Jakarta — 11 April 2017. Sejalan dengan pertumbuhan industri asuransi dan keuangan, permintaan akan tenaga profesional aktuaris di Indonesia semakin meningkat. Matematika Aktuaria merupakan salah satu peminatan di program studi S1 Business Mathematics Universitas Prasetiya Mulya yang dibuka pada tahun 2017 ini. Program ini menerapkan metode matematika dan ilmu statistika untuk menaksir risiko dalam industri asuransi dan keuangan.
Pengembangan ilmu aktuaria di Indonesia terus menghadapi tantangan, seperti: kurangnya tenaga aktuaris bersertifikasi; pembelajaran ilmu aktuaria yang kurang berkembang di tingkat perguruan tinggi; kurangnya dosen ilmu aktuaria yang berkualitas dan mempunyai sertifikat; kurangnya pemahaman masyarakat tentang matematika aktuaria dan peluang kariernya.
Dilatarbelakangi hal tersebut, Universitas Prasetiya Mulya secara resmi menjalin kerjasama dengan Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Science Development in Indonesia (READI) Project. Kerjasama yang diinisiasi oleh School of Applied STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) Prasetiya Mulya tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung pada Selasa, 11 April 2017 di Universitas Prasetiya Mulya, Kampus BSD.
Penandatanganan MoU antara kedua belah pihak diwakili oleh Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya dan Mr. William Duggan selaku Field Director READI Project. Turut hadir dalam acara tersebut Mr. Abdullah Mojaddedi selaku First Secretary Embassy of Canada di Indonesia dan jajaran manajemen Prasetiya Mulya seperti Prof. Yudi Samyudia, Ph.D selaku Wakil Rektor I bidang Akademik, Prof. Dr. Janson Naiborhu selaku Dekan School of Applied Science Technology Engineering and Mathematics (STEM), Dr. Maydison Ginting selaku Faculty Member Program Studi S1 Business Mathematics serta jajaran Faculty Member School of Applied STEM.
Prof. Dr. Janson Naiborhu menjelaskan, “Defisit profesi aktuaris di Indonesia sudah terjadi lama sejak tahun 2007. Banyak kegiatan yang telah dilakukan, tetapi tidak berfokus untuk menghasilkan aktuaris. Saya rasa, READI Project ini merupakan momen bagi Indonesia untuk menghasilkan lebih banyak aktuaris di Indonesia,” paparnya.
READI Project dimotori oleh University of Waterloo, Kanada. Project ini dilaksanakan dengan dukungan dari Pemerintah Kanada melalui program Global Affairs Canada (GAC). Bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi dan perguruan tinggi, READI Project bertujuan untuk mengembangkan Indonesia sebagai pusat ilmu aktuaria yang unggul di mata dunia.
Mr. Abdullah Mojaddedi menyatakan, “Kami sangat senang Pemerintahan Kanada mendukung proyek ini yang sangat berguna bagi Indonesia. Ada masalah besar tentang aktuaris di Indonesia dan saya pikir proyek ini akan menjawab masalah-masalah aktuaria di Indonesia,” ujarnya.
Ruang lingkup Nota Kesepahaman antara institusi pendidikan dan industri ini meliputi beberapa aspek, yaitu:
- Pengembangan aktuaria profesional berdasarkan akreditasi Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) atau organisasi aktuaria lainnya. Pengembangan tersebut berupa beasiswa satu tahun Master Program Ilmu Aktuaria di University of Waterloo, workshops, seminar, mentoring dan short-term visiting program mengunjungi University of Waterloo, kuliah umum dengan guest lecture dari University of Waterloo.
- Dukungan untuk mengembangkan kerja yang terintegrasi dengan pembelajaran (co-op education program).
- Kolaborasi dan networking antara industri dan universitas.
- Dukungan untuk mengembangkan program penjangkauan matematika untuk mempromosikan ilmu aktuaria untuk target khalayak.
- Dukungan keuangan berupa beasiswa.
- Dukungan untuk menyelesaikan akreditasi PAI ataupun organisasi aktuaria lainnya. Aspek ketujuh adalah penelitian tentang aktuaria.
- Pertukaran informasi, pengajaran, serta riset penelitian.
“Prasetiya Mulya dan READI memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mendapatkan beasiswa ke University of Waterloo untuk Program Studi Ilmu Aktuaria dan Business Mathematics. Para faculty member Prasetiya Mulya dan Waterloo bisa berkolaborasi dan mengembangkan ilmu aktuaria dan riset terkait bidang tersebut,” tutur Mr. William saat menanggapi kerjasama ini.
Prof. Djisman menuturkan, “It fits very well with our positioning. Collaborative dual. Kolaboratif berarti antar Program Pendidikan bekerjasama untuk menjawab isu-isu yang berkembang di masyarakat. Dual berarti bekerjasama dengan dunia bisnis. Bisa terlihat pada STEM kita bekerjasama dengan dunia bisnis, termasuk Prodi Business Mathematics.” Beliau menambahkan, Prasetiya Mulya dan READI memiliki peluang bagus untuk berkontribusi dan membangun ekonomi Indonesia, terutama perkembangan aktuaria di Indonesia.
Senada dengan Prof. Djisman, Dr. Maydison mengatakan, “Ini merupakan kerjasama yang bagus, karena kita memiliki Prodi Business Mathematics dan salah satu konsentrasinya adalah Ilmu Aktuaria, senada dengan tujuan utama READI Project adalah untuk mempromosikan ilmu aktuaria di Indonesia,” paparnya.(*DDN)
Add comment