Cerita Prasmul
Marketing Attack Day 2015 Angkat Potensi Pariwisata Indonesia

Marketing Attack Day 2015 Angkat Potensi Pariwisata Indonesia

Dunia pariwisata Indonesia menyimpan banyak keindahan dan potensi bisnis yang dapat dikembangkan di dalamnya. Dalam rangka mendukung kemajuan Pariwisata Indonesia,   Marketing Attack Day (MAD) 2015 mengambil  tema “Limitless Indonesia” untuk menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia memiliki sangat banyak potensi pariwisata dan coba membahasnya lewat perspektif orang-orang yang telah berpengalaman dalam mengeksplorasi Indonesia.

Ajang eksibisi MAD yang diselenggarakan di Mall Kuningan City pada 24-25 Januari 2015 ini menampilkan hasil penelitian mahasiswa S1 Marketing Prasetiya Mulya tentang objek pariwisata di Indonesia.

Marketing Attack Day 2015

 
Lewat visualisasi yang kreatif di setiap booth, panitia mengajak para pengunjung berpetualang mengelilingi icon-icon Indonesia.

Talkshow

“Bagaimana cara mempromosikan Indonesia?,” tanya Keenan Pearce,  Founder Euphoria Project  kepada para peserta Talkshow.

Keenan menyebut salah satu cara mempromosikan Indonesia adalah menjalankan gagasan-gagasan kreatif dengan cara yang tidak biasa, khususnya melalui social media. Sepaham dengan Keenan, Ernanda Putra sebagai selebritis instagram memandang bahwa upaya yang terbaik adalah terus-menerus mengekspos sisi cantik Indonesia menggunakan potensi digital yang kita punya.

Sapta Nirwandar

Pandangan 2 tokoh kreatif dari kalangan anak muda ini menambah kaya gagasan tentang pariwisata Indonesia yang juga disuarakan oleh Sapta Nirwandar, Komunitas Mahitala, Unilever, dan Wanadri dalam sesi talk show dan workshop tematik bagi para pecinta jalan-jalan dan dunia usaha.  Dalam Workshop, mereka secara langsung membimbing para peserta workshop dalam menyelesaikan sebuah kasus pemasaran pariwisata.

Dalam proposal MAD, Alrino mengatakan tengah menjamurnya tren traveling di kalangan anak muda, terdapat dua tantangan bagi Pariwisata Indonesia. Tantangan bagi pelaku industri pariwisata adalah memberikan edukasi mengenai traveling attitude kepada para traveler untuk menjadi pedoman hidup traveler. Tantangan berikutnya adalah soal data.  Data pariwisata Indonesia tentu dibutuhkan salahsatunya untuk menggaet investor di bidang pariwisata.


Pameran

Tantangan ini coba diambil oleh mahasiswa S1 Marketing Prasetiya Mulya lewat project matakuliah Consumer Behaviour, Marketing Research, dan Integrated Marketing Communication. Mereka menampilkan banyak hasil riset seperti ekspektasi khalayak tentang pariwisata Indonesia, alasan mengunjungi sebuah destinasi pariwisata, jenis-jenis atraksi yang  diminati.

Traveler Expectation

Contohnya, kelompok mahasiswa yang mengangkat pariwisata Jawa Timur mengangkat temuan menarik bahwa 88 persen pengunjung ke Jawa Timur hanya ingin melihat keindahan alam, 9 persen mencari aktivitas yang memacu adrenalin, 2 % mencari wisata sejarah.

Riset

Menurut Dr.Rudy Handoko selaku  Director of Undergraduate Program Prasetiya Mulya School of Business and Economics, dari mata kuliah Consumer Behavior, mahasiswa meneliti perilaku pengunjung di industri pariwisata. Lalu lewat Integrated Marketing Communication, mahasiswa ditugaskan mencari objek wisata yang memiliki potensi besar namun kurang terangkat, untuk kemudian dikomunikasikan ke target pasarnya.  Untuk mata kuliah Marketing Research, mahasiswa mencari tahu mengapa orang mau kembali lagi ke satu tempat wisata.

“Berdasarkan riset, ternyata kebersihan adalah faktor utama. Jadi kalau infrastrukturnya bagus tapi area wisata dan toiletnya jorok, orang tidak mau kembali,” ujar Rudy yang juga menjadi pengajar mata kuliah Marketing Research & Integrated Marketing Communication.

IMG_20150125_202346

Alrino berharap kegiatan yang ditutup oleh penampilan dari Payung Teduh ini bisa turut mempromosikan pariwisata Indonesia  termasuk Program Visit Indonesia Year 2015.

“Kami ingin hasil penelitian yang ditampilkan dengan menarik di MAD ini dapat meningkatkan sense of belonging mereka terhadap obyek wisata di Indonesia dan memfasilitasi para pengusaha berupa data-data mengenai lokasi-lokasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi bisnis, “ tutup Alrino.

Add comment

Translate »