Saat ini, kebutuhan dunia akan sumber energi baru terus meningkat. Pemanfaatan energi terbarukan disertai penghematan energi akan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang mulai menipis, dan Indonesia memiliki beragam potensi energi terbarukan yang dapat dikembangkan, salah satunya dari pemanfaatan sampah. Prof.Kunio Yoshikawa, dalam seminarnya bersama Universitas Prasetiya Mulya yang bertajuk “ Japanese Waste — to — green Technologies” di Hotel Borobudur, 12 Agustus 2016, mengemukakan berbagai pemanfaatan sampah menjadi energi baru seperti pemanfaatan sampah menjadi pupuk, minyak dan listrik serta potensi bisnis di dalamnya. Seminar ini selain dihadiri oleh akademisi dan praktisi energi, juga dihadiri oleh Bpk Eddy Danu dari Indika Energy dan Adrian Lembong dari PT Adaro Tower.
Dalam seminarnya, Prof.Yoshikawa menjelaskan sejumlah sistem daur ulang sampah dengan penggunaan teknologi menjadi sumber energi baru, yaitu Waste-to-Coal Technology, Waste to Fertilizer Technology, Waste to oil Technology, Waste to Electricity Technology, Emulsion Fuel Technology dan ERCM Technology. Menurut Prof. Yoshikawa, Indonesia khususnya Jakarta memiliki potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan konversi energi dari sampah menjadi bahan bakar dan listrik, karena Jakarta memiliki limbah padat perkotaan hingga 25 ton/ hari.
Sumber-sumber yang tak lagi digunakan dan dapat dijadikan sumber energi di Jakarta diantaranya adalah sampah rumah sakit, sampah plastik, lumpur limbah, dan limbah padat perkotaan (municipal solid waste/msw). Penanganan limbah padat perkotaan (MSW) telah menjadi masalah di banyak negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain, permintaan akan sumber energi baru untuk menghasilkan meningkat. Berdasarkan data Kementerian ESDM, permintaan batu bara di dalam negeri selama Januari-Juni 2016 mencapai 25,52 juta ton. Angka ini naik 8% dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 23,58 juta ton. Sehingga, hal ini menjadi peluang bisnis untuk pengelolaan limbah padat perkotaan menjadi sumber energi bahan bakar baru. Prof. Yoshikawa mengemukakan, selain ramah lingkungan, teknologi waste-to-green dapat menjadi bisnis yang menguntungkan, karena penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan pendapatan (income) dari waste treatment danpenjualan produk, serta menurunkan labor cost, utility cost dan capital cost.
Tentang Prof. Kunio Yoshikawa
Prof. Yoshikawa adalah ahli di bidang teknologi konversi energi dari biomasa termasuk sampah menjadi bahan bakar padat hingga energi listrik. Prof. Yoshikawa sudah menulis lebih dari 200 jurnal ilmiah dan mendapatkan banyak penghargaan di tingkat internasional dan juga termasuk professor di Jepang yang banyak membimbing mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Selain itu, Prof. Yoshikawa juga seorang entrepreneur yang telah berhasil mengkomersialisasikan teknologi yang dikembangkan tidak hanya di Jepang tetapi juga sampai ke Indonesia. Salah satu contohnya adalah fasilitas pengolahan sampah di Summarecon Serpong. Ke depan, S1 Energy Engineering Universitas Prasetiya Mulya akan terus membangun kerja sama dengan Prof. Kunio Yoshikawa dalam pengembangan riset S1 Energy Engineering Universitas Prasetiya Mulya.
Add comment