Hadir untuk kesekian kalinya, FINference kembali diselenggarakan pada November 2021 untuk memberikan insight dan cerita menarik bagi para FINtroops mengenai tren terbaru seputar ekonomi, bisnis, dan teknologi.
Jangan Stop, Masih Banyak Peluang yang Belum Kamu Tahu!
Dengan mengambil topik survival guide di salah satu sesinya, FINference 2021 menyampaikan pesan bahwa, kekuatan besar dari seorang manusia adalah untuk terus belajar dan mengambil kesempatan. Seperti yang diungkapkan oleh Yanuar Kurniawan (VP Organization, Talent, and Culture Development, Lazada Indonesia), “Competition is not only about other people, tetapi kita juga harus mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan rasa puas, rasa nyaman, how to push ourselves to be a better person everyday.”
Bersamaan dengan dunia yang semakin didominasi oleh generasi Z dan milenial sebagai praktisi industri selanjutnya, Brilliant Liu (Founder, House of Leaders) membagikan pengalaman dan berbagai tips yang diharapkan berguna bagi para dewasa muda untuk membangun jiwa kepemimpinan. “Seorang leader yang efektif harus memiliki kualitas adaptability to calm the team. Kedua, have to be visionary, karena tanpa visi, tim tidak bisa bergerak kemana-mana. Dan ketiga adalah empathy, focusing on kindness and empathy.”
Sejalan dengan itu, CTO dan Co-founder Sayurbox, Rama Notowididgo juga turut memberikan pandangannya dalam menaklukan tantangan masa depan, “The only way is to try it. Kalau ditanya prediksi di waktu yang akan datang, the future is bright for sure. But the only way you can execute that future is if you keep on trying.”
Per 2020, 25,87% dari penduduk Indonesia adalah kaum millennial dan 27,94% generasi Z. Dengan kondisi ini, Kilala Tilaar (CEO, Martha Tilaar Group) pun setuju bahwa kedua rentang usia tersebut memiliki keunggulan dibandingkan generasi sebelumnya, terlebih dalam berkompetisi di jalur profesional. Mulai dari sumber, mentor, hingga kemampuan untuk beradaptasi, anak-anak muda memiliki potensi besar dalam membantu mendorong roda perekonomian negara. Tidak hanya itu, diharapkan dengan keberadaan mereka, akan semakin banyak lapangan pekerjaan terbuka untuk masyarakat Indonesia.
Keep on rocking, Gen Z!
Kilala Tilaar (CEO dari Martha Tilaar Group)
Embrace Technology
Apa yang terjadi saat sebuah bisnis mendapat sentuhan teknologi? Salah satunya adalah kemampuan personalisasi! Bagaimana dengan bantuan digitalisasi, perusahaan akan menyesuaikan produk, komunikasi, maupun elemen lainnya dalam bisnis sesuai dengan karakter yang lebih spesifik dari kelompok atau masing-masing konsumen. Hal ini tentu dapat menarik perhatian target pasar kita.
Inovasi dan ide-ide baru tetap dibutuhkan, apalagi dengan jumlah kompetitor yang terus bertambah. Terlebih lagi, masa pandemi yang mendorong automasi terus membludak. Dengan semua aktivitas dan kegiatan dilakukan secara digital, kemunculan teknologi semakin marak dan penggunaannya terus meningkat.
Membahas UMKM yang terkena dampak pandemi, FINference 2021 melalui salah satu seorang pengusaha lokal ternama, Ni Luh Djelantik menjelaskan bahwa teknologi yang canggih harus bisa dimanfaatkan. Walaupun dapat membuka jalan bagi konsumen baru untuk masuk, di sisi lain adanya teknologi memberikan celah bagi brand luar untuk mengontrol pasar di Indonesia.
Bagaimana kita bisa bersaing? “Brand harus men-define brand strategy dan value proposition secara tepat. Dari situ akan terlihat aktivasi digital marketing seperti apa, menggunakan sales channel apa, siapa target market, harus diketahui faktor-faktor itu. Semua itu dibedah dan dirinci sesuai dengan kebutuhan personalisasi konsumen,” jelas Hadi Kuncoro (CEO, PowerCommerce.Asia).
Tahun ini, FINference yang digagas oleh mahasiswa S1 Finance & Banking berlangsung pada 13 November 2021 hingga 27 November 2021 yang secara apik dibungkus dengan berbagai bentuk sesi, mulai dari pre-event, workshop, dan conference dengan mengusung tema “Into The Open Future”. Dilaksanakan secara online, ajang ini mendatangkan 36 pembicara hebat yang berasal dari beragam industri, diantaranya Patricia Susanto (CEO, The Jakarta Consulting Group), Keenan Pearce (Founder & Managing Director, STOIK Trisula Nusantara), Asih Karnengsih (Chairwoman, Asosiasi Blockchain Indonesia), Bambang Brodjonegoro (Komisaris Utama, PT. Telkom Indonesia), dan Antasari Putra (Kasubdit Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian).
Add comment