Terletak di Semenanjung Indocina, Kamboja merupakan negara dengan ibu kota Phnom Penh dan berpopulasi lebih dari 15 juta jiwa. Informasi ini mungkin berguna untuk memahami Kamboja secara umum. Namun untuk mengekspansi bisnis, perlu pengetahuan yang lebih mendetail mengenai pola hidup, kebudayaan setempat, serta kepribadian masyarakat sebagai konsumen.
Hal tersebut menjadi alasan produsen farmasi Dexa Medica untuk berperan sebagai case provider bagi mahasiswa MM Strategic Management Prasetiya Mulya, khususnya yang mengambil konsentrasi Global Business Management. Bertajuk HerbaKOF Project, studi kasus ini merupakan bagian dari mata kuliah International Marketing Management yang dipimpin oleh Bapak Fathony Rahman D.B.A., dan Bapak Krishnamurti Murniadi, Ph.D selaku Faculty Member. Terbang ke Phnom Penh pada 14-18 Oktober lalu, 8 mahasiswa Global Business Management bantu menyajikan opini bermanfaat kepada pihak Dexa Medica, yang telah memasarkan obat batuk herbal HerbaKOF di Kamboja sejak awal 2019 kemarin.
Perilaku Masyarakat Kamboja Terhadap Obat Herbal
Bersama kedua Faculty Member International Marketing Management Prasetiya Mulya, para peserta HerbaKOF Project mengumpulkan insight melalui pengambilan data. Mengunjungi kota Phnom Penh dan Kompong Cham, mahasiswa menjalankan wawancara dengan pihak-pihak terlibat seperti pemilik toko farmasi, dokter, dan agen iklan, serta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama pengguna dan non-pengguna. Karakteristik dua kota yang berbeda memungkinkan mahasiswa untuk melakukan perbandingan data.
“Di Kamboja, obat herbal masih relatif baru bagi masyarakat,” Pak Krishna menjelaskan. “Mengambil market share dari obat sintetis (kimia) menjadi tantangan sekaligus peluang untuk HerbaKOF.”
Selain menelaah perilaku konsumen terhadap obat herbal, mahasiswa juga mengamati hubungan antara toko farmasi, konsumen, dan dokter. Melainkan ke rumah sakit, sebagian besar masyarakat Kamboja lebih memilih untuk mengunjungi apotek ketika merasa tidak sehat. Semua temuan tersebut disimpulkan dan disajikan pada Manajemen Dexa Medica Kamboja.
“Dengan HerbaKOF sebagai brand, mahasiswa diharapkan mempelajari market entry dan mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah Global Business Management,” ungkap Pak Fathony. “Ternyata melalui deep interview, observasi, dan FGD, mahasiswa bisa mendapatkan insight, lalu mengetahui strategi apa yang harus disusun atau dipertajam.”
Menjawab Tantangan Bisnis Global
Memandang Dexa Medica sebagai klien, para peserta HerbaKOF Project harus memberikan strategi marketing yang dapat diaplikasikan secara nyata berdasarkan identifikasi segmen pasar serta perilaku konsumen. Maka dari itu, keterlibatan mahasiswa dalam pemasaran HerbaKOF Kamboja tidak sebatas empat hari saja, tapi disambung kembali ketika perkuliahan dilanjutkan di Jakarta. Strategi penjualan yang telah difinalisasi oleh mahasiswa akan menjadi tugas akhir mata kuliah International Marketing Management.
“Sebagai pribadi yang tidak punya latar belakang international marketing, proyek ini menarik sekali,” ungkap Bapak Ari Yuda Laksmana, salah satu mahasiswa program Global Business Management yang saat ini menjabat sebagai Human Resources Business Partner di Home Credit Indonesia. “Walaupun awalnya terkesan sederhana, namun setelah didalami lebih lanjut, kami tertantang untuk menemukan strategi yang tepat agar penjualan HerbaKOF bisa meningkat dan berkelanjutan.”
Memecahkan permasalahan bisnis global merupakan fokus Global Business Management, salah satu pengutamaan dari Program MM Strategic Management Prasetiya Mulya. Dengan mengekspos mahasiswa pada ekosistem global yang tidak pernah ditemui sebelumnya, HerbaKOF Project dapat memberikan nilai tambah bagi mahasiswa MM yang pada dasarnya sudah berbekal pengalaman kerja selama 5 tahun, bahkan menduduki posisi manajerial.
“Zaman sekarang, terutama ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN semakin terbuka, perputaran barang dan jasa di pasar domestik dan internasional semakin cepat,” tutur Pak Fathony. “Mengetahui kondisi ini,pendekatan pembelajaran manajemen harus mampu merespon kebutuhan perdagangan internasional, bukan hanya domestik. Dari awal membangun bisnis, model bisnis dan desain produk harus dirancang dengan mindset tersebut. Itu hal yang harus dipahami oleh para Manager saat ini dan juga tentunya para mahasiswa Global Business Management.”
Add comment