A journey of a thousand miles begins with a single step. Keempat mahasiswa S1 Prasetiya Mulya yang tergabung dalam Dolphin Team sudah membuktikan, bahwa langkah setapak itulah yang akhirnya membawa mereka berhasil menjadi delegasi Indonesia dalam berbagai kompetisi tingkat dunia.
Bicara mengenai daya juang, Michael Stefanus (S1 Business), Emilio Marcell Handoko (S1 Business), Sacarissa Salim (S1 Accounting) dan Stephanie Regina (S1 Branding) adalah sosok Prasmulyan angkatan 2013 yang punya semangat tinggi. Sadar bahwa kesuksesan tidak serta merta dapat diraih dengan mudahnya, keempat Prasmulyan ini selalu melahap peluang yang ada, untuk membawa mereka selangkah lebih maju dari sebelumnya.
Lahirnya dolphin team
Dolphin Team lahir ketika keempat mahasiswa ini menginjak semester 2. Pada awal terbentuk, tim ini hanya beranggotakan Michael, Marcell dan Stephanie. Merasa bahwa perlunya sokongan 1 anggota lagi dalam mengikuti business case competition, Sacarissa yang akrab disapa Sasa akhirnya bergabung “Kebetulan di tim ini belum ada anak Accounting-nya. Karena dilihat peran anak Accounting dalam business case akan impactful, akhirnya gue join.” Papar Sasa.
Mike, sapaan akrab Michael, juga bercerita tentang filosofi dibalik nama Dolphin yang mereka usung “Manusia hanya memakai 10% of their brain, dan dolphin adalah satu satunya mamalia yang mengguanakan lebih dari 20% kemampuan otak mereka. Simply because they’re smart. Kami berusaha memakai otak dan kemampuan secara maksimal dalam setiap lomba yang kami ikuti,” jelasnya.
Berawal dari mempermalukan diri
Mereka akui bahwa perjalanan Dolphin Team dimulai dari nol, dimana mereka belum banyak tahu seluk beluk kompetisi skala dunia. Berangkat dengan satu visi,misi dan semangat berapi, kompetisi pertama yang mereka ikuti adalah seleksi untuk menjadi delegasi Indonesia dalam Global Business Case Competition (GBCC) Ritsumeikan Asia Pacific University. Mike menjelaskan“ GBCC APU ini sebenarnya tahap pembelajaran kami. Meskipun belum berhasil menang dan berangkat ke luar negeri untuk jadi delegasi, tapi dari situlah pintu ke kompetisi selanjutnya lebih terbuka.”
Di awal perjalanannya, Dolphin Team melewati banyak sepak terjang, yang menurut mereka lumayan mempermalukan diri. Marcell bercerita “Pas awal — awal kita presentasi tuh gue sampai ngafal script, karena gue ngerasa inggris gue ga sejago yang lain. Pas tahap question & answer entah kenapa kebetulan bagian gue, nah disitulah timbul masalah dimana gue kurang ngerti apa yang ditanyain. Sampai ada partisipan dari negara lain yang cekikikan ngetawain,” Sasa dan Stephanie menambahkan “Pas itu ada discussion group, seluruh partisipan dari seluruh negara ngumpul jadi satu. Nah, pas itu kami lumayan bingung dan pasif banget, karena mereka way too smart.”
“Tapi dari pengalaman itulah, kami belajar untuk tidak mengulang kesalahan yang sama…”
Usaha berbuah hasil
Dengan kegagalan di GBCC APU, mereka kemudian mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi selanjutnya, yaitu CIMA Global Business Challenge Competition 2015. Bertekad untuk lolos menjadi delegasi, Dolphin team berlatih dengan para Faculty Member hingga Prasmulyan Senior berpengalaman “Kami banyak diskusi dengan dosen. Drilling berjalan selama 3 bulan dan puji tuhan kita masuk 5 besar di CIMA dan mendapat kesempatan berangkat ke Warsaw, Polandia,” ungkap Mike.
Ibarat domino effect, Kesuksesan Dolphin Team di CIMA mengantarkan mereka ke prestasi global selanjutnya. Di tahun 2016, Dolphin Team kembali meraih prestasi global, yaitu CFO Business Case Competition 2016 sebagai Top 6 Global Finalists & Representatif untuk Indonesia di Johannesburg, South Africa. Disusul dengan prestasi di HSBC Business Case Competition 2017 sebagai Juara I Tingkat Nasional sekaligus menjadi wakil dari Universitas Prasetiya Mulya dan Indonesia pada HSBC Business Case Competition tingkat global di Hongkong pada bulan Juni 2017.
Ditanya mengenai kiat sukses dalam kompetisi global, keempat Mahasiswa Prasmul ini menjawab dengan 7 langkah yang mereka yakini. Dimulai dari memilih tim terbaik, yaitu mereka dengan visi misi yang sama, yang mau melengkapi dan dapat dipercaya. Kedua, jemputlah peluang dengan mengecek website berbagi informasi kompetisi global seperti Studentcompetitions.com / studentdigest.com Ketiga, Latih kemampuan berbahasa inggris, karena tidak ada kompetisi global berbahasa Indonesia, maka mulailah kuasai skill inggrismu!. Keempat, Mengetahui apa yang terjadi secara global “Kalian harus tahu apa yang terjadi di luar negeri, mungkin bisa lewat portal berita seperti BBC News, Tech in Asia dan New York Times,”papar mereka. Kelima, belajar dengan mentor yang tepat. Keenam, miliki komitmen hingga selesai dan yang terakhir enjoy the process & extend your stay!.
Bagi mereka, capaian prestasi ini tidak terlepas dari dukungan penuh Prasetiya Mulya bagi Dolphin Team. Menurut mereka, peran Faculty Member (dosen) hingga Consultant dalam Executive Learning Institute Prasetiya Mulya sangat membantu hingga mereka sejauh ini. Dolphin sepakat bahwa membawa nama baik kampus dan negara di mata dunia adalah kebanggaan yang sangat bernilai. Mengingat tahun ini adalah tahun terakhir mereka di Prasetiya Mulya, mereka mengajak Prasmulyan lainnya untuk melanjutkan estafet prestasi mereka. Ada banyak kompetisi global yang dapat kalian ikuti:
Selain itu, Prasmulyan juga dapat mengasah kemampuan kompetisi bisnis secara global bersama Dolphin Team melalui salah satu Student Activity Club (SAC) teranyar yaitu Acuitas Business Consulting Club. Cek informasinya di instagram@acuitasconsulting . Di akhir kata, mereka mengatakan “It won’t be easy. Cause if it’s easy, everybody would do it. But it’s definitely worth it.” (*VIO)
Sumber foto: MCR & Acuitas Consulting Club
Add comment