Memiliki kesempatan hidup dan berkembang di era inovasi memang suatu kesempatan yang wajib dijalani secara maksimal. Salah satu contoh semangat berkreasi dan berkolaborasi untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dilakukan oleh Gede Herry Arum Wijaya, mahasiswa S1 Entrepreneurial Energy Engineering Prasetiya Mulya.
Generasi milenial asal Bali ini sadar betul bahwa Indonesia memiliki problematika dalam hal pemilahan sampah, ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk tertib memilah sampah. Negara dengan penduduk terbanyak no-4 di dunia ini, membutuhkan suatu inovasi yang memudahkan penduduknya untuk memilah sampah secara mudah dan cepat layaknya Smart Trash Can yang digagas Herry dan rekannya, Ni Putu Gita Naraswati.
Menariknya, Prototipe Smart Trash Can yang digagas oleh Herry dan kawannya ini berhasil terpampang di sejumlah pameran berskala nasional hingga global. Pada Juli tahun ini, Herry memboyong inovasinya ke Nagoya, Jepang untuk mengikuti ajang International Exhibition for Young Inventors 2017. Invensi putra-putri asal pulau Bali ini pada akhirnya berhasil meraih medali emas dalam kategori green technology di ajang tersebut. Mereka juga mengalungi predikat Special Award dari Macau.
Prestasi emas Herry lantas membawanya menjadi salah satu penerima Penghargaan Remaja Berprestasi Tingkat Internasional oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Indonesia Science Expo 2017.
Penasaran seperti apa Smart Trash Can beroperasi? Berikut pemaparan Herry untuk ceritaprasmul.com
Smart Trash Can merupakan tong sampah inovatif yang didesain khusus agar dapat menentukan jenis sampah yang akan dibuang. Prototipe Smart Trash Can ini tersusun atas 4 tong sampah dengan kategori organik, plastik, metal, dan kaca.
Di bagian depan tong sampah terdapat sensor yang terbuat dari plat logam alumunium yang akan membaca nilai kapasitansi dari setiap sampah yang akan dibuang. Pada tutup tong sampah terdapat motor servo yang akan membuka tutup tong sampah secara otomatis sesuai dengan jenis sampah yang akan dibuang. Semua perangkat input dan output sudah diprogram pada cip mikrokontroler Arduino ATmega328.
Mekanisme kerja yang sangat sederhana akan mempermudah masyarakat dalam memilah sampah. Sebelum membuang sampah, sampah harus ditempelkan terlebih dahulu ke salah satu sensor yang ada di depan tong sampah. Apabila sampah yang ditempelkan sesuai dengan kategorinya, makan tutup tong sampah akan terbuka secara otomatis.
Menariknya, jika seseorang ingin membuang sampah organik namun menempelkannya pada sensor di tong sampah metal, maka tutup tong sampah organik akan terbuka secara otomatis, karena sistem telah membaca bahwa sampah tersebut merupakan sampah organik.
Mekanisme kerja seperti itu secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk memilah sampah terlebih dahulu sebelum membuangnya ke tong sampah. Hal yang terdengar sepele tersebut akan membawa dampak besar jika ditanamkan dalam kehidupan masyarakat.
Pasalnya, sampah yang sudah terpilah akan lebih mudah untuk dimanfaatkan, seperti sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos, hingga sampah plastik yang bisa didaur ulang. Inovasi ini juga dapat menjadi media pembelajaran untuk anak-anak. Dengan adanya prototipe ini, inventor berharap penemuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah agar tertanam budaya pemilahan sampah di masyarakat.
Salut atas inovasi yang digagas Herry dan Gita. Semoga langkah mereka bisa menggerakan semangat Prasmulyan lainnya untuk terus berkarya bagi pemajuan bangsa yang lebih baik!.
Add comment