Pernahkah kamu berpikir, apa tujuan hidupmu sebenarnya? Kalau belum, tidak apa-apa, itu normal. Berarti kamu sedang dalam proses pengembangan diri atau personal development. Yuk, belajar soal personal development dari pengalaman Andrea Renina!
Personal Development in A Nutshell
If you don’t develop a solid sense of identity, you will always lose yourself when someone leaves.
Iya Ifawole Sangodosu Erinfunto Adeola
Kenapa sih, personal development sangat penting? Tidak hanya menentukan karier di masa depan, hal ini juga menjadi fondasi jati diri dan akan memengaruhi banyak keputusan di hidup kita, lho. Contohnya, ketika seseorang memiliki pegangan kuat akan identitas dan interest-nya, ia tidak akan mudah goyah atau terpengaruh sekitar, bahkan menjadi lebih percaya diri ketika dihadapkan dengan masalah, bukan?
Andrea Renina salah satu yang menemukan passion-nya sejak dini. Di usia 13 tahun, gadis asal Jakarta itu tahu ia suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan personal development, apalagi ketika menemukan kesempatan untuk membantu orang dalam menyentuh potensi dirinya.
“Aku pikir personal development harus digiatkan, apalagi kalau diperhatikan seiring berjalannya waktu, ibaratnya tuh kayak we’re levelling up in life dan di situ butuh banget personal development. It enables us to become better people amidst all of the challenges that we face everyday,” ujar Andrea, yang juga hobi bermusik dan membuat lagu di GarageBand.
Untuk mencapai keadaan ideal dari perjalanan dirinya, Andrea juga menyalurkan semangat dalam mengajar. Mahasiswi angkatan 2019 ini pun mengambil inisiatif untuk menggencarkan personal development pemuda-pemudi bangsa melalui berbagai cara.
Estafet Ilmu dan Skill
Ibarat bendungan, ilmu tidak bisa disimpan hanya untuk diri sendiri. Sama seperti analogi tersebut, Andrea berangkat, mengalirkan ilmunya kepada orang-orang di sekitar, melalui tutoring Business Mathematics di kampus, tutoring di acara eksternal seperti I Am Gifted milik Adam Khoo, bergabung dalam program inkubasi Supergirl Tech, atau bahkan membangun sebuah non-governmental organization (NGO) yang berfokus pada personal development.
Yang terakhir, diwujudnyatakan oleh Andrea dan kawan-kawannya dengan kelahiran Indonesia Youth Affairs.
“Our main goal is to enhance the quality of young individuals in Indonesia.“
Andrea menceritakan ambisi NGO yang diasuhnya sejak tahun lalu. Meskipun baru berusia satu tahun, Indonesia Youth Affairs telah
menyelenggarakan sejumlah acara pengembangan diri, seperti MUN Academy, Indonesia Youth MUN, Indonesia Youth Debate Competition, dan Indonesia Youth Workshop.
Namun, perjuangan Andrea tidak berhenti sampai di sana. Mahasiswi program studi Branding Prasmul ini mengakui bahwa ia belajar banyak hal baru dalam menjalankan proyek NGO tersebut.
As a founder and executive director of Indonesia Youth Affairs, I’m responsible for leading and managing the team as a whole and ensuring that each of our projects are well executed from hatching concepts to the execution of the event, and a year of leadership made me learn a lot from the people who are involved with this NGO itself.
Learning by Teaching
Bicara soal pengembangan diri, tentu saja kita bisa menemukan hambatan dalam proses mencari siapa diri kita.
“Merasa stuck maupun bingung dalam perjalanan personal development pasti ada di suatu waktu,” buka Andrea, sebelum membagikan pengalaman pribadinya saat mengeluarkan diri dari rasa jenuh.
Beberapa tahun lalu, ia belum mengenal kegiatan, seperti MUN (Model United Nations). Begitu terjun terlibat, Andrea sadar harus meningkatkan public speaking skill.
“Hambatan pengembangan diri itu kebanyakan di mindset sih. Kita sering berpikir negatif dan lompat ke worst case scenario, when in fact we actually have a lot of potential to do better,” Gadis yang juga menaruh perhatian mengenai hak perempuan ini tidak luput dari terpaan negative mindset dan membuatnga enggan keluar dari zona nyaman. Padahal, di luar zona nyaman itu adalah tempat untuk berkembang dan bertumbuh.
Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Add comment