Welcome Aboard, Prasmulyan 2017!
Senin, 7 Agustus 2017 merupakan hari pertama bagi Prasmulyan angkatan 2017 untuk mengikuti kegiatan orientasi khas Prasmul, yaitu Introductory Program (IP). Rasa bahagia tentu bukan hanya milik para mahasiswa semata, seluruh civitas academica Prasmul pun turut gembira menyambut kedatangan para mahasiswa terpilih dari seluruh Indonesia yang akan menjadi bagian dari keluarga Prasmul.
Sebelum www.ceritaprasmul.com mengulik keseruan IP tahun ini, kita mau ajak kalian untuk dengerin cerita Prasmulyan penerima Bakti Indonesia Scholarship, yang siap berikan prestasi gemilang bagi Prasmul dan Indonesia. Berikut 12 mahasiswa beruntung penerima beasiswa Bakti Indonesia:
- Abdul Karim Pomaya (MAN Model Sorong, Papua)
- Inrid Agelia Floriana Wera ( SMAK Syuradikara Ende, NTT)
- Andin Dhea Ardita (SMAN 1 Klaten, Jawa Tengah)
- Ni Putu Wilastita Muthia Sofi (SMAN Bali Mandara, Bali)
- Ni Komang Ayu Sarastini (SMAN Bali Mandara, Bali)
- Ari Oktarian (SMAN Bali MAndara, Bali)
- Gede Herry Arum Wijaya (SMAN Bali Mandara, Bali)
- Ni Nengah Ari Widiastuti ( SMAN Bali Mandara, Bali)
- I Kadek Agus Suardijaya (SMAN Bali Mandara, Bali)
- Kadek Agus Prabawa (SMAN Bali Mandara, Bali)
- Ni Putu Ratna Sukma Dewi (SMAN Bali Mandara, Bali)
- I Putu Sastra Gunawan (SMAN Bali Mandara, Bali)
Kedatangan 12 penerima beasiswa ini ke Kampus BSD tentunya disambut baik oleh keluarga besar Prasetiya Mulya.” You are in because you deserved to be here, selamat datang di rumah anda selama 4 tahun mendatang. Silahkan belajar dan bereksplorasi sebaik-baiknya,” sambut Dr. Rudy Handoko selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan School of Business & Economics.
Pak Rudy juga menyampaikan harapan Prasmul bagi para penerima beasiswa agar mampu tunjukan potensi maksimal seperti mahasiswa Prasmul lainnya. “ Kalian adalah mahasiswa terpilih yang kami percaya bisa mengikuti ritme pembelajaran di Prasetiya Mulya. Jadilah mahasiswa Prasmul yang terus memacu potensi agar lebih maksimal, serta luluslah tepat waktu,” tutupnya.
Ada upaya, kerja keras dan doa orang tua dibalik diterimanya mereka dalam program beasiswa ini. Dari tahap tes potensi akademik, tes psikologi, screening prestasi, menulis proposal hingga proses wawancara harus mereka lalui demi meraih ‘tiket’ menuju Prasmul. Ceritaprasmul berkesempatan mewawancara 5 dari 12 penerima beasiswa untuk mengulik perjalanan mereka hingga diterima di Prasmul. Ini dia ceritanya!
Proses Beasiswa: Dari ditentang orang tua, hingga stress menunggu pengumuman
Menurut Agus dan Ratna, siswa SMA Bali Mandara yang berhasil meraih beasiswa di jurusan S1 Business Mathematics, membuat proposal adalah tahap yang paling sulit karena merasa tak percaya diri dengan skill menulisnya. “ Pada saat menulis proposal rasanya perjuangan banget, karena tak terbiasa menulis proposal sebelumnya,” papar keduanya.
Lain lagi dengan Indri dan Andin yang sempat ditentang orang tua ketika ia memilih jurusan S1 event dalam program beasiswa ini. “Awalnya ditentang sama Bapak karena karena Bapak masih awam dengan jurusan S1 Event. Tapi aku tetap berkeyakinan untuk masuk jurusan ini. Aku melihat daerahku (red-Flores) punya potensi besar di bidang Event, sehingga sebisa mungkin aku jelasin peluang kerja dari jurusan ini sampai akhirnya direstui,” ceritanya Indri.
Andin bahkan harus mengumpulkan keluarga besarnya demi mendapat restu untuk berangkat ke Prasmul. ” Pas keterima, orang tua cukup khawatir karena bertahun-tahun akan jauh dari mereka dan kami ga punya keluarga di Tangerang. Sempat ada pertemuan keluarga besar untuk memutuskan ini, sampai akhirnya keluarga ngerti dan mendukung,” ungkapnya.
Kawan kita Karim dari Papua juga punya pengalaman unik. Meski restu orang tua sudah digenggam, ia melewati masa sulit ketika menunggu pengumuman tiba. “Sempat stress karena setelah 3 bulan, nama saya belum juga ada di daftar, kabar keterima atau tidaknya pun belum ada. Dari situ hanya bisa berserah diri dengan banyak doa dan minta doa orang tua. Alhamdulillah ternyata lolos dan S1 Business jadi rezeki saya,”paparnya dengan penuh antusias.
Semangat membangun daerah
Meski belum memulai perkuliahan, mereka sudah punya gambaran untuk memberikan sumbangsih bagi daerahnya. Karim yang bercita-cita menjadi seorang pebisnis pun punya angan mulia “Di Papua itu kami dikenal dengan daerah yang pembangunannya cukup tertinggal. Jadi mungkin saya ingin membangun infrastruktur bisnis di Papua sehingga kami tidak tertinggal dengan daerah lain.”
Jika Karim fokus membangun infrastruktur, maka Indri ingin sekali memajukan industri pariwisata di daerah asalnya. “Berhubung saya orang Flores, dan seperti yang kita tahu, Flores terkenal dengan keindahan daerah wisatanya seperti Labuan bajo dan Danau Kelimutu, jadi saya mau buat pariwisata di Flores lebih maju dengan event dan festival yang bagus.”
Sebagai perempuan asli Klaten, Andin tinggal di daerah penghasil mie soun. Ia kemudian ingin mengimplementasikan ilmu bisnis yang akan diperoleh untuk memajukan industri Mie Soun yang menjadi kekhasan kota itu. “Di daerahku itu penghasil mie soun, banyak pengusaha mi. Tapi, dari awal aku lahir hingga sekarang, tidak banyak yang berubah dari industri bisnis mi soun disana. Jadi, dengan ilmu yang aku punya, aku pengin membawa peningkatan yang signifikan bagi industri tersebut.”
Baik Ratna maupun Agus sepakat untuk berjuang menjadi Aktuaris handal, mengingat profesi ini masih langka dan sangat dibutuhkan di Indonesia.
Agus, Andien, Indri, Karim dan Ratna mewakili seluruh penerima beasiswa mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan Prasetiya Mulya. Bagi mereka, kesempatan seperti inilah yang sangat dibutuhkan untuk menghidupkan mimpi dan membuka kesempatan belajar yang sama bagi putra-putri berprestasi se-Indonesia. Nah, bagi teman-teman yang tertarik mengikuti ragam beasiswa Prasmul, silahkan daftarkan diri kalian dan simak informasi lebih lanjutnya disini: Beasiswa Prasetiya Mulya
Teks:*vio
Gambar: *okv dan *aks
Add comment