Welcome to Industry 4.0, where time changes even faster. – David Herlambang, CEO EMURGO Indonesia
Ketika internet dikenalkan pada publik sekitar 30 tahun yang lalu, tidak ada yang menyangka bahwa sistem tersebut akan mendunia dan bahkan take-over seluruh kehidupan manusia modern. Kini, di tahun 2018, masyarakat mau tak mau menyambut era 4.0, di mana segalanya lebih terkoneksi. Kedatangan Revolusi Industri 4.0 ini mendorong pebisnis, wirausahawan, pelajar, dan juga guru untuk beradaptasi, terutama dengan produk-produk digital.
Cryptocurrency menjadi salah satu produk digital yang perlu diakrabkan pada generasi penerus bangsa. S1 Software Engineering Prasmul, misalnya, mendalami seluk-beluk cryptocurrency pada kegiatan seminar Cardano Meetup: Understanding Blockchain and Cryptocurrency, pada hari Senin (24/9) lalu, di Universitas Prasetiya Mulya. Perihal topik disampaikan oleh beberapa pembicara andal yakni Shunsuke Murasaki dari EMURGO Jepang, Sesaria Kikitamara selaku Faculty Member Software Engineering Prasmul, serta Nico Fernando yang merupakan Faculty Member MM Prasmul.
Mata Uang Tak Berwujud
Sebenarnya, apa itu cryptocurrency? Lebih penting lagi, apa perbedaannya dengan blockchain? Bu Sesaria menjelaskan, “Blockchain merupakan teknologi di balik cryptocurrency. Sedangkan cryptocurrency merupakan digital asset yang tidak memiliki bentuk fisik. Namun layaknya uang tradisional, cryptocurrency dapat digunakan untuk bertransaksi secara digital.
Bentuk cryptocurrency yang sekarang paling dikenal khayalak ramai adalah bitcoin. Dikembangkan sejak tahun 2009, uang elektronik ini menggunakan sistem koneksi peer-to-peer untuk bertransaksi. Ketika diluncurkan pertama kali, nilai 1 bitcoin hanya berkisar Rp30-40 perak. Hari ini, nilai tukar 1 bitcoin telah mencapai lebih dari Rp90 juta. Wow!
Teknologi Sebagai Solusi
Indonesia masih meremehkan ekonomi digital karena faktanya, banyak sektor yang meng-exclude sistem ini. We would love for Prasmul to move ahead. – Prof. Dr. Djisman Simandjuntak, Rektor Universitas Prasetiya Mulya
Cryptocurrency bukan sekadar sistem digital yang unik dan relatif baru, namun merupakan salah satu solusi terhadap kelemahan sistem pembayaran tradisional. Diatur oleh Bank Sentral dan pemerintah, uang tradisional lebih mudah dimanipulasi dan dikorupsi. Selain itu, cryptocurrency menghubungkan langsung antara satu user dengan user lainnya, sehingga menghilangkan biaya administrasi yang diregulasi serta dikontrol pemerintah.
“Cryptocurrency lahir sepenuhnya dari Internet. Artinya, semua orang dapat menggunakannya,” ujar Bu Sesaria.
Tidak dapat dipungkiri, teknologi ini merupakan masa depan masyarakat modern. David Herlambang, CEO EMURGO Indonesia, mengungkapkan rencananya dalam mengimplementasikan blockchain dan cryptocurrency dalam dunia bisnis.
“Indonesia merupakan negara ke-7 yang optimis akan penggunaan teknologi sebagai solusi,” tekan Pak David. “Kami percaya pada mahasiswa S1 Software Engineering Prasmul untuk mengaplikasikan dan menyebarluaskan teknologi ini di Indonesia. It’s the time for blockchain.” (*SDD)
Add comment