Tangerang— Kepedulian Universitas Prasetiya Mulya dalam menjunjung tinggi nilai pluralisme dan menggaungkan jiwa nasionalisme di benak generasi muda, dituangkan melalui Indonesian Culture and Nationalism (ICN). Memasuki tahun ke-4, acara kepemudaan berksala nasional yang diselenggarakan oleh Student Board S1 Universitas Prasetiya Mulya ini kembali diselenggarakan pada Sabtu, 8 April 2017 dengan mengusung tema AKULTURASI ‘Aktualiasasi Tutur Generasi’.
Dengan memaksimalkan potensi keberagaman di Indonesia, ICN 2017 juga diisi dengan rangkaian kegiatan yang bervariasi, diantaranya bazar jajanan tradisional di ICN Food Exhibiton, diikuti dengan diskusi kebangsaan di ICN Conference dan diakhiri dengan talkshow inspiratif yaitu ICN Festival.
Langkah nyata kaum millenial melalui proyek sosial
Menarik untuk disimak, ICN 2017 berhasil mengumpulkan 34 pemuda/i terbaik dari Sabang sampai Merauke. Para delegasi yang terpilih ini datang dengan membawa proyek sosial yang mereka garap, dimana proyek tersebut lahir dari isu yang ada di daerahnya dan memiliki nilai solutif bagi kemajuan daerahnya, terlebih Indonesia. Dukungan Prasetiya Mulya diwujudkan dalam memberikan pendanaan dengan total Rp 50.000.000 kepada para delegasi dengan proyek sosial terbaik.
Dari ke-34 proyek sosial tersebut, 5 proyek sosial terbaik berhasil dimenangkan oleh:
- Kategori Pendidikan: “University Student Goes to Children” oleh Riki Muhamanda, delegasi Aceh.
- Kategori Kepemudaan: “ABOPINK” oleh Hera Wijaya, delegasi Jawa Barat.
- Kategori Lingkungan: “Pelatihan Pembuatan Kopi dan Teh dari Masisin bagi Masyarakat Kelurahan Petuk Bukit” oleh Paujiah, delegasi Kalimantan Tengah.
- Kategori Sosial Budaya: “Dokumentasi dan Interpretasi Nilai Kreasi Kesenian Tingklik Pengarasan” oleh Ni Putu Sri Pratiwi, delegasi Bali.
- Kategori Kewirausahaan: “Pemberdayaan Masyarakat Desa Pulau Lemukutan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang melalui Diversifikasi Pengolahan Gracillaria sp. sebagai Bahan Baku Produk Mie (Mierulla) dan Permen (Jerulla)” oleh Maya Safitri, delegasi Kalimantan Barat.
Dalam rangkaian ICN Conference, para delegasi juga dihadapkan dengan diskusi kebangsaan. Putra/i terbaik bangsa ini duduk bersama untuk mencari solusi atas isu yang gencar berkembang di Indonesia, layaknya isu lingkungan, kepemudaan, kewirausahaan, pendidikan, dan sosial budaya. Jiwa aspiratif para generasi muda ini sangat terlihat ketika masing-masing delegasi menyampaikan pendapat berdasarkan perspektif kedaerahannya.
Diskusi semakin menarik dengan kehadiran komunitas yang berkaitan dengan tema yang dibahas, seperti Sinergi Muda, Sahabat Pulau, Indonesia Berbicara, dan Indonesia Mengajar. Rumusan hasil diskusi kebangsaan dapat disimpulkan bahwa semua isu yang dibahas memiliki akar permasalahan yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: kebijakan pemerintah yang kurang efisien, minimnya kesadaran masyarakat, dan rendahnya kondisi ekonomi.
Aktualisasi Tutur Generasi
Prasetiya Mulya bukan hanya mewadahi para pemuda/i aspiratif untuk berdiskusi dan berkontribusi nyata lewat proyek sosial. Dalam puncak acara; ICN Festival, mereka juga diberikan sesi inspirasional melalui kehadiran para tokoh inspiratif yang mampu menggerakan semangat generasi muda untuk tetap berkarya.
