Cadangan pasokan energi fosil yang kian menipis menjadi alasan terus bergeraknya pemerintah Indonesia maupun institusi pendidikan, industri serta lembaga litbang dalam mengupayakan pengembangan energi baru dan terbarukan.
Dilansir dari website Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), sesuai dengan Perpres Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebelum diubah dengan Perpres Nomor 79 Tahun 2014 tentang KEN, nuklir merupakan kelompok energi baru dan terbarukan yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik.
Senada dengan hal tersebut, Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof. Dr. Djisman Simandjuntak berpendapat bahwa salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang dirasa potensial untuk dikembangkan di negeri ini adalah tenaga nuklir.
Hal tersebut beliau sampaikan dalam sambutan terkait peluncuran dokumen Basic Engienering Design Reaktor Daya Eksperimental (RDE) Merah Putih yang oleh tim BATAN pada hari Kamis (28/9) di Gedung 80 BATAN, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan.
RDE karya anak bangsa ini didesain untuk berfungsi sebagai pembangkit listrik dan pembangkit panas dengan kapasitas 3MWe (listrik) atau setara dengan 10 MWt (panas).
Sejalan dengan peluncuran dokumen Basic Engineering Design tersebut, berlangsung pula penandatanganan catur kesepakatan antara BATAN dengan Universitas Prasetiya Mulya khususnya School of Aplied Science, Technology, Engineering & Mathematics (STEM). (baca juga: s1 Entrepreneurial Energy Engineering Prasetiya Mulya Bekerjasama dengan Adaro Power )
Sinergi antara BATAN dan Universitas Prasetiya Mulya akan bergerak di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kedua belah pihak juga mencanangkan untuk melakukan uji eksperimental pengembangan Basic Engineering Design RDE versi lanjutan di bawah payung konsorsium yang melibatkan beberapa universitas lainnya.
Acara penandatanganan MoU ini turut dihadiri oleh Prof. Yudi Samyudia, Ph.D selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Janson Naiborhu selaku Dekan School of Applied STEM dan perwakilan Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya.
Prof. Djisman menyambut baik kerjasama tersebut. Menurutnya, kolaborasi antara BATAN dan Universitas Prasetiya Mulya merupakan sinergi yang strategis dan saling menguntungkan.
“Tidak ada kehidupan tanpa kerjasama, dan kami percaya banyak yang dapat dikerjakan dan dihasilkan bersama antara S1 Entrepreneurial Energy Engineering Prasetiya Mulya dan jurusan STEM lainnya dengan BATAN,” ungkapnya.
Beliau juga sepakat dengan strategi BATAN yang diungkapkan Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto selaku Kepala BATAN untuk fokus mendistribusikan PLTN berskala kecil di beberapa tempat di Indonesia yang membutuhkan pasokan daya listrik.
“Mengacu pada hukum ecogeographical rule, barangkali yang menjadi kekuatan Indonesia adalah keragamannya. Kita tak perlu berambisi membangun PLTN yang langsung besar, tetapi mulai dengan distribusi yang demassified namun tersebar di banyak jangkauan,” ungkapnya.
Sejatinya, nuklir tak hanya dapat dimanfaatkan untuk produksi listrik. Namun dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang (pangan, kesehatan, industri, lingkungan) yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Prof. Yudi Samyudia, Ph.D selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik mengamini hal tersebut dengan menggarisbawahi bahwa uap panas atau steam yang dihasilkan oleh reaktor dapat diaplikasikan untuk banyak hal. Beberapa contoh pemanfaatan uap panas tersebut adalah proses pengolahan sampah menjadi energi (waste-to-energy) yang merupakan proyek riset Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya, proses upgrading batubara, produksi hydrogen, dan desalinasi.
(teks: vio edited *zss, *ljd)
Sumber gambar: Dokumentasi School of Applied STEM
Add comment