Sebelumnya, kita mengenal Irfan Hasibuan sebagai salah satu grantee IISMA 2022 yang akan belajar di Barcelona, Spanyol. Sekarang, kita berkenalan dengan Irfan sang pengapresiasi seni, Chairman Business Economics Conference 2022, dan pemikir filsafat.
Lebih Dekat dengan Akar
Menjadi salah satu grantee IISMA 2022 tentu menjadi kebanggaan dan sebuah prestasi, tetapi untuk Irfan Hasibuan, bersekolah di Barcelona menjadi kesempatan untuknya untuk memelajari akar-akar permasalahan postmodern di dunia seperti globalisasi, perkembangan manusia dan bisnis, juga sustainability.
Mengaku suka dengan filsafat, pemuda bersuara unik ini bercerita tentang alasan memilih negara yang bahasa utamanya bukan Bahasa Inggris, sebagai tempat tinggal selama beberapa bulan ke depan.
“Mungkin faktor paling utama adalah bahasa, sih. Aku bisa Bahasa Spanyol sedikit dan kebetulan suka sama budayanya.” Begitu mengetahui bahwa Spanyol juga membuka peluang, alumnus SMA Unggul CT Foundation ini segera meraih kesempatan tersebut. Irfan juga makin puas ketika mengetahui bahwa mata kuliah yang ditawarkan oleh Pompeo Fabra University memiliki akar dasar filsafat yang kuat serta pembahasan yang luas.
Kesukaan pemuda ini juga sudah terlihat dari mata kuliah di Prasmul favoritnya: Evolution of Economics.
“Kita belajar soal sejarah, filsafat ekonomi, teori ekonomi dari pandangan Marxism, Classical, Capitalism. Jadi kita tahu dari sisi ekonomi kalau dikaji perspektif yang lain. Soalnya, seperti macro sama microeconomics itu kebanyakan dipelajari dari perspektif kapitalisme. Menarik aja belajar perspektif baru.”
Mata kuliah lain yang menurut Irfan menarik, ternyata merupakan ekstensi dari dasar yang dipelajarinya tersebut, seperti Development Economics dan Environmental Economics. “(Kami Prasmulyan) belajar soal masalah ekonomi masa kini, terutama di negara berkembang dan gimana cara ngatasinnya. Sementara environmental economics, kita belajar soal lingkungan dari aspek ekonomi dan juga belajar tentang circular economics.”
Woke and Bespoke
Salah satu topik yang menarik hati Irfan, tak lain dan tak bukan adalah isu-isu sosial. Entah itu soal kesetaraan gender, kesejahteraan ekonomi-sosial masyarakat, HAM, ataupun kesehatan mental, pemuda asal Medan ini mengaku memiliki passion dalam cakupan tersebut. Malah, bidang-bidang tersebut menjadi ‘bensin’ untuk berjibaku di S1 Business Economics.
“Sebenernya, dulu pas daftar, pilihan awalku Finance.” tutur Irfan ketika berkilas balik ke masa sebelum resmi menjadi Prasmulyan.
Yang bikin aku pilih Business Economics kemarin adalah karena aku tertarik sama social economy issues, gender equality, human rights, sama poverty.
Irfan Hasibuan
Di samping itu, ada juga kesukaan Irfan yang tersimpan dalam bidang ekonomi bisnis, yaitu mengutak-atik angka dan menganalisis sebuah fenomena. “Kebetulan di sini kita harus analisis masalah ekonomi dan memproses angka. Apalagi yang dibahas di tugas-tugas tuh biasanya adalah masalah yang emang I’m passionate about.”
Hal itu Irfan salurkan lewat mengikuti berbagai macam kompetisi, sebagai ganti jarangnya keberadaan organisasi kampus di CVnya. “Aku agak awkward apalagi kalau bener-bener ketemu orang baru dan ada kegugupan juga. Makanya lebih milih berkutat di data daripada interaksi ke banyak orang seperti di organisasi.”
Tendensi social anxiety ini menjadi salah satu hal yang membuat pemuda penyuka opera ini lebih aware dengan pentingnya menjaga kesehatan mental. Bahkan, ia memberikan pesan pada Prasmulyan dan siapapun yang butuh mendapatkan ini:
“Don’t be afraid to ask for help. Apalagi masalah mental health. Di Prasmul ada fasilitas untuk konseling. Masalah ataupun soal akademik yang memang gatau mau diceritakan ke siapa, jangan takut untuk minta tolong. Karena in my experience, they help a lot dan accommodating banget untuk tetap jaga kita biar produktif di kelas dan di kampus pada umumnya.”
Add comment