspirasi oleh suatu hal, dan ternyata suatu hari kalian menjadi bagian dari itu? Ini kisah Bilal Yusuf, dari fan sampai menjadi salah satu eksekutor TEDx!

The Inspired Fan

Sejak dulu, Technology, Entertainment, Design atau TED menjadi salah satu media yang dinikmati oleh Bilal. Dari menonton video-video TEDx dan TEDTalks di YouTube, mahasiswa jurusan Business ini merasa dapat banyak sekali insight dan pengetahuan baru. 

Fast forward ke PGU 2022, dijelasin kalau di Prasmul ada TEDx. Dari situ aku langsung tertarik untuk masuk TEDxUniversitasPrasetiyaMulya,” pemuda angkatan 2022 tersebut bercerita. “Bisa dibilang TEDtalks udah jadi bagian dari hidup gue, dan sekarang gue punya kesempatan untuk menjadi bagian dari TEDx. Kapan lagi kan?”

Kita melangkah sedikit lagi ke 2023-2024. Kini Bilal yang terinspirasi oleh salah satunya Sir Ken Robinson yang menjadi pembicara di 2007, menjadi salah satu bagian dari program kolaborasi TEDx dengan Universitas Prasetiya Mulya – Chairman of TEDxUniversitasPrasetiyaMulya.

The Ideation of TEDx Leadership

Selain topik dan ide-ide yang dibagikan di media TED selama ini, ada aspek lain yang membuat Bilal termotivasi untuk menjadi bagian dari TEDxUniversitasPrasetiyaMulya untuk kedua kalinya di 2024: sense of purpose and belonging.

Perasaan ini ditemukan oleh Prasmulyan asal Jakarta Timur di tahun pertamanya sebagai Visual Creator TEDxUniversitasPrasetiyaMulya 2023.

“Kenyamanan pada suatu tempat atau lingkungan dapat mempengaruhi kinerja atau performa diri kita sendiri. Dan gue menemukan sense of purpose dan sense of belonging di tahun pertama gue join TEDxUniversitasPrasetiyaMulya.” Menurutnya, hal tersebut tidak selalu ditemukan di kepanitiaan-kepanitiaan. Itulah mengapa, Bilal berpendapat kalau apresiasi dan penghargaan menjadi pupuk untuk menumbuhkan sense of purpose and belonging seseorang dalam kepanitiaan.

“Apalagi kepanitiaan itu kan sifatnya volunteering, jadi dia (anggota) sukarela daftar untuk memberikan effort yang berdasarkan keinginan mereka sendiri. Harus serta dibantu oleh lingkungan yang mengapresiasi dan menghargai effort mereka. Itu yang berusaha gue berikan ke kepanitiaan TEDx 202,.” ujar alumni SMAN 68 Jakarta tersebut.

Ini juga menjadi inspirasi Bilal dalam menentukan tipe kepemimpinan alias leadership yang ia jalankan.

“Kalau misalkan ditanya ke gue sendiri, gue cenderung ke arah people-oriented. Karena gue rasa approach ini dapat meningkatkan sense of purpose dan sense of belonging yang tadi gue sebutkan.” 

Pemuda yang juga merupakan fan Tame Impala dan Radiohead ini lanjut menceritakan perspektifnya mengenai gaya kepemimpinan. “Ada satu nih yang menurut gue sangat penting: bagaimana kita bisa memposisikan diri kita sesuai dengan apa yang dibutuhkan.”

Ia menjadikan perannya di TEDx sebagai contoh. 

Ketika proses brainstorming (di kepanitiaan TEDxUniversitasPrasetiyaMulya) itu, anggota tidak membutuhkan sosok yang mengatur atau membatasi capability mereka dalam memberi ide. Gua mencoba untuk memposisikan diri sebagai anggota yang juga memberikan ide dan pendapat layaknya anggota lainnya. Ketika waktunya mengambil keputusan, baru gue memposisikan diri sebagai ketua yang berani bertanggung jawab jika keputusan yang gw berikan itu terbukti salah. 

“Gue mau mendengar ide-ide dan juga pendapat dari anggota-anggota TEDx selama kepanitiaan ini berlangsung. Semoga ide-ide dan pendapat mereka dapat membantu menyukseskan acara TEDxUniversitasPrasetiyaMulya 2024.” ucap Bilal.

The Creation of Young Innovators

Nah, sekarang, apa kabar progress TEDxUniversitasPrasetiyaMulya?

Pemuda yang juga pernah menjadi volunteer AIESEC di Thailand itu menjelaskan. Ia juga menyebut kalau belum bisa memberikan kisi-kisi, karena ada salah satu tantangan yang dihadapi kepanitiaan TEDxUniversitasPrasetiyaMulya, yaitu Licensing.

“Proses licensing memakan waktu cukup lama, sekitar dua bulan. Dan kalo misal ditolak, kita harus up lagi license tersebut, dan menunggu lagi dua bulan. Yah, mungkin tantangannya ada di situ.” sebutnya.

Untuk tanggal-tanggal pasti dan detail acaranya, Bilal lalu melanjutkan, “Ini belum kita kasih tanggal fixnya, masih menunggu pihak TEDx. Sebenernya gue masih belum bisa spill untuk event bakal ada apa, jadi follow aja Instagram TEDxUniversitasPrasetiyaMulya supaya tahu update-update ke depannya!” 

Semangat, tim TEDxUniversitasPrasetiyaMulya 2024!

Add comment

Translate »