Kondisi iklim dunia akan terus berubah dan mempengaruhi industri pangan dunia. Di tahun 2050, efek dari iklim pada ketahanan pangan akan menjadi sangat signifikan. Dengan naiknya temperatur bumi, diperkirakan akan terjadi penurunan produksi bahan pangan untuk delapan bahan pangan utama di Afrika dan Asia Selatan, penurunan produksi juga akan dialami oleh sektor perikanan. Padahal, akan ada 9 miliar manusia di bumi dan sebagian besar hidup di kota besar yang akan meningkatkan permintaan akan bahan pangan secara signifikan.
Hal ini membuat industri pangan dan agrikultur memiliki potensi yang amat besar untuk berkembang. Namun, industri ini membutuhkan dua jenis inovasi, yaitu : Inovasi untuk meningkatkan jumlah produksi, kualitas dan ketahanan dari produksi makanan kita agar dapat memenuhi permintaan pangan dunia dan Inovasi untuk meningkatkan diferensiasi dan kebutuhan untuk mengembangkan persediaan pangan dunia.
Mengingat pentingnya suatu solusi dari hal tersebut, maka Universitas Prasetiya Mulya pada 22 September 2016 mengundang dua pakar dalam Food Technology, Prof. Cordelia Selomulya (Professor of Chemical Engineering, Monash University,) dan Prof. Nicolas Georges ( Director, Food Innovation Centre, Monash University ) dalam seminar FoodBiz Technology: Insightful Talk on Food Business: Recent Advances in Food Technology yang diselenggarakan di kampus BSD Universitas Prasetiya Mulya. Seminar ini dihadiri oleh 25 praktisi dalam bidang Food and Business Technology dan lebih dari 100 mahasiswa bisnis Universitas Prasetiya Mulya.
Pendekatan inovasi dalam industri pangan yang sukses membutuhkan strategi dari “depan ke belakang” dan bukan dari belakang ke depan seperti yang sudah banyak dilakukan selama ini. 95% inovasi saat ini hanya berfokus pada engineer dan manufacture, pasar dan distribusi. Sedangkan Inovasi yang sukses harus menyentuh hal-hal yang belum banyak disentuh seperti : insight dan inspirasi, pemahaman,serta design & development dari pangan itu sendiri.
Disisi lain, selain inovasi,untuk dapat beradaptasi dengan perubahan iklim, manusia juga harus mulai mengubah :
- Pola makan (completely different diets)
- Mengubah area produksi pada hasil panen yang lebih familiar, 3. Pendekatan baru untuk manajemen sampah, air dan energi dalam rantai makanan, 4. Memperbaiki tanah pertanian dan hutan yang mengalami penurunan dari segi kualitas dan kuantitas produksi.
Dalam seminar ini, Prof.Cordelia Selomulya dan Prof.Nicolas Georges juga memaparkan inovasi inovasi terkini dalam bidang Food Technology, khususnya di bidang dairy industry dan peran yang sudah dihasilkan untuk Australia dan diharapkan dapat memberikan insight untuk industri pangan di Indonesia.
Prof. Cordelia Selomulya
Prof. Cordelia Selomulya merupakan Professor Teknik pertama asal Indonesia di Monash University.Pernah dibimbing oleh profesor lain asal Indonesia, Prof Cordelia Selomulya sekarang menjadi sedikit akademisi yang berasal dari Indonesia yang menjadi peneliti dan tenaga pengajar di Australia. Cordelia saat ini mengajar di Fakultas Teknik Kimia Monash University. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor di UNSW pada tahun 2002, Ia berangkat ke Leeds University di Inggris dimana Ia menjadi peneliti post doktoral kerjasama Inggris-Australia yang disponspori oleh the Royal Academy of Engineering. Setelah kembali dari Inggris, Ia menjadi peneliti post doktoral Australian Research Council (ARC) di UNSW dan kemudian mendapat tawaran untuk menjadi tenaga pengajar di Monash di tahun 2006. Ia dipromosikan menjadi professor di Monash University pada tanggal 1 Januari 2016.Hingga saat ini Prof. Cordelia telah menghasilkan 4 publikasi book chapters, lebih dari 115 jurnal dan dua provisional patents.
Prof. Nicolas Georges
Prof. Nicolas Georges merupakan Direktur dari Food Innovation Centre Monash university. Sebelum bergabung dengan Monash, Nicolas adalah Direktur R & D Asia Pacific (Chocolate), dan pernah menjabat sebagai R&D and Quality Director ANZ, R & D Director Premium Chocolate and Cheese Asia Pacific & Food Innovation Centre di Mondelez International.
/mtr
Sedangkan Inovasi yang sukses harus menyentuh hal-hal yang belum banyak disentuh