Ketertarikan siswa SMA terhadap sektor event memang cukup tinggi. Dari zaman kita SMA dulu hingga saat ini, semangat menggarap acara layaknya pentas seni hingga kompetisi antar sekolah masih menjadi kegiatan yang tak luput dijalankan generasi putih abu-abu.
Animo tersebut membangkitkan S1 Event dan Rangkayan Djiwa Kreatif, sebuah Corporate & Community Event Organizer yang terangkai atas kolaborasi 4 mahasiswa S1 Event Prasmul angkatan 2015, untuk mengakomodir ilmu sekaligus mengapresiasi bakat kaum muda di sektor event melalui rangkaian acara High School Event Awards (HIVE), yang telah berjalan sejak September 2017 hingga Maret 2018 di SMA-SMA Se-Jabodetabek dan Bandung ini.
Kisah Dibalik HIVE
Para penggagas Rangkayan Djiwa kreatif yaitu Djodifa, Sarikha, Risvan dan Rivan bercerita bahwa proyek HIVE berangkat atas ketidaksengajaan. “Awalnya, HIVE kami buat untuk proyek salah satu mata kuliah semester 4. Namun ternyata, dosen-dosen di S1 Event sangat mengapresiasi dan tertarik untuk membawa project ini menjadi real,” ungkap mereka.
Melalui HIVE, Rangkayan Djiwa Kreatif turut mensinergikan akademisi, pebisnis, dan mahasiswa S1 Event untuk berbagi ilmu manajemen event kepada siswa SMA melalui seminar dan workshop bertajuk HIVE Goes To School.
Dari 10 SMA yang ditargetkan, saat ini HIVE Goes To School sudah menggaungkan ilmu event ke 4 sekolah yaitu yaitu Al-Azhar Pejaten Jakarta Selatan, Highschope Jakarta Selatan, SMA IPEKA Puri Jakarta Barat, dan SMA Al-Irsyad Satya Bandung.
Pada Maret mendatang, S1 Event dan Rangkayan Djiwa Kreatif juga akan menghadirkan HIVE Awards sebagai ajang penghargaan perdana bagi acara yang digarap siswa SMA Se-Jabodetabek dan Bandung.
Sebagai mahasiswa yang mengenyam pendidikan manajemen event, mereka paham betul bahwa dibalik suksesnya sebuah event, ada usaha dan proses yang tidak mudah.
“Itulah mengapa mereka layak untuk mendapatkan penghargaan. HIVE Awards hadir untuk mengapresiasi sekaligus meningkatkan semangat anak SMA untuk memajukan sektor event di Indonesia.” – Rangkayan Djiwa Kreatif.
Keberadaan HIVE Goes To School sukses merangkul generasi muda untuk lebih terbuka akan peluang dan keahlian yang dibutuhkan di sektor event. “Surprisingly, mereka enjoy dalam seminar dan workshop karena topik-topik yang dibawakan juga dekat dengan keseharian mereka, misalnya tentang manajemen risiko dalam pentas seni,” papar para penggagas.
Berharap ada Efek Domino
Banyak orang mengira, pemahaman mengenai event berasal dari bakat, jadi bukan masalah untuk mempelajarinya secara otodidak. Perlahan tapi pasti, S1 Event melalui kreativitas mahasiswanya ingin mengubah perspektif tersebut. (Baca juga: Passion To Action: Raihanda Rafi S1 Event 2015)
“Di industri ini, banyak pemain namun sebagian besar masih emerging dan berangkat dari otodidak,” papar Rivan Dhaneswara (Finance & Operation) . Meski tak ada yang benar dan salah, Rangkayan Djiwa kreatif membuktikan bahwa mengenyam pendidikan formal membawa banyak manfaat bagi peningkatan kompetensi mereka.
“Ilmu bisnis dan event yang kita dapatkan di kampus itu merupakan ilmu yang cukup langka di Indonesia. Spesialisasi tersebut pastinya jadi nilai tambah di tengah persaingan yang terlihat ‘mumet’ ini,” papar Djodifa Rizki Arnaldy (Creative & Business Development).
Ucapan Djodifa bukan tanpa bukti, creative EO yang baru menginjak 1 tahun ini sudah menangani beberapa proyek menarik. Mulai dari gathering komunitas Mercedes C-Class Jakarta, hingga ditunjunk untuk menjalani product launching brand koper asal Amerika.
Senada dengan Djodifa, Sarikha (Design & Content) dan Risvan (Marketing & PR) beranggapan, “Project yang ada di tiap semester yang membuat kami belajar untuk sukses maupun gagal. Kesempatan ini sangat mahal, karena menurut kami sayang banget kalau baru mulai belajar saat bisnisnya sudah berjalan.”
Akhir kata, Rangkayan Djiwa Kreatif pun menyimpan harapan agar HIVE mampu membawa efek domino, yang dapat membuat siswa SMA maupun publik semakin sadar bahwa perlunya pendidikan formal untuk menguasai industri event. (*vio)
Sumber gambar:
Add comment