Dalam sambutannya, Farel S. V. Sinaga, S.Psi., M.A selaku Manajer Kemahasiswaan Program Sarjana Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya menuturkan bahwa sebagai kampus nusantara, Prasetiya Mulya sangat mendukung penuh nilai pluralisme dan keselarasan antar bangsa. “Ditengah kemerosotan moral bangsa, terutama anak-anak muda, penting adanya wadah bagi anak muda untuk terfasilitasi dan terekspos terhadap nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme. ICN hadir sebagai respon Prasetiya Mulya untuk menjawab keresahan generasi muda dalam membuat aksi nyata bagi negeri ini,” tuturnya.
Ketua ICN 2017, Hansel Bunardi juga menjelaskan maksud dari tema yang diangkat “Melalui pembicara lintas generasi yang kami hadirkan, harapannya wawasan kebangsaan generasi Y dan Z yang mendominasi ruangan ini akan bertambah, tumbuh menjadi pribadi dan tutur yang sesuai dengan nilai bangsa ini,” ujarnya.
Dalam sesi pertama yang bertajuk “Satu Aksi untuk Perubahan”, ICN Festival menghadirkan 4 tokoh inspiratif, yakni Putra Nababan (Jurnalis Senior dan Co-founder idtalent.id), Brigjen. Pol. Rikwanto, S.H., M.Hum. (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri), Yenny Wahid (Direktur The Wahid Institute) dan Slamet Rahardjo (Aktor dan Sutradara Senior).
Sebagai pembuka sesi pertama, Putra Nababan memaparkan betapa pentingnya keberadaan generasi bertalenta bagi Indonesia “Dalam menyongsong bonus demografi, kalian akan memainkan peranan besar. Tantangannya, Indonesia akan kekurangan 56% SDM bertalenta. Akan ada gap antara permintaan industri dan kesiapan talents,” ia menambahkan “Saya banyak menemukan lulusan ‘karbitan’ yang dipaksakan untuk matang. Sebagai generasi penentu, kerja sesuai dengan passion adalah hal yang utama,” jelas Putra.
Setali tiga uang, Brigjen Pol. Rikwanto juga membuka pemahaman generasi millenial untuk menyalurkan semangat dan jiwa mudanya untuk pengembangan diri “Jangan mudah terhasut akan isu disintegrasi dan berubah menjadi generasi perusak. Kalian dididik untuk siap, maka jadilah generasi yang bernilai,” ungkapnya. Disisi lain, Slamet Rahardjo juga mengajak seluruh generasi muda untuk tak hanya terasah secara hard-skill “Adalah lebih penting bagi seorang anak untuk memiliki kreativitas dan imajinasi. Itulah yang menjadikan seseorang sebagai ‘orang’,” pungkasnya.
Melengkapi pemaparan ketiga pembicara di atas, Bu Yenni Wahid berhasil menambah semangat mahasiswa yang hadir dengan paparan yang begitu interaktif “Saya membuktikan bahwa gagal adalah bagian dari cerita hidup, yang terpenting adalah berani jadi diri sendiri, baik kepada sesama dan fokus gapai citamu,” tutupnya.
ICN Festival 2017 kemudian memasuki sesi keduanya, “Jiwa Muda Pilar Bangsa” dengan menghadirkan Taufik Udjo (Direktur Saung Angklung Mang Udjo), Ayu Gani (Model dan Pemenang Asia’s Next Top Model Season 3), dan Tompi (Musisi). Para tokoh inspiratif dalam sesi kedua kali ini mengemukakan bagaimana perjuangan hidup mereka yang penuh dengan dinamisme, hingga mereka bisa meraih kesuksesan seperti sekarang ini.
Taufiq Udjo misalnya, berhasil membawa pagelaran Saung Angklung Udjo meraih puncak kesuksesannya setelah sempat sepi pengunjung di awal kepemimpinannya. Disisi lain, Ayu Gani juga berbagi kisah ihwal perjalananya dari menjadi model, hingga sekarang bisa mendirikan ‘Gani Class’ untuk berbagi ilmu modelling kepada generasi muda se-Indonesia. Tompi pun tak kalah produktifnya, setelah sukses menjadi dokter bedah kecantikan dan penyanyi, ia sekarang sedang merintis usaha event organizer. Bagi mereka, dengan kemauan yang kuat dan usaha maksimal mencapai tujuan, semesta pun pasti akan mendukung. ICN Festival ditutup dengan suara merdu dari Tompi yang membawakan beberapa tembang hitsnya. Riuh gemuruh antusiasme mahasiswa sangat terpapar dari wajah mereka. (*VIO)
Add comment