Cerita Prasmul
Behind The Orientation Program: Kisah Stella Xaviera Sebagai Ketua PrEP

Behind The Orientation Program: Kisah Stella Xaviera Sebagai Ketua PrEP

Hormat kepada Ketua PrEP! Alias, siap-siap untuk mengenal lebih dalam salah satu konseptor dan eksekutor orientasi mahasiswa baru Prasmul, Stella Xaviera.

Welcome aboard (lagi) untuk Prasmulyan angkatan 2024 yang baru saja masuk. Semoga semangat kalian menyusun jalan menuju ke mimpi kalian di masa depan akan selalu menyala🔥

Nah, setelah melewati PrEP, bagaimana sih rasanya, resmi menjadi Prasmulyan? Atau mungkin masih bisa belum move on dari aura dan euforia PrEP? Kalau belum, we gotchu bestie, karena ini kisah soal persiapan PrEP, langsung dari Ketua-nya tahun ini.

Stella Xaviera (S1 Business 2021) sudah dua kali berturut-turut bergabung di kepanitiaan Prasmul Elevate Program (PrEP). Kira-kira, apa yang membuat Chairwoman PrEP 2024 betah?

“PrEP tuh selalu punya tantangannya sendiri setiap tahun. Meskipun tahun lalu juga offline, tapi tantangannya itu pasti ada aja yang beda,” papar mahasiswi asal Bandung tersebut. 

Contohnya saja, tahun lalu, PrEP muncul sebagai wajah baru (rebranding) dari konsep-konsep orientasi Prasmul sebelumnya. Kreativitas tanpa batas itulah yang menjadi bensin bagi Stella sebagai panitia. Namun kalau tahun ini, Stella merasa tahun ini lebih banyak momen-momen bonding.

“Setiap kali kita rapat atau setiap kali kita have fun, kita seneng bareng, sedih bareng, kita bener-bener menghadapi dan brainstorm solusi dari permasalahan yang ada bareng-bareng. Apalagi yang awalnya kita itu nggak kenal satu sama lain, lama-lama ngerasanya jadi satu keluarga,” ungkap Stella. Ia juga menyebut bahwa PrEP menjadi salah satu tempatnya untuk mengembangkan diri.

Watch Me Grow, Watch You Grow

Tentunya, dalam mengonsep PrEP sebagai acara sendiri harus memusatkan pikiran ke mahasiswa baru. Apa sih, yang dibutuhkan oleh 1.328 Prasmulyan angkatan 2024? 

Ditambah, persiapan PrEP hanya sekitar dua bulan, beririsan dengan jadwal kuliah dan ujian. “Bisa dibilang, waktu kita untuk preparation sekitar satu sampai 1.5 bulan doang,” tambah gadis yang hobi travelling tersebut.

Selain itu, ada juga tantangan memadatkan durasi. Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa perubahan konsep orientasi Prasmulyan. Salah satunya adalah durasi orientasi.

“Yang biasanya deliver value dan characteristic CHAIN LEAMICA bisa dalam waktu lima sampai enam hari itu, harus dipadatkan jadi tiga hari doang,” kata sang penyuka kuliner tersebut.

Inilah tantangan yang dihadapi oleh Stella sebagai Ketua. Lantas, bagaimana cara Stella coping dengan tekanan-tekanan saat mengatasi tantangan-tantangan ini?

Tentunya, support system menjadi penting di sini. Sebagai Ketua, Stella juga ditemani Badan Pengurus Harian lainnya, yaitu Brian, Novi, dan Calvin. 

“Sebenernya aku sendiri itu adalah tipe orang yang kalau ada pressure atau stress akan cerita ke orang, jadi aku cukup terbuka,” alumnus jurusan IPA SMAK St. Angela itu bercerita.

“Aku benar-benar beruntung karena punya banyak orang yang support dan melengkapi kekurangan aku, khususnya wakil aku, Brian,” sebut Stella. 

Kesulitan-kesulitan tadi, akan tetapi, langsung hilang dari pikiran Stella saat menyaksikan acara berlangsung pada hari H. Lebih spesifiknya, hari terakhir.

“Rasa emosional itu muncul di hari terakhir, pas puncak acaranya, setelah lihat perkembangan mereka dari hari ke hari.” Stella berkilas balik. “Dan mungkin momen yang paling puncak banget adalah ketika mahasiswa baru ini bisa melihat kalau kita care banget sama mereka, juga bisa ngelepas beban selama orientasi di penutupan.”

Must-Have: Leader Qualities

Style kepemimpinan alias leadership boleh berbeda-beda. Tapi ada beberapa core essence yang wajib banget diterapkan ketika dipercayai posisi sebagai pemimpin.

Stella membagi tiga trait utama seorang leader:

  • Komunikasi

“Bagaimanapun, komunikasi kurang bagus bakal berujung ke miskomunikasi. Itu kenapa dari awal kita selalu udah bilang ke panitia lain bahwa di hari-H mungkin nada kita akan lebih tinggi karena tension tinggi, tapi sebenernya gak ada intention untuk marahin mereka. Itu kenapa juga penting untuk bisa milah mana yang harus dikatakan dan kata apa yang digunakan supaya orang enggak salah paham.”

  • Low Ego

“Jadi ketua itu egonya harus rendah. Ada banyak ide dari temen-temen yang bisa diperhitungkan dan bahkan kalau dikombinasiin, bisa menjadi sesuatu yang lebih baik.”

  • Delegasi Tugas

“Di Day 3 kita sempat kehujanan. Untungnya, teman-teman BPH dan Advance semuanya tenang, karena sudah paham bagian masing-masing. Jadi secara gak sadar langsung split up. Ini jadi salah satu leadership skill yang penting untuk dimiliki.”

Nah, Prasmulyans, bagaimana? Apakah kamu siap menjadi salah satu future leaders di PrEP atau di kepanitiaan lain? Jangan lewatkan event-event Prasmul dan jadilah bagian dari momentum itu—keep updated di sini, ya! ✨

Add comment

Translate »