Berani keluar dari zona nyaman tampaknya berhasil diadaptasi dengan baik oleh Riyanto Dwisaksono, Country Business Leader, PT Diversey Indonesia, perusahaan pememasok produk pembersih. Ia mengawali karier sebagai Technical Service Engineer, sebelum akhirnya tertarik untuk mempelajari dan mendalami bisnis di Program Magister Manajemen Prasetiya Mulya.
Berani Melawan Arus
“Ketika menginginkan perubahan dalam hidup, dari diri kita pun perlu melakukan perbaikan dan adaptasi. Terus menerus tentunya, karena dengan melakukan hal yang sama, hasilnya akan tetap sama”.
Riyanto Dwisaksono
Riyanto memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Bukan tanpa alasan, pria yang hobi berolahraga ini tidak keberatan beranjak dari satu bidang ke bidang lainnya, seperti Technical Service Engineer dan Key Account. Meskipun demikian, setiap pekerjaannya selalu dilakukan dengan totalitas. Tak heran, bila ia selalu dilirik perusahaan lain dan mendapatkan penawaran menarik. Ternyata, pria yang pernah bersekolah di Jerman ini awalnya terinspirasi dari quotes Jim Rohn.
“For things to change, you have to change.” – Jim Rohn
Olahraga, Hobi yang Tidak Boleh Dilewatkan
Chief and Coordinator IKAPRAMA Cycling Club ini selalu konsisten menjalankan kesehariannya. Bagi Riyanto, tiap kesibukan tentu berpotensi meningkatkan produktivitas. “Pagi hari pasti olahraga sebelum bekerja, sambil sepeda, sambil berpikir, dan mendapat ide karena hormon happiness sangat tinggi setelah olahraga. Seperti banyak tokoh sukses yang punya interest yang sama.”
Tak hanya saat hari kerja, pemilik YouTube Channel Riyanto Cycling ini juga rutin berolahraga di akhir pekan, terutama bersepeda. Selain kesehatan fisik, rasa bahagia dan lebih percaya diri pun bisa didapatkan.
“Saya merasa bisa melalui rintangan apapun ketika sudah berolahraga, jadi lebih happy, jadi lebih confident.” – Riyanto Dwisaksono
Selalu Terbuka dengan Ilmu Baru
“Stay hungry, stay foolish” – Steve Jobs
Dilansir dari Amazon, meningkatkan value diri adalah strategi ampuh untuk bersaing di era saat ini. Kondisi ini yang menyadarkan Riyanto bahwa keahliannya di bidang teknik, khususnya makanan dan minuman, baru sebagian kecil dari luasnya industri yang berkembang.
“Bekerja sebagai engineer selama 5 tahun dan di tahun keempat saya merasa tertarik dengan bisnis. Selama ini, sebagai orang teknik, yang saya tahu hanya bagian dalamnya saja, tetapi dengan ilmu bisnis, saya bisa memahami industri secara lebih menyeluruh.”
Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dan mampu mengimplementasikannya secara praktis, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di Program MM Prasetiya Mulya, dengan konsentrasi marketing.
Pria yang pernah berkuliah di San Jose ini juga mengatakan bahwa ijazah yang diperolehnya hanya sebagai tiket masuk ke dunia profesional. Setelah itu, masa belajar akan terus berjalan saat kita bekerja dan memastikan kemampuan kita tidak stagnan.
“Company mengapresiasi kita karena impact jangka panjang yang beneficial untuk mereka. Selain itu, value kita jadi lebih di mata konsumen karena punya ilmu.”
Add comment