Cerita Prasmul
Hubert Tatra: Sukses Jalankan Beasiswa Apple Developer Academy Sembari Berkuliah

Hubert Tatra: Sukses Jalankan Beasiswa Apple Developer Academy Sembari Berkuliah

Ketika sudah berkuliah satu tahun, kemudian menerima kesempatan untuk menjalankan program beasiswa prestisius selama 9 bulan, apakah kamu akan mengambilnya? Bagi Hubert Tatra, mahasiswa S1 Software Engineering di Universitas Prasetiya Mulya, jawabannya tentu saja ‘ya’!

Hubert, yang telah bergabung di Prasmul sejak tahun 2017, kini sedang mengikuti program full-scholarship dari Apple Developer Academy untuk mempelajari coding, programming, dan app-developing. Pertama di benua Asia, Apple Developer Academy merupakan akademi milik Apple yang memiliki cita-cita untuk menciptakan world-class developers demi meningkatkan industri ekonomi digital di Indonesia.

Dengan kelas yang sudah mulai sejak akhir Juni kemarin, program belajar Apple Developer Academy berlangsung setiap hari dari jam 09.00-13.00 WIB. Tidak bergegas untuk berleha-leha di kosan, Hubert harus langsung ke kampus untuk melanjutkan pembelajaran di Prasmul. Wow, bagaimana cara Prasmulyan ini juggling antara kampus dan program beasiswanya, ya? Kepada Ceritaprasmul, Hubert berbagi kisahnya!

Hampir Tidak Ikut Tes

Hubert mengenang kembali perjalanannya menjadi awardee beasiswa tersebut. Lucunya, akibat ketiduran, Alumnus SMA Dharma Yudha Pekanbaru ini hampir saja melewatkan kesempatan emasnya.

Gue sama empat teman lain dari Software Engineering Prasmul sama-sama daftar untuk ikut tes,” ceritanya. “Teman-teman gue dihubungi oleh pihak Apple, kemudian memberikan konfirmasi. Sedangkan gue ketiduran! Akhirnya gue inisiatif menelfon mereka dan untungnya berhasil dimasukkan untuk mengikuti tes gelombang kedua, asal nggak ketiduran lagi, hehe…

Hubert mendaftar tes beasiswa Apple Developer Academy bersama empat teman sekelasnya.

Saat terpilih, gue merasa bangga, senang, dan tertantang.

Mengumpulkan supporting documents berupa motivation letter dan recommendation letter merupakan salah satu syarat pertimbangan beasiswa ini. Hubert sendiri mengirimkan tiga recommendation letter, satu dari pihak School of Applied STEM Prasmul, satu dari pihak SMA, dan satu dari pihak Industri. Usai mengikuti tes dan melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan, it’s a waiting game. Bayangkan alangkah senangnya Hubert ketika dinyatakan ‘lolos’ oleh pihak Apple!

 

Dukungan Non-Stop dari Prasmul

Mungkin sempat terbesit di benak, 9 bulan kan waktu yang lama. Lantas, bagaimana dengan perkuliahan Hubert di Prasmul? Menurut Prasmulyan kelahiran tahun 1999 ini, ia terus didorong untuk mengejar beasiswa Apple Developer Academy oleh Bu Lina Jaya Diguna, Wakil Dekan I School of Applied STEM di Prasmul.

“Katanya, yang penting lolos aja dulu!” seru Hubert.

Setelah keinginannya tercapai, barulah pihak Prasmul menyesuaikan dengan jadwal Hubert agar ia tidak perlu mengambil cuti kuliah. “Gue sudah sempat ngomong sama FM dan Kaprodi, dan mereka sangat bersedia untuk membantu,” ujarnya. “Waktu sedang UAS pun, para FM mau menjadwalkan ujian siang biar gue bisa ikut kelas di Apple dulu.”

Hubert menerima dukungan penuh dari Prasmul untuk menjalankan program beasiswa sambil berkuliah.
Berasal dari Pekanbaru, Hubert merantau ke Tangerang Selatan untuk berkuliah.

Orang lain bilang, “Wah, lo gila ya? Emangnya kuat sambil kuliah?” Gue jawab aja, “Ya, harus kuat.

