Dari peserta event, mahasiswa program event, sampai pelopor event. Adam Juan Pratama menunjukkan bahwa segala usaha sekecil apapun jika dikumpulkan, akan mampu membawa perubahan-perubahan hebat.
Chapter M: Musik yang Mengubah
Setiap kisah selalu punya mula, dan kisah Adam diawali dari minat dalam bermusik. Di usia belia, tepatnya saat SD, anak muda dengan hobi basket itu berkenalan dengan dunia musik. Walau karena pengaruh lingkungan dan orang sekitar, ia mengaku pada akhirnya ia betul-betul menemukan passion dalam bidang entertainment.
“Dulu cuma les-les aja, disuruh. Tapi lama kelamaan jatuh cinta. Suatu saat, gue pindah tempat les, dimana mental (muridnya) di-push untuk perform,” tutur pemuda asal Bali tersebut. Pada tahun 2014, berbagai macam acara festival diadakan di Bali, sehingga banyak kesempatan tampil datang untuk Adam. “Nah, kecintaan gue terhadap event mulai dari sana; Gue seneng sama apa yang terjadi sebagai performer, tapi gue juga penasaran, backendnya tuh seperti apa?”
Transformasi Diri Jadi Solusi dan Prestasi
Maju beberapa tahun, Adam akhirnya menambatkan pilihannya pada program S1 Event di Prasmul dan resmi menjadi angkatan ke-5 pada 2019. Jika ditanya apa momen paling berkesan sepanjang terlibat dalam sederet acara dalam tiga tahun terakhir, Adam menunjuk pertama kalinya ia dipercayai sebagai liaison officer sewaktu masih maba.
“Gue rasa turning point gue ada di situ. Karena segala persiapannya tuh dalam keadaan nggak saling kenal. Kita jadi sering ngobrol, tektokan. Do our best, walau kita masih nggak ngerti apa-apa.” Namun ibarat ikan berenang melawan arus, akhirnya Adam mencapai titik pemahaman manfaat dari dirinya sebagai blank slate. “Sejak event ini, gue jadi belajar banyak dan networking dengan orang-orang yang akhirnya percaya dengan gue. Jadi punya mental yang lebih berani dan percaya diri dari sebelumnya.”
Bahkan, sekarang ia dipercaya menjadi ketua CARYA periode 2021-2022.
Karya Adam: Making the Changes
Setelah meniti pengalaman dari awal masuk CARYA sampai menjabat menjadi ketua, Adam mengaku ada banyak hal yang harus diatur ulang olehnya, terutama dalam dirinya sendiri.
“Sebagai ketua, gue nggak lagi memikirkan hal kecil. Bukan berarti nggak mikirin detail, gue harus berpikir secara makro karena ini manajemen banyak orang. Apalagi CARYA angkatan tahun ini lebih besar dari 3 angkatan sebelumnya,” tutur mahasiswa yang punya cita-cita jadi show director itu. Gaya pemikiran visioner dan makro tersebut ternyata sudah dilatih sejak lama sebelum Adam menerima tanggung jawab sebagai pemimpin CARYA saat ini.
“Dari proker-proker yang ada, gue dan wakil gue rancang supaya tetap bisa sustainable ke depannya, dan justru bisa ada potensi untuk dikembangkan lagi.” Tidak ketinggalan, Adam juga menyorot soal hubungan antaranggota yang dirawat sedemikian rupa bersama-sama dan menerapkan model kepemimpinan yang unik.
Nyatanya, saat rapat, tidak selalu Adam yang memimpin–bisa saja salah seorang koordinator divisi, atau bahkan staf! Hal ini bertujuan agar semua orang punya kesempatan sama rata untuk mengicipi rasanya menjadi seorang pemimpin.
“Perlu diperhatiin juga buat belajar gimana cari klik atau bangun kedekatan sama anggota kepengurusan. Karena tiap anggota ini kan berbeda, punya experience sendiri-sendiri. Itu yang gue pengen terapkan ke semua anggota.”
Meski terlihat muluk, ternyata goals Adam menerapkan penekanan interpersonal relationship antar anggota CARYA punya makna yang lebih dalam.
“Sama tamu di kita juga harus melakukan seperti itu, harus ramah dan punya special bond dengan tamu undangan. Karena dengan ikatan baik itu, engagement antara kamu dan tamu akan makin besar, dan orang invested sama acaranya.”
pada akhirnya ia betul-betul menemukan passion dalam bidang entertainment