“Ilmu yang saya dapatkan di Prasmul sangat terpakai dalam membangun label management”
Foto oleh www.ceritaprasmul.com
Walaupun kini Soulvibe telah bergabung dengan Sony Music Entertainmet Indonesia, Ramadhan Handyanto Jiwatama, Bassist dari band Soulvibe, yang juga seorang music producer, songwriter, dan juga merupakan alumni pertama S1 Prasetiya Mulya ini (alumni tahun 2005) menceritakan besarnya peran ilmu yang Ia dapat di Prasetiya Mulya dalam membangun dan mengembangkan label managementnya, Soulvibe Management.
Ditengah-tengah promosi album keempatnya yang launching tahun ini, Ramadhan Handyanto Jiwatama, bassist dari band Soulvibe yang kerap dipanggil Handy ini menyempatkan diri untuk diwawancarai oleh ceritaprasmul.
Hi Handy, ceritain sedikit dong awalnya mengembangkan management musik?
” Saya sudah main musik dari SMA saat di Al Azhar Pusat, jadi kalau ditanya nantinya mau ngapain, saya maunya ya nge-band, tapi ga cuma ngeband aja karena untuk hidup dari band ada jangka waktu baik secara eksternal maupun internal, pasti barriernya akan ada. Kalau sudah tidak bisa diatas panggung lagi dan sudah memutuskan untuk hidup di musik, makanya saya mau sekalian nyemplung. Untuk itu saya mengambil business management karena saya ingin masuk ke bisnis musik di Indonesia. Dan karena saya juga memutuskan untuk hidup dan mengembangkan musik disini (Indonesia) maka saya memutuskan untuk kuliah di Indonesia saja. Awalnya saya sempat masuk ke kampus negeri, karena tidak sesuai passion, saya memutuskan hanya setahun saja disana dan pas banget Prasetiya Mulya membuka pendaftaran S1 yang pertama maka yaa pas saya kemudian masuk Universitas Prasetiya Mulya pada tahun 2005″ ujarnya.
Lalu,ada ga si manfaat ilmu dari Prasmul untuk pengembangan bisnis Management Musikmu?
“Saya bener-bener nerapin tools dari Prasmul. Setidaknya 50% kepake banget dari business management & marketing untuk label management saya. Saat ngebuild music businesspun saya masih buka buku yang saya pelajari dari prasmul sampai dengan sekarang” ujarnya.
Handy kemudian bercerita bagaimana dosen-dosen Prasetiya Mulya mendukungnya saat hendak meluncurkan album Soulvibe yang pertama. Di tengah jadwal peluncuran albumnya yang padat, tugas-tugas kuliahpun juga sedang padat-padatnya.
“ Yang saya terkesan adalah feedback dan support dari dosen Prasetiya Mulya saat saya sedang fokus membagi waktu antara kuliah dan meluncurkan album Soulvibe yang pertama. Untuk meyakinkan para dosenpun saya sempat memberikan CD —CD saya kepada para dosen dan tidak diduga mereka malah mendukung saya saat meluncurkan album Soulvibe” imbuhnya. Sampai saat tugas akhir, saya disetujui untuk membuat skripsi dengan magang di Soulvibe Management, dan alhamdulillah saya mendapatkan nilai A+” tambahnya lagi.
Menurut Handy, bagaimana peran kemajuan teknologi dan digital untuk perkembangan musik saat ini dan perkembangan musik kalian pada khususnya?
“Walaupun secara pemasaran menguntungkan, tapi dari segi sales, kemajuan teknologi dan digital masih merugikan. Saat ini kemajuan kemajuan teknologi dan digital sangat membantu dalam pemasaran lagu, sehingga kita tidak perlu bergantung dengan siapa-siapa, hanya bergantung pada teknologi untuk pemasaran lagu,seperti social media yang sudah menjadi tools utama untuk promosi, untuk positioning secara business membantu tapi untuk sales memang masih perlu strategi” ujarnya menutup pembicaraan.
Band Soulvibe, saat ini tengah meluncurkan album keempat mereka dan tetap menghadirkan sentuhan musik late 80’s and early 90’s yang memang menjadi blueprint musik mereka. Dalam album ini, untuk pertama kalinya mereka menghadirkan lagu berbahasa Inggris lewat Fire to The Floor karya musikus asal Swedia. Mereka juga berkolaborasi dengan Iwa K. dalam lagu Malam yang menjadi pengobat rindu pada suara khas rapper tahun ’90-an itu.
Sumber foto : instagram @Soulvibe
Sukses terus untuk Handy dan Soulvibe!
Add comment