Ketika ditanya apakah ia sempat mempertimbangkan untuk mengambil cuti, Hubert menjawab dengan mantap, “Buat gue, cuti bukan pilihan.” Walaupun faktanya ia menerima dukungan penuh dari Prasmul, Hubert sudah memiliki plan B yang terdiri dari mengirim surat perhomohan pada Kaprodi dan mengusahakan sendiri penyesuaian jadwal.

“Selama hal yang diperjuangkan adalah ilmu, there will always be a way.

 

The Next Steve Jobs

Sejak SMA, Hubert sudah mengikuti berbagai perlombaan, salah satunya adalah Olimpiade Sains Nasional yang dilangsungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Setelah mendengar bahwa di Prasmul ada jurusan Software Engineering, ia pun berpikir untuk mengukuhkan ilmunya ke perguruan tinggi. Ditambah dengan beasiswa dari Apple, Hubert semakin bersyukur akan advantage yang ia miliki di dunia app developing.

Hubert merupakan mahasiswa yang aktif mengikuti perlombaan dan workshop.

“Baru dua minggu di Apple Developer Academy, gue udah disuruh bikin aplikasi,” jelasnya sambil menunjukkan aplikasi yang sedang ia kembangkan bernama “Know Your BMI”, platform untuk mengetahui berat badan ideal menggunakan sliders. Hubert mengaku bahwa ia belum menemukan kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran di Apple. Bukan berkat passion saja, tapi ia juga memiliki “bekal” yang lumayan selama satu tahun di Prasmul.

Hubert ketika sedang menjalankan program On The Job Training dari Prasmul.

Gue masih semester dua, tapi ilmu dari Prasmul udah berpengaruh banget,” akunya. “Misalnya kayak Basic Programming, Algorithm, dan yang paling membantu adalah Introduction to Engineering & Design yang bikin gue berpikir inovatif.”

Dengan memadukan ilmu teknis dari Apple Developer Academy dan Prasmul, apalagi perihal enterprising di bidang programming, Hubert berangan menjadi the next Bill Gates atau Steve Jobs. “Bisa jadi! Itu memang cita-cita gue.

 

“Jangan Takut Cari Beasiswa!”

Seringkali, mahasiswa “mundur” duluan sebelum mencari beasiswa karena takut tidak diterima atau tidak sempat menjalankannya. Kepada pernyataan itu, Hubert menyarankan, “Hajar aja! Kalau lolos, kan bisa meringankan beban orang tua.”

“Jangan takut cari beasiswa!”

Mental nggak boleh drop sebelum mencoba. Jangan takut. Perbanyak belajar dan berdoa.

Namun tak kalah penting, Prasmulyan yang hobi bermain piano ini juga menekankan untuk mengincar beasiswa yang diinginkan, bukan asal-asalan. Selain itu, penerima beasiswa harus sadar akan tanggung jawab yang dilimpahkan.

“Beasiswa itu komitmen. Lo dapat sesuatu, lo harus kasih sesuatu juga. Lo harus fulfill ekspektasi mereka,” Hubert mengingatkan sebelum membocorkan rahasianya dalam merangkup beasiswa dan perkuliahannya. “Gue bikin to-do-list. Semua tugas gue lihat, yang pengerjaanya makan waktu paling lama, gue kerjakan duluan.”

Dari 800-an orang yang mendaftar beasiswa Apple Developer Academy, yang diterima hanya 100. Kalau mereka nggak percaya dengan kemampuan yang gue punya, gue nggak akan keterima.

Menghindari overload juga merupakan hal krusial bagi penggemar Judika tersebut. “Setelah berkuliah sampai sore, gue istirahat dulu sebelum ngerjain tugas,” ujarnya. “Gue akan komit dengan jadwal yang udah gue buat, misalnya untuk mulai belajar jam 9 malam. Lalu maksimalkan diri sampai jam 11-12 malam. Jangan pernah bergadang karena itu akan bikin stamina turun!”

Thanks untuk sarannya, Hubert!

Nah, gimana? Apakah kamu jadi ikut terinspirasi untuk mencari program beasiswa? Jangan ragu untuk cek mailing list atau tanya dosen kalian, karena seperti kata Hubert, selama kamu mencari ilmu, pasti kamu akan selalu diberikan jalan. Good luck!

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »