Sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen dalam mendukung tumbuhnya entrepreneur unggul, Universitas Prasetiya Mulya melalui Divisi Student Board mengadirkan kembali bazaar tematik not for profit, Pop Up Market 2017. Acara ini digelar untuk mengembangkan softskill mahasiswa Prasmul melalui sarana event.
Pop Up Market konsisten untuk selalu menghadirkan bazaar dengan tema fashion district ikonik seluruh dunia, sebut saja Santa Fe Meksiko, Shibuya Jepang dan Champ Elysees Perancis. Menginjak tahun ke-6, Pop Up Market 2017 membawa para penikmat bazaar dan brand lokal kedalam ambiens fashion distrik kenamaan di Belanda “Negen Straatjes” atau yang biasa dikenal dengan The Nine Street.
Diadakan di MVG Parking Area, LG Floor, Lotte Shopping Avenue, Pop Up Market Negen Straatjes” 2017 berhasil membawa 104 brand lokal yang terbagi dalam kategori fashion, food & beverage, accesories, beauty dan creative.
Pada 9 Maret 2017, Pop Up Market dibuka khusus untuk para tamu undangan yang terdiri dari Jajaran Manajemen Universitas Prasetiya Mulya, perwakilan Kedutaan Besar Belanda serta media partner. Selain diadakan press conference dan sesi tanya jawab, digelar seremonial pembukaan Pop Up Market yang diwakili oleh Prof. Agus W. Soehadi Ph.d selaku Dekan School of Business and Economics.
Pada kesempataan tersebut, Prof. Agus menyampaikan bahwa Pop Up Market bukan hanya sekedar bazaar tematik layaknya bazaar sejenis lainnya “Ada sesuatu yang ditawarkan event ini ke society. Bukan hanya sekedar shopping experience, tetapi terjadi ajang terbukanya conversation antar penikmat brand lokal, disini terwujud kolaborasi bisnis dengan kultur lokal.”
Profesionalitas Mahasiswa Prasmul
Bagi kalian yang baru pertama kali datang ke Pop Up Market, mungkin tidak akan menyangka kalau bazaar yang dikemas secara profesional ini digawangi oleh para mahasiswa/i Prasetiya Mulya. 103 mahasiswa yang lolos menjadi tim panitia Pop Up Market 2017 menggodok konsep hingga realisasinya dalam kurun waktu 5 bulan lamanya.
Khusus tahun ini, Tim Panitia Pop Up Market 2017 juga menghadirkan campaign tematik yang mengiringi acara ini yaitu #PopdeBricks . Ditanya mengenai makna campaign-nya, Diazca Adiza selaku Project Officer Pop Up Market menjawab “ Melalui campaign ini, kami ingin mengajak semua untuk keluar dari zona nyamannya, untuk berani mendobrak rintangan yang menghalangi dan memulai langkah nyata untuk mencapai kesuksesan.”
Mewadahi seni dan kreativitas
Pada 10 hingga 12 Maret 2017, Pop Up Market resmi dibuka untuk umum. Memasuki Pop Up Market, pengunjung disapa dengan alunan musik Belanda dan jajaran sepeda yang terparkir rapih menghiasi dekorasi bazaar tersebut.
Pengunjung diarahkan untuk bersafari dari satu tenant ke tenant lain, demi memanjakan mata dan memenuhi hasrat berbelanja. Dari ratusan tenant yang hadir, 10 diantaranya hadir project bisnis mahasiswa Prasmul, yaitu Karafuru, Worg, Enigma, Leise, Cherish and Joy, Fvme, Thecarvr, Darawomen, Fuko dan Frill.
Yang bisa kamu lakukan disana, pastinya lebih dari sekedar berbelanja. Totalitas Pop Up Market juga terlihat dalam mewadahi para pelaku dan penikmat industri seni dan kreatif. Hadir live mural dari @rayyan_prtm @rocketwildd, music performance dan talkshow yang dapat dinikmati secara gratis. Bazaar yang selalu menyedot perhatian anak muda ini juga dilengkapi spot — spot instagramable yang kental dengan nuansa Belanda, sebut saja Water Mill Roe.
Dilaksanakan dalam 4 hari, acara Pop Up Market 2017 berjalan dengan sangat sukses. Adit sebagai salah satu pengunjung Pop Up Market 2017 mengatakan “Konsep acaranya dari tahun ke tahun selalu bagus dan bikin penasaran pengin datang lagi di tahun berikutnya. Apalagi booth makanannya, banyak banget jenis makanan yang unik dan rasaya juga enak. Semoga acara tahun depan bisa lebih keren lagi!.” Berkat dukungan para pengunjung, Pop Up Market Negen Straatjes tahun ini berhasil menyedot hingga 71.711 pengunjung. Bravo, Prasmulyan! (*VIO)
Sumber foto:
PR Pop Up Market
https://www.instagram.com/popupmarketid/
Add comment