“Kemanapun kita pergi, ke kota metropolitan ataupun ke desa, kita selalu ingin membawa oleh-oleh,” demikian Rektor Universitas Prasetiya Mulya Prof. Djisman S. Simandjuntak berujar saat menyambut peserta Community Development 2022 pada Selasa (25/1) lalu. “Oleh-oleh apa yang akan kalian bawa ke Kuningan dan nanti saat kembali dari Kuningan?”
The Business Must Go On!
Tahun baru dibuka oleh periode kegiatan kampus yang segar, salah satunya Community Development di bawah dikoordinasi Pusat Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Prasetiya Mulya. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Prasmul kembali lagi, masih dengan wajah online dan semangat sosial yang masih sama tinggi untuk membimbing UMKM di Jawa Barat agar lebih berkembang.
“Tapi untuk rangkaian acara 2022 ini, kami terpaksa harus melakukan secara daring karena COVID-19 masih menghantui kita semua,” buka Dekan School of Business & Economics, Fathony Rahman, DBA., sebelum lanjut menitipkan mahasiswa partisipan secara simbolis kepada Bupati Kuningan, H. Acep Purnama.
Namun meskipun belum berkesempatan untuk terjun langsung ke lapangan, ia juga mengingatkan bahwa program Comdev sendiri merupakan wujud nyata slogan universitas, yaitu Collaborative Learning by Enterprising, dimana mahasiswa berkolaborasi bersama mitra UKM dalam bidang kewirausahaan.
“Bisa dikatakan ini the living laboratorium dari Prasmul,” simpul Pak Fathony. “Kiranya kita juga dapat membantu proses UMKM di daerah untuk masuk ke dunia digital. Kalau kita lihat tahun lalu, peningkatannya cukup signifikan–UKM jadi melek digital, karena yang kita turunkan adalah mahasiswa-mahasiswa yang hidupnya di dunia digital.”
Jastip Buah Tangan untuk Semua
Seperti yang diucapkan oleh Prof. Djisman pada sambutannya, jika program Comdev diibaratkan bertamasya, pastilah saat berangkat dan pulang, mahasiswa akan membawa sesuatu, sebab, orang Indonesia suka sekali dengan oleh-oleh ketika bepergian.
“Nah, oleh-oleh Anda (untuk mitra UKM) yang pertama dan utama adalah pengetahuan yang sudah dipupuk selama berada di Universitas Prasetiya Mulya.” Beliau juga berpesan untuk tidak meremehkan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa, sebab sekecil apapun, pengetahuan tersebut tetap akan memiliki dampak.
“Sentuhan kecil sering membuat suatu bisnis menjadi cemerlang–itulah yang akan Anda bawa ke Kuningan: pengetahuan, keahlian, dan sikap. Walau virtual, niscaya dari situ akan keluar suatu yang emergen, suatu sintesis yang lebih baik daripada apa yang kita miliki sekarang.”
UMKM: Kecil-Kecil Cabe Rawit
Percaya atau tidak, seperti yang dikatakan Prof. Djisman soal sentuhan kecil yang dapat menjadikan sesuatu cemerlang senada dengan apa yang dilakukan UMKM dalam kebangkitan perekonomian Indonesia.
“UMKM memang memiliki daya tahan yang luar biasa. Ketika COVID, mereka masih tetap tangguh. Nah, kalau kita amati, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi PDB sekitar 61%. Kontribusi UMKM juga meliputi kemampuan untuk menyerap sekitar 120 juta pekerja. Tetapi kalau lihat data, literasi UMKM atau optimalisasi untuk memanfaatkan teknologi digital masih bisa ditingkatkan lebih jauh,” jelas Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang juga menyaksikan upacara pelepasan Prasmulyan ke lapangan komunitas.
“Menurut survei, peningkatan populasi UMKM yang tangguh yang memanfaatkan teknologi digital dengan tuntas, itu ternyata akan menciptakan daya lompatan yang berlipat-lipat ganda. Ini peluang yang luar biasa sekali.” Atau dengan kata lain, UMKM akan menjadi tonggak yang kukuh menopang negara, apalagi bila dioptimalkan dengan ketangkasan generasi muda dalam menyelami dunia digital.
Tahun ini, tercatat ada 1064 mahasiswa, 117 mitra UMKM, dan 20 Sekolah Menengah Kejuruan yang bersinergi di dalam program Comdev. Selamat dan semangat dalam menunaikan tanggung jawab, pejuang Comdev 2022!
Add comment