Memprioritaskan pengalaman praktik memang jadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Universitas Prasetiya Mulya. Nyatanya, pedoman tersebut bukan hanya diterapkan pada saat pembelajaran saja, melainkan hingga tugas akhir. Artinya, masing-masing jurusan diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu teori ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kira-kira bentuk apa saja yang bisa dipilih? Temukan jawabannya pada artikel ini.
Kreatif, Inovatif, dan Tetap Realistis
Tidak dapat dipungkiri, Prasmul sangat dekat dengan ilmu kewirausahaan. Pengetahuan inilah yang berusaha ditanamkan pada setiap mahasiswa, terlepas dari apapun latar belakang jurusan mereka. Maksudnya, seluruh Prasmulyan senantiasa dibekali dengan ilmu dasar berbisnis, meskipun bukan berasal dari S1 Business.
Hal ini dirasakan langsung oleh Jeanette Pramono, mahasiswi S1 Financial Technology, yang diminta untuk membuat business plan bertema teknologi keuangan. “Nah, kalau aku sendiri membuat aplikasi ‘Merge: Save while You Spend’,” ujarnya. Menurut penjelasan dari Jeanette, aplikasi berbasis AI ini dapat memaksimalkan transaksi kartu kredit dari bank partner yang ada di Indonesia, berdasarkan rewards yang diperoleh nasabah.
Siapa sangka, Merge mampu mengantar pemegang Sertifikasi Manajemen Resiko Level 1 dari GARP ini bertemu dan mentoring langsung dengan CEO salah satu perusahaan fintech. “Muncul opportunity untuk belajar langsung cara pitching ke investor dan cara membuat pitch deck saat wawancara dengan expert, menurutku ini ilmu yang mahal banget,” pungkasnya.
Ketika ditanya tentang tips, ia mengatakan bahwa kemampuan untuk menyusun dan mengeksekusi strategi penyusunan tugas akhir dengan baik menjadi titik berat utama. Skill ini, tentunya, juga harus berjalan seirama dengan memahami kekuatan masing-masing anggota kelompok.
Jawaban dari Kebutuhan Pasar
Kalau tadi ditantang untuk membuat rencana usaha, mahasiswa S1 Business punya opsi untuk merealisasikan peluang bisnis yang mereka temukan. Nantinya, mereka harus melaporkan hasil perkembangan bisnis sejak dibangun hingga batas waktu yang ditentukan.
Salah satu yang sedang merintis startup adalah Benedicto Aurelius Kurniawan. Bersama dengan empat teman kelompoknya, ia mendirikan bisnis makanan bernama BALIKAN, yang berawal dari masalah pribadi, “Ide pertama muncul karena keresahan dari diri kita sendiri untuk menemukan makanan nusantara di BSD City, lalu didukung dengan salah satu teman kita yang paham dunia kuliner Bali.”
Tidak semena-mena mengandalkan opini pribadi, Ben juga melakukan riset pasar untuk memvalidasi hipotesisnya ini. Berdasarkan pengalamannya, bagian ini cukup tricky, “Riset pasar ini cukup tricky dan krusial, faktor terpenting sebelum membuka bisnis”. Maka dari itu, produk Nasi Campur Bali ini sudah melalui proses validasi pasar. Mereka pun semakin yakin dengan BALIKAN.
Jadi ‘Konsultan’ Perusahaan? Siapa Takut!
Selain dua contoh yang sudah dibahas sebelumnya, ada juga mahasiswa yang diberi kesempatan untuk mengembangkan sebuah produk. S1 Product Design Innovation, salah satunya.
Mahasiswa dari program studi tersebut diberi pilihan antara product development, material testing, atau UI/UX sebagai tugas akhir. Kebetulan, opsi pertama menarik perhatian I Komang Candrika Kumara, “Nah, aku pilih product development karena aku ingin melanjutkan project mata kuliah Design for Social Innovation. Saat itu, aku bikin produk berupa kamera yang bisa membantu penderita tunanetra low vision untuk mengenali benda.”
Ide yang cukup brilian dan impactful, bukan? Mahasiswa yang pernah magang di AlvinT sebagai Product Designer ini mengaku terinspirasi dari drama Korea berjudul StartUp, “Setelah nonton drama korea StartUp, ada aplikasi yang dibuat sama Nam Do-san untuk bantu nenek yang kehilangan penglihatan, darisitulah idenya muncul.” Sejak saat itu, ia bertekad kuat untuk mewujudkan produk ini hingga mendekatkan diri ke komunitas tunanetra untuk mempelajari kebutuhan mereka.
“Jujur, aku jadi belajar banyak dengan adanya tugas akhir ini”
Selain variasi yang disebutkan diatas, ada juga program lain yang dibentuk untuk membawa dampak positif ke perusahaan, memberikan sumbangsih melalui penelitian, dan lain-lain. Intinya, seru dan practical deh!
Add comment